Radio Vox Populi [Ambon], 04-Mar-2006
309 Rumah di Maluku Hancur Dihantam Badai Tropis
Azis Tunny- Ambon
Badai tropis yang menghantam perairan Maluku sejak Rabu (2/3), disusul gelombang
pasang air laut dengan ketinggian antara 2,5 meter hingga 4 meter dan kecepatan
angin 20 sampai 25 knot, menghancurkan 309 unit rumah warga di berbagai daerah di
wilayah Kepulauan Maluku.
Data Dinas Pekerjaan Umun Provinsi Maluku, khusus Sub Dinas Pengembangan
Pemukiman dan Tata Bangunan (P2TB), terdapat 309 yang tersebar pada lima
kabupaten mengalami rusak total, rusak berat, dan rusak sedang. Sementara 104
rumah yang rusak total (ambruk dibawa air laut) dan rusak sedang di Kelurahan
Pandan Kasturi Kecamatan Sirimau Ambon harus direlokasi. Akibat itu pula, di
Kabupaten Buru satu buah dermaga kapal laut rusak berat, dua buah gereja dan
gedung pemerintah tergenang air laut setinggi 1,2 meter.
Data Sub Dinas Pengembangan Sumber Daya Air (PSDA) dilaporkan, talud
pengamanan pantai sepanjang 5.925 meter rusak juga di lima kabupaten. Sementara
itu, terdapat 17 lokasi talud pengamanan badan jalan dengan panjang lebih dari 1.000
meter rusak dan ambruk akibat hantaman gelombang pasang yang datang akibat
imbas badai tropis.
"Akibat talud pengamanan badan jalan rusak, beberapa ruas jalan raya ikut
terbongkar," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Maluku Anthonius Silaholo.
Selain dampak yang ditimbulkan akibat badai tropis itu, turunnya hujan deras
beberapa waktu lalu diperlukan pembangunan pengendalian banjir di beberapa jalur
sungai, guna menyelamatkan beberapa areal pemukiman penduduk maupun sejumlah
jembatan yang sudah dibangun pemerintah.
Misalnya di Kabupaten Maluku Tengah, pembangunan pengendalian banjir Wai Isal
sepanjang 400 meter, Wai Mual 400 meter, Wai Noa 400 meter, Wai Musi 400 meter,
dan Wai Lata 300 meter tanggul penahan air sungai.
Sementara untuk Wai Matakabo di Kabupaten Seram Bagian Timur dibutuhkan
pembangunan tanggul sepanjang 400 meter dan Wai Apu di Kabupaten Buru 300
meter.
Disamping itu juga dibutuhkan pembangunan free intake di Bendungan Samal satu
buah dan free intake di Kobi satu buah di Kecamatan Seram Utara Kabupaten Maluku
Tengah yang rusak berat. Perkiraan anggaran untuk penyelesaian bencana alam
untuk Bidang PSDA diperkirakan sebesar Rp.35.456.259.000.
Disamping kerusakan fisik yang disebabkan badai tropis, untuk Kota Ambon lebih
dari 2.000 jiwa harus mengungsi. Pengungsian besar-besaran ini terjadi akibat rumah
mereka rusak dan hanyut diterjang dan diseret gelombang pasang yang melanda
pesisir pantai Teluk Ambon.
Sekretaris Kota Ambon, dr. Ny. H.J.I. Huliselan, menjelaskan, tercatat 219 rumah
warga Ambon yang rusak dan 576 kepala keluarga dengan jumlah 2.350 jiwa harus
mengungsi karena rumah tempat kediaman mereka rusak dihantam gelombang
pasang. Lokasi bencana alam ini terjadi di tiga kecamatan dalam Kota Ambon.
"Warga yang menjadi korban badai tropis ini mengungsi ke rumah-rumah penduduk,
temoat ibadah, bangunan sekolah, serta tenda-tenda darurat yang dibangun
masyarakat dan TNI," kata Huliselan kepada Radio Vox Populi di Kantor Walikota
Ambon, Sabtu (4/3).
Dikatakannya, sebagian besar pengungsi itu terdiri atas perempuan, anak-anak dan
lanjut usia. "Menurut BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika), gelombang pasang
tersebut akan terjadi sampai hari ini (4 Maret 2006)," ungkapnya.
Selain itu, Huliselan menambahkan, guna menangani korban gelombang pasang di
Ambon yang mengungsi di beberapa lokasi, Pemerintah Provinsi Maluku dan
Pemerintah Kota Ambon, bersama Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) telah
menyalurkan bantuan di lokasi pengungsian.
"Bantuan yang disalurkan merukan bantuan emergensi. Artinya bantuan yang dapat
memenuhi kebutuhan utama dari para pengungsi selama tiga sampai empat hari ke
depan," jelasnya.
Ditambahkan, pemerintah kini memfokuskan pelayanan kepada para pengungsi,
terutama terkait kebutuhan utama mereka. Selain kebutuhan pangan, juga disediakan
posko kesehatan di seluruh lokasi yang terkena musibah alam tersebut.
Di tempat terpisah, Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu, menyatakan, hingga saat
ini besar kerugian akibat bencana ini belum dapat diprediksi karena data yang
diterima masih bersifat sementera. Namun, dirinya mengakui, dampak dari badai
tropis tersebut menghancurkan sejumlah sarana fisik milik pemerintah maupun
ratusan rumah warga di sejumlah daerah di Maluku.
Sementara itu, setelah melalui perairan Maluku, badai tropis terus bergerak menuju
utara Maluku. Diperkirakan bibit badai ini akan melalui Papua, Halmahera Utara
(Provinsi Maluku Utara), dan Filipina, pada hari ini (Jumat 4/3).
"Ramalan cuaca yang terdeteksi alat kami, pergerakan bibit badai ini menuju utara
Kepulauan Maluku," kata Kepala Badan BMG Ambon Herman Rahallus.
Dikatakannya, meskipun angin kencang yang mengakibatkan tingginya gelombang air
laut sudah bergerak meninggalkan wilayah Maluku, namun masyarakat Maluku
diminta untuk tetap waspada.
Dirinya menjelaskan, badai tropis yang semula diperkirakan oleh BMG datang dari
perairan Laut Banda, ternyata datang dari Samudera Hindia. Parahnya lagi, badai ini
ketemu badai Tipon yang datang dari arah Australia. Akibat dari pertemuan dua bibit
badai ini menimbulkan efek yang sangat besar.(vp)
Copyright © 2005 RadioVoxPopuli.com. All right reserved.
|