Radio Vox Populi [Ambon], 07-Mar-2006
Ambon Kembali Kondusif Pasca Bentrok TNI-Polri
Azis Tunny - Ambon
Situasi Ambon pasca pertikaian oknum TNI dan Polri yang menewaskan dua orang
dikedua belah pihak pada Selasa (7/3) berangsur kondusif. Warga yang tadinya takut
keluar rumah, sejak Senin malam sudah mulai berani berada di lokasi-lokasi yang
tadinya dinilai rawan. Pada malam hari, iring-iringan kendaraan patroli gabungan TNI
dan Polri tampak mengelilingi kota.
Meski keadaan yang bisa terkendali, namun penegakan hukum terhadap pelaku
kekerasan maupun pembunuhan yang melibatkan anggota TNI dan Polri akan tetap
dihukum. Oknum-oknum yang terbukti terlibat dalam pertikaian tersebut akan ditindak
tegas.
Kepala Kepolisian Daerah Maluku Brigjen Polisi Adityawarman saat ditemui di
Ambon, Selasa (7/3) menandaskan, pihaknya maupun institusi TNI telah melakukan
langkah-langkah untuk mengeleminir ke dalam internal masing-masing institusi
sehingga masalah tidak melebar. "Peristiwa ini akan tetap di usut dan ditangani
secara transparan," katanya.
Adityawarman menyayangkan terjadinya insiden bentrokan tersebut di saat
masyarakat Maluku sudah semakin kuat ketahanannya terhadap upaya-upaya
provokasi. "Oknum-oknum yang terlibat akan kami tindak tegas, jadi akan
diselesaikan hingga tuntas," janjinya.
Disamping itu, didinya menilai peristiwa kekerasan seperti yang turut mempengaruhi
kondisi Kota Ambon biasanya terjadi menjelang 25 April yang merupakan HUT
Republik Maluku Selatan (RMS). "Kalau bukan masyarakat yang berselisih, pasti ada
keselahpahaman pada aparat. Hal-hal ini biasanya terjadi jelang 25 April," ujarnya.
Dari catatan peristiwa beberapa tahun terakhir ini, Adityawarman menilai
kemungkinan ada pihak-pihak yang memanfaatkan situasi seperti ini, dan berupaya
mengkondisikan Maluku khususnya Ambon untuk tetap konflik. "Siapa saja yang
melakukan ini masih dicari," tandasnya.
Panglima Kodam XVI/Patiimura Mayjen TNI Syarifudin Summah yang sebentar lagi
diganti juga berpendapat sama. "Tahun-tahun lalu juga seperti ini. Mendekati bulan
April, kondisi semakin meningkat (terganggu, red). Kita harapkan anggota (aparat
TNI-Polri, red) tidak terprovokasi. Ini mungkin provokasi agar Ambon tidak aman. Jadi
menurut saya, apakah ini provokasi menyusup ke TNI-Polri," sebutnya.
Seorang sumber perwira di Markas Kodam XVI/Pattimura menyebutkan, untuk
meredam aksi balas-membalas antara anggota TNI-Polri, kedua belah pihak
menetapkan peraturan konsinyir atau pembatasan keluar kantor maupun markas dari
masing- masing institusi, baik siang maupun malam hari.
Disebutkan, yang boleh keluar markas TNI-Polri hanyalah anggota Provost, Propam,
POM TNI dari ketiga angkatan. Kalaupun diluar itu, hanya berlaku bagi anggota yang
ditunjuk komandannya untuk suatu tugas maupun petugas patroli. "Kebijakan ini
diterapkan selain ada patroli gabungan yang digelar TNI-Polri secara bersama-sama,"
kata sumber itu.
Pada kasus ini, baru satu anggota Brimob Baraka Imanuel Mahise ditahan Markas
Polda Maluku untuk diusut. Imanuel yang melakukan pemukulan terhadap seorang
anggota TNI pada Jumat (3/3) pagi di depan Tugu Ksatrian Pola Maluku, Tantui,
diduga sebagai pemicu terjadinya saling balas-membalas antara kedua oknum
institusi bersenjata tersebut.
Sementara itu, Usukup Diosis Amboina PC Mandagi menilai, bentrok antara TNI dan
Polri beberapa hari lalu di Ambon adalah bentuk ketidakdisiplinnya para anggota
tersebut. "Ini menunjukan mereka tidak disiplin. Seharusnya aparat TNI dan Polri
memberi rasa aman kepada masyarakat, bukan malah sebaliknya membawa
masalah," ujar Mandagi.(vp)
Copyright © 2005 RadioVoxPopuli.com. All right reserved.
|