Radio Vox Populi [Ambon], 13-Mar-2006
Aktifis Mahasiswa Pertanyakan Pengusutan Kasus Saiful
Azis Tunny - Ambon
Mengikuti perkembangan pengusutan kasus penembakan terhadap Saiful Wakano
(21), mahasiswa semester 4 Fakultas Teknik Universitas Pattimura yang sampai saat
ini belum ada titik terang soal pelakunya, membuat aktifis mahasiswa Front
Demokrasi (Frodem) angkat bicara.
Salah satu organisasi yang menghimpun aktifis mahasiswa di Universitas Pattimura
ini mendesak agar pengusutan yang dilakukan Tim Mabes Polri maupun TNI harus
profersional karena yang diamati cenderung tidak transparan terhadap perkembangan
penyelidikan kasus penembakan tersebut.
"Sangat disayangkan jika kasus ini tidak diselesaikan karena ada indikasi
oknum-oknum pelakunya sepertinya dilindungi," kata Koordinator Frodem Ilham
Sipahutar kepada Radio Vox Populi di Ambon, Sabtu (11/3).
Dirinya meminta agar Kapolda Maluku Brigjen Pol Adityawarman bersama Kapolres
Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease AKBP Leonidas Braksan untuk memenuhi
janjinya, yang akan segera mengungkap motif atau konspirasi dibalik penembakan
Saiful, serta menghukum pelakunya jika memang pelakunya adalah oknum aparat
keamanan.
Ilham yang juga mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Pattimura ini mendesak agar
Kapolda Maluku dan Propam Polda Maluku mengumumkan secara transparan
nama-nama anggota polisi yang bertugas dan ikut dalam mobil patroli pada malam
kejadian.
"Kami sangat mengharapkan ada itikad baik dari aparat kepolisian maupun TNI dalam
penyelesaian kasus ini. Karena korban sebagai masyarakat sipil tertembak akibat
dari pertikaian oknum-oknum di kedua institusi ini," ujarnya.
Ditempat terpisah, Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ambon Husein
Marasabessy mengecam tindakan aparat keamanan yang melepas tembakan ke arah
kerumunan warga, imbas dari pertikaian oknum aparat TNI dan Polri beberapa waktu
lalu di Ambon.
Dikatakannya, konflik antara kedua institusi itu telah mengorbankan rakyat sipil yang
tidak tahu-menahu persoalan. "Kasus ini harus diungkap secara transparan karena
sudah ada korban di pihak masyarakat. Jangan ditutup-tutupi seakan-akan institusi
melindungi anggotanya yang bersalah. Dan perlu diingat bahwa korban (Saiful, red)
adalah kader HMI sehingga kami memiliki tanggungjawab moril untuk mendesak agar
kasus ini dituntaskan," tandasnya.
Pasca tertembaknya Saiful pada Sabtu malam malam (4/3), sekitar pukul 22.00 Wit
itu, memancing kemarahan warga Batumerah dengan membarikade jalan Jenderal
Sudirman, tepatnya di sekitar lokasi tertembaknya korban. Saat membuka barikade
warga yang terpasang sekitar enam jam itu, Kapolda maupun Kapolres menyanggupi
permintaan warga untuk menangkap pelaku penembakan dalam dua hari sebagai
syarat barikade dibuka. Saat itu, kesanggupan Kapolda dan Kapolres disaksikan oleh
sejumlah masyarakat dan keluarga Saiful.
Sebagaimana diketahui, Saiful tertembak dalam perjalanan pulang menuju Asrama
Militer Angkatan Darat Batumerah, tempat tinggalnya, seusai mengerjakan tugas
kuliah bersama teman-temannya. Saiful tertembak pada bagian paha kiri atas (pantat)
tembus ke bagian perut. Akibat luka tembak tersebut, kantung kemihnya pecah.
Sampai saat ini Saiful masih dirawat intensif di Rumah Sakit Al-Muqadam Ambon.
Kepala Bidang Humas Polda Maluku AKBP Didik Widjanarko sebelumnya
menyatakan, tim investigasi terpadu gabungan dari Mabes Polri dan Puspom
TNI-Angkatan Darat sudah memeriksa sejumlah saksi mulai dari anggota polisi yang
melakukan patroli pada malam kejadian, hingga beberapa teman Saiful yang berada
di TKP saat penembakan terjadi. Hanya saja, Didik pastikan hingga kini belum dapat
mempublikasikan hasil pemeriksaan lantaran pihaknya masih mendalami kasus
tersebut.
Dalam kasus bentrok oknum TNI dan Polri di Ambon ini baru satu orang tersangka
yang ditahan karena dianggap sebagai pelaku pemicu pertikaian antara TNI dan Polri
pada akhir pekan lalu yakni Bhraka Imanuel Mahise.
Anggota Brimob Polda Maluku ini dianggap telah melakukan penganiayaan terhadap
anggota Kesdam XVI/Pattimura, Sertu Aprisol A. Luwik pada Jumat (3/3) lalu di depan
Tugu Ksatrian Brimob Polda Maluku, Tantui. Akibat penganiayaan itu kemudian
berbuntut pada aksi balas-membalas yang selanjutnya menewaskan dua orang
dikedua belah pihak serta melukai sejumlah orang lainnya, termasuk dua warga sipil.
(VP)
Copyright © 2005 RadioVoxPopuli.com. All right reserved.
|