Radio Vox Populi [Ambon], 14-Feb-2006
Warga Keturunan Tionghoa akan Kembali Tempati Kawasan A.Y.
Patty
Ivanno Passal - Ambon
SEBELUM konflik menghantam Kota Ambon, kawasan jalan A. Y. Patty di kota ini
merupakan ruas jalan yang paling ramai dengan lalu lalang warganya. Bahkan ada
yang menyamakannya dengan kawasan Malioboro di Yogyakarta. Kemiripan kedua
lokasi tersebut yakni menjadi pusat perbelanjaan dan tempat interaksi sosial. Tapi
sejak konflik pecah pada 1999, kawasan ini menjadi rawan ditempati, bahkan untuk
sekedar dilintasi. Terutama karena lokasinya berada di zona yang membatasi (ketika
segregasi akibat konflik terjadi) kawasan Muslim dan Kristen.
Sejak tahun 1999 itu, warga yang menempati kawasan A.Y. Patty, yang mayoritas
keturunan Tionghoa lari meninggalkan rumah mereka. Ada yang sempat memboyong
harta benda yang dimiliki namun ada yang bangunannya hangus terbakar. Bahkan
ada yang sudah rata karena kerasnya konflik yang berkepanjangan selama beberapa
tahun tersebut.
Lalu setelah sempat menjadi kawasan "mati" karena berbahayanya, belakangan
sejumlah bangunan kosong di kawasan tersebut ditempati pengungsi. Kini, setelah
kawasan A.Y. Patty mulai ramai dengan berbagai aktivitas perekonomian, para warga
keturunan Tionghoa pemilik bangunan di kawasan ini mulai terpikir untuk kembali
mendiaminya.
Terkait dengan keinginan tersebut, Wakil Walikota Ambon Syarif Hadler, BA kemarin
menyatakan, akan mengupayakan pada bulan Maret 2006 nanti, semua warga
keturunan Tionghoa kembali ke kawasan tersebut, sebagaimana sebelum konflik
1999 terjadi.
Menurut Hadler, untuk kawasan-kawasan A.Y. Patty, Kemakmuran dan A.M Sangaji,
saat ini sudah dalam proses pengembalian, sehingga bulan Maret nanti, warga
keturunan Tionghoa ini sudah dapat menempati lokasi-lokasi tersebut.
Guna menyelesaikan masalah tersebut, beberapa waktu lalu pihaknya telah
melakukan pertemuan, antara Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon dengan Pemerintah
Daerah (Pemda) Maluku. Selanjutnya Pemda akan mensosialisasikan rencana
tersebut lewat pembentukan tim yang akan melibatakan Dinas Sosial Kota Ambon
dan para Camat, namun tetap disesuaikan dengan data pengungsi yang ada.
Tapi menurut Hadler, Pemda akan terlebih dahulu menyelesaikan masalah pengungsi
yang hingga kini belum tuntas. "Namun, ! untuk melakukan semua itu, pastinya
membutuhkan sosialisasi yang telah ditetapkan bersama, serta akan dijalankan
selama sebulan penuh. Tim akan bekerja ekstra, baik dalam pemulangan para
pengungsi yang hingga kini masih menempati gedung-gedung di jalan A.Y. Patty
maupun di lokasi jalan Kemakmuran," paparnya.
Lebih lanjut Hadler jelaskan, di lokasi-lokasi tersebut ada pengungsi dan kelompok
"pasrah". Mereka semua itu akan dapat rumah di kawasan Kate Kate, dan akan
dipindahkan kesana dalam waktu dekat.
Hadler menambahkan, tim terpadu yang dibentuk juga melibatkan TNI/Polri, karena ini
terkait dengan pengeluaran warga pengungsi maupun kelompok "pasrah", yang
hingga kini belum mau keluar dari lokasi-lokasi tersebut.
"Dengan dikeluarkannya mereka dari lokasi-lokasi itu, akan langsung dilakukan
penyegelan pada bangunan-bangunan yang ada. Kami harap seluruh warga keturunan
Tionghoa yang akan kembali, saat lokasi tersebut sudah dikosongkan, dapat
langsung mengadakan aktivitas baik itu perekonomian maupun yang lainnya,
sebagaimana keinginan mereka selama ini. Ini perlu dilakukan agar tidak memberi
ruang bagi mereka-mereka yang tidak berhak atas bangunan-bangunan itu, untuk
kembali menempatinya," jelas Hadler.
Disinggung soal warga yang pengungsi maupun kelompok "pasrah" yang terkesan
tidak jelas dan selama ini menempati gedung-gedung di kawasan A.Y. Patty, Hadler
tandaskan, hal tersebut akan dikoordinasikan dengan pihak terkait. "Yang pengungsi,
akan ditangani, sedangkan warga bukan pengungsi, akan diberi pemahaman soal
kondisi keamanan yang sudah membaik, agar mereka dapat segera mengosongkan
lokasi AY Patty," lanjutnya.
"Jadi, seseg! era mungkin dalam bulan ini, akan dilaksanakan sosialisasi. Dengan
begitu, pada bulan Maret mendatang, sudah dapat selesai dan warga keturunan
Tionghoa dapat kembali menempati bangunan mereka," terang Hadler. (vp)
Copyright © 2005 RadioVoxPopuli.com. All right reserved.
|