The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Radio Vox Populi


Radio Vox Populi [Ambon], 23-Apr-2006

Jelang HUT RMS, Situasi Ambon Aman

Azis Tunny - Ambon

KEMANAN Kota Ambon yang dikuatirkan oleh para petinggi daerah ini bakal teruji pada HUT Republik Maluku Selatan (RMS) tanggal 25 April besok, ternyata tidak mempengaruhi aktifitas warga sehari-harinya. Suasana di pusat keramaian seperti pasar dan terminal tidak berbeda seperti hari sebelumnya. Bahkan pengerahan 1.000 lebih personil TNI-Polri untuk pengamanan tanggal 25 April 2006 oleh sebagian warga dianggap terlalu berlebihan.

Tanggal 25 April memang kerap dijadikan momok menakutkan. Tidak tanggung-tanggung momentum itu ditetapkan sebagai hari yang patut diwaspadai dan masuk kalender kantibmas. Meski begitu, jelang HUT RMS tahun ini tidak membatasi gerak warga Ambon untuk beraktifitas. Terminal Mardika dan Pasar Baku-Bae tetap ramai maupun beberapa lokasi lainnya yang mempertemukan dua komunitas. Malam Minggu, di sejumlah pusat keramaian pun tumpah-ruah dikunjungi muda-mudi Ambon. Tidak ada perasaan was-was akan momok 25 April.

Jalan Pattimura, AY Patty dan AM Sangadji pada Sabtu malam (22/4), masih tetap ramai oleh pejalan kaki yang menyemut di tepi jalan, maupun mereka yang sekadar mejeng di trotoar. Beberapa pemuda yang ditemui Radio Vox Populi bahkan mengaku tidak kuatir dengan HUT RMS yang jatuh pada hari Selasa besok.

"Kami maunya Ambon aman-aman aja. Saya juga bingung kenapa orang selalu anggap tanggal 25 April itu sesuatu yang menakutkan," ujar Andre (19), pemuda Belakang Soya yang saat ditemui Radio Vox Populi tengah mejeng di Jalan AY Patty.

Ditempat terpisah, Ahmad Renyaan, tukang ojek di simpang Mesjid Raya Alfatah Ambon mengatakan, hingga tengah malam dia masih sempat membawa penumpang dari wilayah Kristen yang kebetulan datang berbelanja atau sekedar melepaskan waktu malam Minggu di sekitar lokasi pangkalan ojeknya yang kebetulan berada pada persimpangan jalan AY Patty dan AM Sangadji.

Dikatakannya, beberapa warga Kristen pun sering membeli makanan nasi kuning bagadang yang dijajakan pedagang Muslim di teras pertokoan, berseberangan jalan dengan Mesjid Alfatah. Para penjaja nasi kuning bagadang ini siap melayani pembeli hingga pukul 03.00 Wit. "Tadi malam saya mengantar penumpang ke daerah Kristen di Batumeja yang kebetulan beli nasi kuning bagadang, jadi saya pikir Ambon aman-aman saja," katanya.

Keinginan agar Ambon tetap damai juga diharapkan Hengky Wattimena (36), sopir angkutan umum jurusan Air Salobar. Saat Ambon masih mencekam, terminal maupun angkutan umum terpisah berdasakan wilayah komunitas. Dengan berlalunya waktu, kondisi telah berubah karena pemerintah pada tahun 2005 menertibkan kembali jalur kendaraan serta mengembalikan semua angkutan umum ke Terminal Mardika, tempatnya semula.

"Kalau Ambon rusuh yang susah katong (kami-kami) orang kecil. Sekarang beta pung oto (saya punya mobil) sudah banyak basudara (saudara) yang beragama Islam yang menumpang, jadi beta (saya) secara pribadi seng (tidak) ingin Ambon ini kacau lagi seperti tahun-tahun lalu. Seng ada akang pung untung (tidak menguntungkan)," ujarnya dengan dialek Ambon kental.

Sementara itu, aktifis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ambon Guntur Rehalat mengaku wacana 25 April yang merupakan HUT RMS jangan terlalu dibesar-besarkan. Mahasiswa tingkat akhir di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ambon ini menilai, pengerahan pasukan TNI-Polri lebih dari 1.000 personil terlalu berlebihan.

"Saya menilai sikap aparat keamanan kita terlalu berlebihan dengan mengerahkan pasukan dalam jumlah besar untuk mengamankan 25 April ini seakan-akan Ambon ini dalam keadaan gawat. Karena dengan begitu, image Ambon belum aman akan terus melekat. Kalau sudah begini investor maupun wisatawan dari luar akan berpikir dua kali untuk datang ke Ambon dan yang rugi kita sendiri," ujarnya.

Sebelumnya, pada Selasa (18/4) lalu, Kepala Kepolisian Daerah Maluku Brigjen Polisi Adityawarman melakukan gelar pasukan untuk Operasi Merah-Putih Mutiara 2006 di Lapangan Merdeka. Lebih dari 1.000 pasukan TNI-Polri disiagakan guna mengantisipasi kemungkinan terjadi gangguan keamanan saat 25 April besok.

Menurut Adityawarman, aparat keamanan tidak lagi ingin kecolongan seperti kerusuhan yang pernah terjadi pada 25 April 2004 hingga menewaskan lebih dari 40 orang dan ratusan luka-luka.

"Tindakan ini untuk mengantisipasi gerakan RMS pada peringatan HUT 25 April 2006 nanti. Ini sudah menjadi kalender kamtibmas yang perlu diambil langkah pencegahan sekaligus penting dilakukan pengamanan guna memberikan rasa aman kepada masyarakat," kata Adityawarman itu. (VP)

Copyright © 2005 RadioVoxPopuli.com. All right reserved.
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/lokkie2005
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044