Radio Vox Populi [Ambon], 25-Apr-2006
Polisi Siaga Satu, Empat Bendera RMS Lolos Berkibar
Azis Tunny - Ambon
LANGKAH antisipasi aparat keamanan agar tidak terjadi kegiatan makar yakni
pengibaran bendera Republik Maluku Selatan (RMS) pada HUT RMS 25 April 2006,
ternyata tidak membatasi gerak anggota dan simpatisan kelompok separatis RMS
untuk melakukan penaikan bendera. Terbukti empat bendera RMS berhasil dinaikan
tanpa diketahui siapa pelakunya. Tiga bendera RMS ditemukan di tempat yang
berbeda di Ambon dan satunya lagi di Kabupaten Seram Bagian Barat.
Di Ambon, bendera RMS ditemukan tengah berkibar di kawasan Belakang Soya,
tepatnya di atas sebuah pohon kecapi. Di Batugajah, warga yang sedang jaga malam
pada pukul 03.00 dinihari juga menemukan satu bendera RMS yang terikat di rumpun
bambu.
Di Kudamati ditemukan bendera RMS di kompleks RSUD dr. Haulussy. Ironisnya, di
depan RSUD dr. Haulussy ini terdapat empat pos polisi yang berjarak antara 40
sampai 50 meter. Di belakang RSUD juga terdapat tiga pos polisi. Sementara di
dalam kompleks RSUD sendiri ada dua pos yang dijaga TNI dan polisi.
Sementara itu, di luar Pulau Ambon satu bendera RMS ditemukan berkibar di Desa
Kamal Kecamatan Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat. Bendera ini ditemukan
oleh warga dan dilaporkan ke aparat kepolisian.
Pantauan Radio Vox Populi sejak malam hari di kota Ambon, aparat kepolisian di
beberapa lokasi tampak berjaga-jaga seperti di daerah Passo, Kudamati,
Karangpanjang, Trikora, Mardika, dan Talake. Patroli aparat gabungan TNI-Polri
terlihat melakukan pemantauan sejak pukul 02.00 Wit dinihari dengan kendaraan
beriringan, sementara aparat polisi dengan berpakaian dinas lengkap maupun preman
terlihat di sejumlah gang-gang perumahan penduduk.
Suasana kota Ambon di atas pukul 02.00 Wit mulai terlihat lenggang. Kendaraan
Taktis (Rantis) Baracuda milik Polda Maluku terlihat berpatroli di jalan-jalan kota.
Tidak itu saja, anggota TNI bersenjata lengkap pada waktu itu juga sempat terlihat
berjalan berkelompok di jalan AY Patty dan jalan Abdullalie.
Padahal pada jam-jam sebelumnya, situasi kota Ambon masih terlihat normal.
Pusat-pusat perbelanjaan malam seperti di kawasan Trikora tepatnya di depan Gereja
Silo serta depan Mesjid Raya Alfatah tetap ramai dikunjungi warga yang hendak
berbelanja maupun mencari makan malam. "Jualan saya ramai dibeli orang, dan di
sini aman-aman saja mas," kata Yanto, penjual martabak di depan Gereja Silo.
Sementara itu, soal lolosnya bendera RMS yang dinaikan oleh orang tak dikenal,
menurut Kepala Kepolisian Daerah Maluku Brigjen Polisi Adityawarman yang ditemui
wartawan di Markas Polres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease mengatakan,
pihaknya sudah mencoba mengeliminir terjadinya kegiatan makar penaikan bendera
RMS dengan menempatkan personil di sejumlah lokasi.
"Pengibaran tetap terjadi karena dilakukan secara sembunyi-sembunyi oleh anggota
dan simpatisan RMS," katanya.
Meski pihaknya kecolongan, namun dikatakannya, antisipasi pengibaran bendera
RMS tahun ini situasi tetap aman dan tidak terjadi kejadian yang menonjol. Dirinya
menambahkan, pengerahan pasukan besar-besaran dengan menurunkan lebih dari
1.000 personil polisi khususnya dalam pengamanan 25 April 2006 semata-mata untuk
mengantisipasi gangguan keamanan.
"Saya lebih baik waspada daripada terjadi kejadian seperti tahun-tahun sebelumnya.
Jadi bagi saya operasi pengamanan 25 April ini bukan berlebihan dengan pengerahan
pasukan dalam jumlah banyak. Masyarakat juga berkeinginan agar kondisi Ambon
dan Maluku ini tetap aman," tandasnya.
Walapun pengamanan oleh aparat tampak serius namun pada pagi hingga siang hari
situasi kota Ambon kembali normal dengan aktifitas warga. Ruas jalan raya tetap
ramai dilalui kendaraan yang lalu-lalang. Kampus PGSD Universitas Pattimura Ambon
terlihat ramai didatangi mahasiswa untuk mengikuti proses perkuliahaan. Begitupun
suasana di Pasar Baku-Bae Mardika tetap ramai oleh warga Ambon. (VP)
Copyright © 2005 RadioVoxPopuli.com. All right reserved.
|