Radio Vox Populi [Ambon], 28-Mar-2006
Kapolda: Waspadai Moment Pilkada Ambon dan HUT RMS
Azis Tunny - Ambon
Kepala Kepolisian Daerah Maluku Brigjen Pol. Adityawarman menyatakan,
menghadapi pemilihan kepala daerah (pilkada) Kota Ambon yang prosesnya akan
bersamaan dengan momentum HUT Republik Maluku Selatan (RMS) pada 25 April
2006 mendatang, bisa menyebabkan eskalasi keamanan di Ambo! n dan Maluku
umumnya meningkat. Pasalnya, barometer konflik Maluku selama ini berada di
Ambon.
"Setiap tanggal 25 April, walaupun saya tidak mau follow-up moment HUT RMS ini,
tapi kita perlu mewaspadainya. Apalagi bersamaan dengan itu kita menghadapi
moment pilkada Kota Ambon yang tentu akan ada pengerahan massa dalam jumlah
besar," kata Adityawarman mengingatkan, saat coffee morning bersama wartawan di
Markas Polda Maluku di Kawasan Batumeja Ambon, Senin (27/3).
Diakuinya, jelang dan saat 25 April di Maluku seringkali menjadi sesuatu yang
menakutkan. Mengingat konflik di Maluku sering dikait-kaitkan dengan RMS. Dari
pengalaman tahun-tahun sebelumnya, kata Adityawarman, jelang 25 April akan
bermunculan banyak isu di masyarakat. Isu-isu itu antara lain akan pecah kerusuhan
pada 25 April maupun pengibaran bendera RMS. "Jadi saat itu kelihatan kalau
eskalasinya meningkat," ujarnya.
Selain itu, dikatakannya, jelang 25 April juga dimanfaatkan simpatisan RMS di
Belanda dengan menerbitkan jurnal yang memberitakan peristiwa apa saja yang
terjadi di Maluku, khususnya menyangkut tindak kekerasan. Belum lagi, situasi
keamanan khususnya di kota Ambon menurut Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB) masuk pada grade 4. Tidak sama dengan Papua dan NAD yang hanya masuk
grade 3.
Dirinya mengingatkan, penyelesaian konflik Maluku tidak bisa dibandingkan dengan
daerah lain karena batasannya (waktu, red) tidak jelas. Termasuk juga, aparat
keamanan ikut terlibat dalam konflik. "Ada yang senang kalau Maluku dalam situasi
tidak terkendali," aku Adityawarman.
Diungkapkannya, ada pihak-pihak tertentu khususnya anak daerah Maluku yang
domis! ili di luar Maluku yang selama ini terindikasi ikut bermain dalam konflik dengan
menyebarkan wacana ke masyarakat. Untuk itu, kata dia, pihaknya akan meminta
setiap pasangan calon kepala daerah untuk memberitahukan siapa saja tim
suksesnya.
"Jangan sampai mereka ikut main dalam proses pilkada. Deteksi dini, orang yang
patut dicurigai berasal dari luar Maluku dan saat ini mereka sudah mulai keliatan
datang ke Ambon. Stabilitas keamanan di Ambon tergantung dari masyarakat,
terutama jangan mau di obok-obok (provokasi, red) oleh orang luar," kata
Adityawarman, menolak menjelaskan identitas pihak yang dituduhkannya itu.
Menghadapi kedua moment yang memiliki potensi konflik tersebut, pihak kepolisian
akan mengerahkan kekuatan personil untuk mengamankan situasi seperti pola
pengamanan yang dipakai pada 25 April 2005 lalu, serta pemilihan legislatif maupun
presiden di Ambon tahun 2005.
"Saya akan lakukan operasi dalam waktu yang cukup untuk mengkondisikan jangan
sampai ada pihak-pihak yang ingin memanfaatkan moment pilkada dan 25 April,"
tandas Adityawarman yang menjabat sebagai Kapolda Maluku hampir dua tahun ini.
Saat ini, proses pilkada Kota Ambon sudah masuk pada tahapan ferivikasi berkas
lima pasangan calon walikota dan wakil walikota di Komisi Pemilihan Umum Daerah
(KPUD) Kota Ambon. Berdasarkan jadwal KPUD, masa kampanye akan dilakukan
pada 28 April hingga 11 Mei dan 15 April jadwal pencoblosan surat suara. Khusus
untuk tanggal 25 April, KPUD meniadakan kegiatan karena mempertimbangkan
situasi keamanan.
Sejauh ini, pasangan calon kepala daerah kota Ambon dipilih berpasang-pasangan
dengan menggabungkan figur dari kelompok Islam dan Kristen. Jika calon walikota
beragama Islam maka wakilnya dari Kristen, begitupun sebaliknya. Hal ini dipandang
perlu karena selain untuk merangkul massa dari semua komunitas, agenda
pemerintahan yang ditawarkan setiap pasangan kepala daerah ini khususnya di
bidang keamanan adalah menciptakan Ambon yang aman dan damai. (VP)
Copyright © 2005 RadioVoxPopuli.com. All right reserved.
|