SINAR HARAPAN, Senin, 09 Januari 2006
Gus Dur: Kerusuhan di Palu Bukan karena Agama
Solo - Kerusuhan di Palu terjadi bukan disebabkan perang antara agama, tetapi ulah
mereka yang berebut lahan atau jabatan baik pejabat lokal maupun pusat. Mantan
Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mengatakan hal itu dalam orasinya
Jejegake Saka Guru Nusantara di Pagelaran Keraton Kasunanan Hadiningrat
Surakarta, Minggu (8/1) siang.
Dalam menangani persoalan tersebut apabila tidak hati-hati, Indonesia akan terseret
dalam kancah terorisme dan untuk menyelesaikannya akan lebih rumit lagi, karena
sudah masuk dalam persoalan internasional.
Ia mengatakan apabila negara ini sudah terseret dalam persoalan tersebut, bahaya
utamanya Indonesia akan bercerai-berai. Dia mengatakan untuk memecahkan
persoalan ini harus dibicarakan dengan baik antara para tokoh masyarakat, agama,
dan pemerintah.
"Jangan kalau ada persoalan terus pemerintah memutuskan sendiri dan menganggap
paling mengerti, padahal itu semua belum tentu dan justru rakyat yang paling
mengerti persoalan yang ada di daerahnya itu," ujarnya.
Munculnya teroris sebenarnya itu disebabkan karena kebodohan, kemiskinan, dan
budaya, semuanya itu semestinya bisa diatasi tanpa dengan kekerasan. Untuk
persoalan budaya sebenarnya juga tidak perlu dibesar-besarkan karena semua itu
sudah ada aturannya yang jelas dan yang penting menjaga kebersamaan.
Dalam melihat perbedaan budaya ini mestinya tidak hanya melihat yang lalu atau
sekarang saja, tetapi juga harus disesuaikan dalam perkembangan zaman yang
sudah berubah ini.
Dia mengatakan, untuk memerangi terorisme di Indonesia tidak tepat dengan
menggunakan senjata, karena dengan kata lain sama saja akan membunuh
orang-orang yang tidak berdosa. "Untuk menangani masalah teroris ini saya paling
tidak setuju dilakukan dengan kekerasan, karena kekerasan dibalas dengan
kekerasan ya akhirnya yang tidak berdosa pun juga akan menjadi korban," kata Gus
Dur.
"Suara saya yang tidak mempunyai jabatan apa-apa saja masih didengar di Amerika
Serikat (AS), untuk yang lainnya memegang kekuasaan melihat Amerika Serikat
ngeri," ujar Gus Dur dengan tertawa. (ant)
Copyright © Sinar Harapan 2003
|