SINAR HARAPAN, Selasa, 11 April 2006
Pangdam Trikora Pimpin Pengejaran OPM
Oleh Odeodata H Julia
Jayapura - Panglima Kodam (Pangdam) XVII Trikora Mayjen TNI George Toisutta,
Selasa (11/4) pagi ini mengunjungi Pos Yon 509 Wembi, Kabupaten Arso dan
langsung memimpin pengejaran terhadap kelompok penyerang.
Akibat penyerangan, Senin (10/4) tersebut dua anggota Yonif 509 Kostrad Jember,
Jawa Timur tewas.
Pangdam terbang menggunakan Helikopter PUMA SA 330 dari Base OPS Lanud
Sentani. Dalam kesempatan itu, Pangdam didampingi Wakil Asisten Intel Letkol Inf.
Siburian dan Wakil Asisten OPS Letkol (Inf) Gunadi.
Sebelum memasuki Heli, menjawab pertanyaan, Pangdam menegaskan pihaknya
akan terus melakukan pengejaran terhadap pelaku penyerangan Pos TNI di
perbatasan Papua Nugini (PNG) tersebut.
Namun ketika ditanya tentang senjata yang berhasil direbut TPN-OPM yang
melakukan penyerangan Senin (10/4), Pangdam mengelak menjawab pertanyaan.
"Siapa bilang ada senjata yang berhasil dirampas mereka", katanya seraya
memerintahkan anggotanya untuk segera menutup pintu heli.
Insiden penyerangan terhadap Pos TNI yang berada di Wembi selain menyebabkan
dua anggota Yon 509 tewas mengenaskan, juga menyebabkan dua orang lainnya,
satu di antaranya Mahasiswa Politeknik Kesehatan yang sedang melaksanakan
praktik lapangan, Yosef Timisela juga mengalami cedera dan saat ini masih dirawat di
RSU Abepura.
Sementara itu jenazah kedua anggota Batalion Yon 509 masing-masing Sertu Basori
Ahmad dan Pratu Sukarno, Selasa pagi dengan menggunakan pesawat Merpati MZ
812 telah diterbangkan ke Surabaya untuk selanjutnya dibawa ke Markas Yon 509 di
Jember, Jawa Timur.
Dari Surabaya dilaporkan, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Syamsul Mappareppa
bersama sejumlah pejabat Kostrad dijadwalkan menerima kedatangan dua jenazah
anggota Yonif 509 Kostrad Jember, Sertu Basori Ahmad dan Pratu Sukarno Hariadi
yang meninggal dalam kerusuhan di Papua dan tiba di Juanda, Selasa siang sekitar
pukul 13.00 WIB.
Selain Pangdam, perwira dari Divisi Infanteri (Divif) 2 Kostrad Singosari, Kabupaten
Malang dijadwalkan juga akan hadir di arena penjemputan Pangkalan Udara TNI AL
(Lanudal) Juanda tersebut.
Mengenai pemakaman dua jenazah itu belum jelas. Belum diperoleh informasi apakah
kedua jenazah itu langsung dipulangkan ke daerah asalnya masing-masing atau
terlebih dahulu disemayamkan di kesatuannya di Jember.
Sertu Basori yang beristerikan Diah Fitriah Fatmasari berasal dari Lampung. Ia lahir di
Lampung, 24 Oktober 1975, sedangkan Pratu Sukarno lahir di Jombang, 17 Agustus
1980. Sukarno meninggalkan seorang isteri bernama Kurniawati.
Mahasiswa Ditarik
Menyusul insiden penyerangan di perbatasan Indonesia dan Papua Nugini (PNG),
pihak kampus Politeknik Kesehatan Universitas Jayapura, Selasa pagi menarik 20
mahasiswanya yang tengah melakukan praktik kerja lapangan di beberapa desa di
Kabupaten Keerom.
Pihak keamanan hingga pagi ini terus berusaha untuk memastikan identitas dua
korban penyerang yang tewas dalam insiden kemarin tersebut.
Sertu Basori Ahmad dan Pratu Sukarno dari Satgas Kostrad Yonif 509/CK Kodam V/
Brawijaya Jawa Timur baru bertugas di Papua sekitar 3 bulan lalu, atau tepatnya tiba
di Jayapura pada awal bulan Februari. Kedatangan Kostrad 509 ke Jayapura
menggantikan Satgas sebelumnya yakni Satgas Yonif 408 dari Kodam IV/Diponegoro
Jawa Tengah.
Kepala Penerangan Kodam XVII/Trikora Letkol CAJ GT Situmorang yang dihubungi
SH, pagi ini menjelaskan sampai hari ini identitas dua korban dari kelompok
penyerang belum diketahui dan aparat masih akan terus melakukan pengejaran
terhadap kelompok penyerang ini.
Sedangkan dua korban meninggal dari kelompok penyerang diotopsi di Kamar Mayat
RSUD Dok II, Jayapura. Kedua warga ini tewas, karena satu orang tertembak di
bagian bawah ketiak sebelah kanan hingga tembus ke belakang. Satunya lagi
mengalami luka tembak di bagian wajah tembus ke belakang.
Menyikapi serangan, kemarin aparat pertahanan di sana segera melakukan
pengejaran kepada penyerang yang diduga kuat sebagai separatis Papua itu.
Insiden di daerah perbatasan Indonesia dan PNG berawal ketika Satgas TNI dari
Kostrad 509 Jember, Jawa Timur usai melakukan pengamanan pada pengobatan
massal di puskesmas pembantu (Pustu) Desa Wembi Distrik Arso Kabupaten
Keerom, Senin (10/4) siang sekitar pukul 13.30 WIT. Pos itu berdekatan dengan pos
penjagaan Satgas Kostrad.
Aksi penyerangan yang dilakukan sekitar 30 orang tak dikenal itu terjadi sesaat
setelah pengobatan massal dilaksanakan. Kegiatan pengobatan ini merupakan
rangkaian kegiatan mahasiswa Politeknik Kesehatan (Poltekes) Jayapura yang
sedang melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Desa Wembi.
Insiden itu mengakibatkan dua anggota TNI tewas serta dua orang warga yang belum
diketahui identitasnya juga meninggal akibat tertembak.
Selain itu, Kopda TNI Sugi Haryono mengalami luka berat dan kritis dan kini masih
dirawat intensif di Rumah Sakit Marthen Indey, Aryoko, Jayapura. Sedangkan, satu
korban sipil yakni mahasiswa Politeknik Kesehatan (Poltekes) Jayapura,Yosep
Timisela (22). Saat kejadian Yosep tengah berada di Pos TNI. Dia terkena tembak di
bagian bahu kanan. Dari informasi yang peroleh SH, Yosep diduga terkena tembak
oleh kelompok masyarakat yang melakukan penyerangan.
Dosen Poltekes Jayapura, Rifai mengatakan, sehari sebelum kejadian,
mahasiswanya sedang melakukan PKL di Desa Wembi. Dalam kegiatan juga
dilibatkan penduduk setempat serta aparat TNI.
Versi Kodam
Terkait kejadian itu, Kepala Penerangan Kodam XVII/Trikora, Letkol Situmorang dalam
siaran persnya menjelaskan, kelompok bersenjata diperkirakan sejumlah 30 orang,
Senin (10/4) siang menyerang pos TNI dan mahasiswa yang sedang melakukan PKL
di Kampung Wembi, Distrik Wembi Kabupaten Keerom.
Kelompok bersenjata yang diduga kuat sebagai gerakan separatis Papua, menyerang
pos TNI di perbatasan RI-PNG, sekitar 70 kilometer dari Jayapura itu dengan senjata
dari jenis AK 47, pistol mitraleur, double loop, panah, parang dan kampak. (odeodata
h julia/ant)
Copyright © Sinar Harapan 2003
|