SINAR HARAPAN, Rabu, 22 Maret 2006
148 Siswa SDN Pela Terancam Putus Sekolah
Ambon-Sebanyak 148 siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pela Kecamatan Batubual,
Kabupaten Pulau Buru, terancam putus sekolah karena belum ada kebijakan
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pulau Buru untuk membuat sekolah darurat.
Sekolah mereka kini rusak berat akibat gempa tektonik yang terjadi Selasa (14/3)
lalu. Akibatnya, mereka lebih memilih belajar sendiri di tempat pengungsian.
Naji Kalidupa (35), guru SD Negeri Pela, Selasa (21/3), mengakui proses
belajar-mengajar terhenti sebab mayoritas warga belum mau anak-anak mereka
kembali ke pusat desa untuk sekolah, mengingat keadaan bangunan sekolah sangat
mengkhawatirkan. Naji mengatakan kepala desa dan para guru sementara ini
mengusahakan tenda berukuran besar untuk dijadikan sekolah sementara.
Naji mengungkapkan sampai saat ini Dinas Pendidikan dan Olahraga Kabupaten
Pulau Buru tidak pernah datang untuk melihat keberadaan bangunan sekolah maupun
keberadaan para guru dan murid SDN Pela, padahal itu merupakan tanggung jawab
mereka.
Sementara itu, Emi Saleky (9) dan Mida Saleky (8), dua bersaudara yang merupakan
murid SDN Pela, selama tinggal di tempat pengungsian belajar hanya diterangi
cahaya obor yang dibuat orang tua mereka. Menurut Emi, pada saat terjadi gempa
dan tsunami ia masih sempat menyelamatkan sebagian buku pelajarannya. "Biar
katong di tempat pengungsian tetapi tetap belajar dan kalau malam belajar dengan
lampu palita kacil kalau seng pake obor (Biar kami di tempat pengungsian, tetapi
tetap belajar dan kalau malam belajar dengan lampu kecil kalau enggak pakai obor),"
kata Emi.
Emi yang mempunyai cita-cita menjadi guru itu, menjelaskan jika siang hari,
biasanya ia bersama Mida, mengajak teman-teman sekelasnya belajar bersama di
tepi kali tempat mereka mandi. (izaac tulalessy)
Copyright © Sinar Harapan 2003
|