The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

SUARA PEMBARUAN DAILY


SUARA PEMBARUAN DAILY, 6 Maret 2006

Jakarta International Java Jazz Festival 2006

Moluccan Night dan Kool and the Gang Penutup Pesta

JAKARTA - Semangat kedaerahan terlihat mendominasi acara Moluccan Night, Minggu (5/3), di arena Cendrawasih 2 dan 3. Acara yang terdiri dari dua gelar konser, yakni Tribute to John Pattirane dan Tribute to Chris Kaihatu dipadati penonton. Lagu-lagu karya kedua musisi dan pencipta lagu itu dilantunkan kembali oleh Ruth Sahanaya, Bob Tutupoly, Andre Hehanusa, Harvey Malaiholo, G! lenn Fredly, dan Ello.

Lagu ciptaan John Pattirane seperti Tanase, Goro-Gorone, Buka Pintu, Huhate, Ayo Mama, Berlayar Jauh, Waktu Hujan Sore-Sore dibawakan oleh penyanyi berdarah Maluku seperti Ruth Sahanaya, Bob Tutupoly, Andre Hehanusa, Harvey Malaiholo, Lita Zen. "Berkat mereka lagu-lagu Ambon menjadi populer di seluruh Tanah Air. Saya bangga bisa ikut terlibat di sini," ujar Harvey yang membawakan lagu Berlayar Jauh.

Hal senada juga diungkapkan Lita Zen yang membawakan lagu Waktu Hujan Sore Sore. Apalagi Opa John Pattirane turut hadir menyaksikan penampilan mereka.

Sedangkan dalam konser Tribute to Chris Kaihatu, meski sang pencipta sudah tidak ada lagi namun lagu-lagunya masih sangat diakrabi. Seperti Rame Rame, Tersiksa Lagi, Kau yang Ceria, dan Enggo Lari yang dibawakaan oleh Glenn Fredly, Ello, Shakila, Andre Hehanusa. Kedua konser tribute itu dipadati penonton. Mereka rela berdesak-desakan, termasuk sekadar hanya nguping di pintu masuk. Bagi mereka sepertinya acara itu tidak sekadar menyaksikan penampilan artis-artis berdarah Maluku, namun membangkitkan kembali rasa persaudaraan, pela gandong yang nyaris hancur akibat kerusuhan yang masih terjadi di Maluku.

Secara keseluruhan konser yang ditonton sekitar 60.000 orang itu sukses menyuarakan persaudaraan, perdamaian, dan terutama mengembalikan kepercayaan dunia kepada Indonesia. Bahwa musik mampu mempersatukan dunia dan menumbuhkan harapan untuk hidup yang lebih baik.

Kool and the Gang

Sebagai pentas pamungkas dalam ajang Jakarta International Java Jazz Festival, kehadiran Kool and the Gang, Senin (6/3) dini hari tadi benar-benar menjadi aksi yang bisa memuaskan pengunjung.

Pertama, kelompok musik asal New Jersey, AS itu, memiliki nama besar sejak era 1970-an. Sehingga lagu-lagu yang mereka bawakan pun tidak asing bagi masyarakat Indonesia.

Kedua, musik mereka bukanlah jazz yang njelimet, melainkan R&B funk yang easy listening dan nyaman di telinga sebagian besar pengunjung. Maklum saja, meski bertajuk jazz festival, ajang ini dikunjungi sekitar 90 persen pencinta musik secara umum, bukan pencinta jazz tulen.

Fresh menjadi lagu perdana penampilan Robert "Kool" Bell dan rekan-rekannya. Lagu yang pernah merajai tangga lagu dunia di era 1980-an ini langsung mengajak penonton bergoyang. Musik yang riang dan heboh juga mampu menarik perhatian pengunjung yang berada di luar Plennary Hall, tempat Kool and the Gang tampil.

Pasalnya, akibat pentas yang molor sekitar tiga jam, banyak penonton yang malas menunggu di dalam lokasi dan memilih duduk-duduk di depannya. Mereka berangsur-angsur masuk ke lokasi setelah mendengar Kool and the Gang tampil dengan musik funk-nya.

Take My Heart (You Can Have It If You Want It) dan Joanna yang lebih groovy menjadi nomor selanjutnya. Yang menarik diperhatikan dari kelompok ini adalah, selain vocal dan harmonisasi musik yang ditampilkan, penampilan mereka di atas panggung pun menarik dilihat. Mereka kompak berbusana putih-putih, dan bergaya dengan koreografi yang unik dan kerap memancing desah kagum atau tawa kecil. Semua disesuaikan dengan tempo lagu yang ditampilkan.

Saat membawakan lagu-lagu mid tempo, koreografi yang ditampilkan para personelnya, terutama kelompok brass section di belakang, biasa-biasa saja. Hanya mengayunkan tubuh ke kanan dan ke kiri, ke depan dan ke belakang. Namun, saat lagu-lagu dengan upbeat tempo ditampilkan, seperti Jungle Boogie atau Funky Stuff, aksi ! mereka tambah "heboh". Bayangkan, sang pemain trompet pun sempat beradegan akrobat di atas panggung, bersalto dan bergoyang Island shake yang mereka ciptakan sendiri.

Lighting yang selama ini tak terlalu diperhatikan artis yang tampil dalam Jakarta International Java Jazz Festival juga menjadi asset lain bagi Kool and the Gang. Dalam Reggae Night, mereka bekerja sama dengan lighting man untuk menyesuaikan pencahayaan dengan lirik lagu yang mereka nyanyikan. Menarik.

Total 13 lagu yang dibawakan Kool and the Gang dalam aksi pertama mereka di Jakarta setelah 15 tahun. Termasuk di dalamnya hit kondang yang masih terus menggoyang lantai dansa hingga kini seperti Ladies Night, Get Down On It, Cherish dan Celebration. Pengunjung yang memenuhi 2/3 kapasitas Plennary Hall juga tampak gembira karena meski sudah berdiri sejak 30 tahun lalu, musikalitas kelompok ini tak lekang dimakan waktu.

"Meski kami sudah lama berkiprah di dunia musik, kami bisa bertahan karena musik kami masih diminati penggemar. Musik masa kini jarang yang bertahan hingga 20 tahun lebih karena tidak timeless," kata Kool dalam jumpa pers sebelumnya. Setuju? (W-10/D-10)


Last modified: 6/3/06
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/lokkie2005
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044