SUARA PEMBARUAN DAILY, 11 April 2006
Surat Dukungan Itu Datang dari Vatikan
Mata Fabianus Tibo (61) terlihat berkaca-kaca. Kepalanya tertunduk diam, sementara
dua telapak tangannya saling menggenggam. Dengan penuh perhatian dia menyimak
kalimat-kalimat yang dilontarkan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi
Utara, KH Arifin Assagaf. Ketika itu Arifin sedang membacakan selembar kertas
putih. Kertas itu adalah surat kiriman dari Leonardo Agung, perwakilan dari Komunitas
Sant'Egidio di Vatikan, Roma, Italia.
KH Arifin yang kebetulan mengunjungi Tibo Cs di Lembaga Pemasyarakatan (LP)
Kelas IIA, Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (7/4) pagi itu diminta Tibo untuk
membacakan surat yang diterimanya.
Hadir pada kunjungan Arifin itu, Pastor Jimmy Tumbeleka, Kepala Paroki Tentena,
Poso yang menjadi pembimbing rohani Tibo Cs, Kepala Paroki Palu, Pastor Melky
Toreh, sejumlah suster, dan dua pengacara Tibo Cs, Mikanos dan Adrianus Hode.
MataTibo tidak sedikit pun beralih dari surat yang sedang dibacakan KH Arifin.
Sementara di sampingnya, dua rekannya, Dominggus da Silva (39) dan Marinus Riwu
(49) juga terdiam. Mereka memperhatikan dengan seksama isi surat yang dibacakan
KH Arifin.
KH Arifin mengatakan, surat itu berisi tulisan Leonardo Agung perwakilan Komunitas
Sant'Egidio. Dalam suratnya, Komunitas Sant'Egidio memberikan dukungan doa dan
solidaritas untuk nasib Tibo Cs menghadapi eksekusi mati.
"Kami mencintai kalian dan oleh karena itu kami berjuang sehingga hukuman mati
yang dijatuhkan kepada kalian dapat dihapuskan. Bagi kami, hukuman mati itu tidak
adil bagi semua manusia. Kami percaya bahwa setiap orang mempunyai hak hidup,"
ujar Leonardo.
Komunitas Sant'Egidio adalah gerakan umat Katolik yang lahir di Roma, Italia, tahun
1968. Komunitas tersebut adalah kelompok anak muda yang mengutamakan Firman
Tuhan dan mempraktekannya dalam doa, pelayanan terhadap yang miskin dan dalam
persaudaraan.
"Sejak dua bulan lalu kami baru tahu situasi Fabianus Tibo, Dominggus da Silva, dan
Marinus Riwu. Jadi pada waktu itu kami telepon Bapak Uskup yang selalu
mendukung kalian dan juga menjelaskan kejadiannya," papar dia.
Dikatakan, "Kami percaya pada kekuatan doa dan kami merasa dekat dengan Tibo
dan teman-teman justru pada saat ini. Kita tidak pernah bertemu, namun kami
merasa dekat. Bapak Uskup Suwatan sudah cerita kepada kami perkembangan
kasus kalian dan setiap kali kami selalu menanyakan kabar ke Bapak Uskup.
Banyak orang dari luar negeri sedang berdoa untuk kalian, dan ini adalah suatu
kenyataan."
"Kami harap dan doakan sehingga proses kalian dapat diselesaikan dengan baik dan
kalian dapat dibebaskan dengan segera. Kami doakan juga untuk keluarga kalian.
Sehingga Tuhan dapat mendukung juga mereka dan menguatkan hati Fabianus,
Marinus, dan Dominggus. Betapa indah kita dapat bertemu," papar Leonardo di akhir
suratnya.
Tibo mengaku terharu. Dia tidak menyangka begitu banyak orang yang berdoa untuk
dia dan kedua rekannya. Termasuk dari umat Katolik yang berada jauh di Vatikan.
Selain dari Vatikan, sejumlah dukungan dan doa untuk Tibo Cs mengalir dari berbagai
penjuru daerah di Indonesia. Termasuk sejumlah aksi di Jakarta dan beberapa daerah
memprotes agar eksekusi mati dibatalkan. [128/Y-4]
Last modified: 11/4/06
|