The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

SUARA PEMBARUAN DAILY


SUARA PEMBARUAN DAILY, 25 April 2006

Empat Bendera RMS Ditemukan

[AMBON] Bertepatan dengan HUT Republik Maluku Selatan (RMS), pada Selasa (25/4) ini di Maluku ditemukan empat bendera RMS di tempat berbeda. Bendera RMS di Batugajah ditemukan pukul 03.00 WIT, bendera tersebut ditemukan terikat di tengan rumpun bambu. Sedangkan di Kudamati ditemukan di daerah RSUD Dr Haulussy. Warga dan pegawai RSUD, subuh tadi langsung menurunkan dan melapor ke aparat.

Demikian dikatakan Kapolres Ambon, AKBP Leonidas Braksan, Selasa siang di Ambon. Menurut informasi terakhir yang diperoleh dari Polres Ambon, dua bendera lain ditemukan masing-masing di Jln Rijali, Gang Singa, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon dan satu satu bendera ditemukan Desa Kamal, Kabupaten Seram Bagian Barat. Hingga kini aparat masih melacak para pengibar bendera.

Dikatakan, sebanyak 53 pos pengamanan dipersiapkan tersebar di tiga kecamatan yakni Nusaniwe, Sirimau, dan Baguala. Beberapa pos keamanan seperti kawasan Kudamati dan Benteng Atas, yang selama ini oleh pihak aparat keamanan dianggap rawan penaikkan bendera RMS, personil TNI/Polri bersiaga penuh.

Sejak pukul 06.30 WIT sebuah helikopter polisi terus memantau dan berputar-putar di Pulau Ambon. Kecamatan Nusaniwe sedikit diperketat karena dua daerah yaitu Kudamati dan Benteng Atas di kecamatan ini rawan penaikkan bendera. Tahun 2005, bendera RMS di dua lokasi ini cukup banyak.

Jumlah personil yang disebarkan pada tiga kecamatan sekitar 2000 orang dan pengamanannya dilakukan secara tertutup maupun terbuka. Polres Ambon juga melakukan koordinasi dengan Kodim 1504/Pulau Ambon. Soal batas waktu pengamanan akan diakhiri jika terjadi hal-hal yang menonjol. Swiping terus dilakukan aparat keamanan dari Detasemen 88 Polres Ambon dan Pp Leasedan Satuan II Pelopor BKO dipimpin langsung Wakapolres Ambon dan Pulau-pulau Lease Deni Daryadi dan Kasat Reskrim P.Ambon Pp Lease Kompol Jefry D.Juniarta, katanya.

Selain Kecamatan Nusaniwe yang diper-ketat, beberapa rumah di belakang Sekolah Polisi Negara (SPN) Passo Kecamatan Baguala di RT 005/RW 01 justru sudah lama jadi target operasi aparat keamanan karena sejak tahun lalu dicurigai menjadi wilayah simpatisan RMS. Walau digrebek aparat yang melakukan sweeping sejak kemarin namun sejumlah rumah tersebut tidak ditemukan bendera RMS.

Tim Polhukam

Untuk mengetahui situasi keamanan di Maluku, empat staf Kementrian Politik dan Keamanan (Polhukam) sejak dua hari lalu berada di Ambon. Tim akan melakukan pertemuan dengan Gubernur Maluku, Kapolda Maluku, dan Pangdam Pattimura. Tim melakukan kunjungan ke beberapa lokasi seperti Batumerah, Mardika, Pohon Puleh, dan Batu Gantung. Dijadwalkan tim akan kembali hari ini ke Jakarta. Sedangkan pimpinan Judikatif Front Kedaulatan Maluku (FKM), Semmy Waeleruny kini berada di rumahnya setelah melewati berbagai proses hukum terhadap dirinya beberapa waktu lalu.

Ketua RT 01/04 di Kelurahan Amantelu Kecamatan Sirimau kota Ambon atau wilayah Pulogangsa, kediaman pimpinan judikatif FKM, Jonly Wattimena mengaku Waeleruny telah membuat surat pernyataan untuk tidak melakukan hal-hal yang memperkeruh situasi keamanan jelang dan pasca HUT RMS.

Bahkan gang menuju ke rumah Waeleruny ditutup aparat keamanan untuk mengantisipasi kinjungan orang luar. Dia enggan berbicara kepada pers karena saat ini perkaranya sedang disidangkan di Pengadilan Negeri (PN) Ambon dan pembacaan tuntutannya ditunda hingga 27 April 2006.

Aktivitas masyarakat Ambon berjalan seperti biasa, perkantoran, sekolah, pasar, bahkan arus lalu lintas sangat ramai. Tidak ada kekuatiran warga, bahkan sejumlah warga yang ditemui Pembaruan mengaku heran dengan pemberitaan pers yang terlalu melebih-lebihkan soal HUT RMS. Marry Pattiselanno (41), pedagang di Pasar Batu Meja mengatakan, dia bingung dengan begitu banyak aparat seakan Ambon dalam situasi konflik. Padahal, sebelum konflik tahun delapan puluhan lalu biasanya HUT RMS ada penaikkan bendera dan pelakunya di tangkap.

"Itupun normal saja, tanpa dibesar-besar seperti sejak konflik maupun pasca konflik seperti sekarang. Polda Maluku telah bekerja baik mengerahkan pasukannya untuk melakukan pengamanan, makanya kami beraktivitas seperti biasa. Katong seng (Red-kita tidak) mau lagi dibodohi lagi oleh provokator yang memanfaatkan HUT RMS untuk mengacaukan katong pung kota," ujarnya. [VL/M-11]


Last modified: 25/4/06
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/lokkie2005
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044