The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

SUARA PEMBARUAN DAILY


SUARA PEMBARUAN DAILY, 26 Januari 2006

Ada Apa di Poso?

POSO dan Palu tidak pernah berhenti menjadi daerah konflik. Berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi berbagai tindak teror, namun hasilnya nol besar. Kita kembali dikejutkan ketika Kapolres Poso AKBP Rudy Supriadi ditembak orang yang tidak dikenal di Kota Poso, Rabu (25/1) sekitar pukul 04.30 Wita. Peluru mengikis sedikit telinganya hingga lecet ringan.

Penembakan terjadi saat Kapolres akan salat subuh di Masjid Kompleks Mapolres Poso, sekitar 2 km dari rumah dinasnya. Saat itu Rudy mengendarai sepeda motor dan sendirian tanpa pengawal. Ketika sedang melintas, tiba-tiba dia ditembak.

Kejadian itu sungguh luar biasa. Bila selama ini yang menjadi sasaran adalah rakyat biasa seperti tiga siswa yang menjadi korban pembunuhan atau pendeta yang ditembak, kini yang jadi sasaran Kapolers. Jelas, ini sebuah sinyal. Penembakan itu tampaknya bukan terjadi secara kebetulan. Tampaknya ada rencana yang matang di baliknya. Pertama, penembakan dilakukan di kompleks tempat tinggal Kapolers. Artinya, kondisi di tempat itu secara teori pasti lebih aman dibandingkan dengan tempat lain di Poso. Kedua, penembakan terjadi saat subuh, saat kota belum bangun. Bedasarkan pemilihan waktu, kita bisa menganalisa ada sebuah perencanaan yang matang di sana. Lebih menarik lagi, laki- laki yang mejadi pelaku penembak ternyata menyapa Kapolres terlebih dahulu, baru menarik pelatuk senjata apinya.

Untung, Kapolres menyadari adanya bahaya, sehingga melakukan gerakan refleks untuk menghindar. Selamatlah dia dari upaya pembunuhan tersebut. Pihak berwajib kini sedang menyelidiki tempat kejadian untuk mencari apakah ada selongsong peluru di sana. Bila tidak ada, itu berarti pelaku menggunakan pistol karena bila menembak dengan pistol selongsong peluru tidak keluar dari senjatanya.

KEJADIAN di atas memberi sinyal kuat bahwa pelaku bukanlah orang sembarangan. Di belakangnya, pasti ada jaringan kuat. Kita tidak tahu apakah penembakan itu hanya sekadar gertakan untuk memberi peringatan kepada Kapolres atau memang benar-benar mau membunuh namun gagal.

Terlepas dari itu, kejadian penembakan itu menambah panjang deret peristiwa teror di Poso, juga di Palu. Belum hilang dari ingatan ketika masyarakat Palu sedang menyiapkan acara menyambut tahun baru pada Sabtu pagi 31 Desember 2005 lalu, bom meledak di kota Palu, ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah. Korban berjatuhan.

Pada tahun 2005 sejumlah peristiwa berdarah terjadi di provinsi tersebut. Masih segar dalam ingatan kita kasus Madi. Lalu, pembunuhan tiga siswi Sekolah Menengah Kejuruan Kristen di Poso. Sebelumnya, dua bom meledak di tengah pasar Tentena.

Semenjak 2001, Poso, Palu, juga Tentena tak pernah lagi damai. Teror tidak pernah lepas dari daerah ini. Pada 1 Januari 2002 tiga bom meledak di Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, Gereja Protestan di Indonesia (GPdI), dan Gereja Kristen Indonesia Sulsel Jemaat Palu pada saat malam pergantian tahun. Kemudian, sebuah bom mengguncang kompleks Gereja Toraja pada 19 September 2002.

Kita tidak tahu ada apa sebenarnya di Poso dan Palu sehingga daerah itu terus diguncang tindak teror. Pemerintah pusat sudah saatnya melakukan tindakan konkret untuk menciptakan perdamaian di sana. Kalau seorang perwira polisi saja bisa diteror, apalagi rakyat biasa.


Last modified: 26/1/06
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/lokkie2005
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044