The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

SUARA PEMBARUAN DAILY


SUARA PEMBARUAN DAILY, 27 Maret 2006

Maluku Butuh Tambahan Rp 600 Miliar untuk Rehabilitasi Sekolah

AMBON - Pemerintah Provinsi Maluku masih membutuhkan tambahan anggaran sebesar Rp 600 miliar untuk merehabilitasi sekolah-sekolah di semua jenjang pendidikan yang rusak akibat berbagai hal. Selain untuk membangun sekolah rusak akibat kerusuhan beberapa waktu lalu, anggaran itu juga dibutuhkan untuk memperbaiki sekolah yang memang dalam kondisi sudah harus diperbaiki.

Hal itu disampaikan Gubernur Maluku Karel Ralahalu, Minggu (26/3) di Ambon, Maluku, ketika beramah-tamah dengan rombongan anggota Komisi X DPR dalam kunjungan kerjanya yang dipimpin Wakil Ketua Heri Akhmadi.

Menurut Gubernur, untuk memenuhi anggaran perbaikan atau rehabilitasi sekolah itu, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota sepakat menanggung bi! aya secara bersama-sama. Masing-masing menanggung 20 persen dari kebutuhan itu, sedangkan sisanya, 60 persen, diharapkan akan ditanggung APBN. Dalam beberapa tahun mendatang rencana perbaikan sekolah ini diharapkan bisa terlaksana.

Tetapi, menurut Gubernur, sebenarnya persoalan pendidikan di Maluku bukan cuma persoalan rehabilitasi sekolah, tetapi juga menyangkut mutasi guru. "Akibat dari kerusuhan, banyak guru yang eksodus ke luar dari Maluku. Karena itu, sekarang kita mulai menata kembali guru-guru ini. Kita tata lagi penempatan dan tugas mereka," ujarnya.

Di samping itu, tambahnya, kondisi keamanan ikut memiliki memiliki peranan penting dalam menata kembali proses pembangunan pendidikan di wilayah ini secara menyeluruh.

Sekarang saja, masih banyak guru menumpuk di kota-kota. Mereka nantinya diharapkan akan kembali ke tempat tugas masing-masing dan tidak lagi berada pada komunitas tertentu, tetapi membaur, tanpa memili! h latar belakang tertentu.

"Distribusi guru ini, harus kita paksakan. Kita paksakan mereka kembali ke tempat tugas, supaya anak didik tidak menjadi korban dan proses pendidikan tidak terbengkalai," tegas Karel.

Tidak Sesuai Bidang

Sementara itu, Heri Akhmadi mengatakan penataan guru di wilayah ini diharapkan bisa mengarah kepada bidang pengajaran masing-masing. Saat ini masih banyak guru yang mengajar di berbagai tempat tidak sesuai dengan bidang ajarannya. Dia mencontohkan, guru agama mengajar matematika. Untuk masa depan, hal seperti ini tidak boleh terjadi lagi.

Di sisi lain, Komisi X mendukung usulan Gubernur Maluku yang ingin membaurkan guru kembali ke tempat tugas dan tidak lagi terbatas atau terkait dengan komunitas tertentu.

Hal ini, tambah Heri, harus dilakukan karena pemerintah maupun DPR sepakat bahwa pembangunan di masa depan memprioritaskan peningkatan kualitas sumber daya manusia dan ujung tombak untuk mencapainya adalah pembangunan di bidang pendidikan. Di bagian lain, Heri menegaskan pemerintah berkewajiban ikut memperbaiki sarana dan prasarana pendidikan. Sekolah yang berada dalam kondisi rusak, kini mencapai sekitar 700.000.

Tahun 2006, pemerintah pusat menganggarkan rehabilitasi sekolah yang rusak senilai Rp 42 triliun. "Dana ini tidak cukup. Karena itu perlu ada skema lain seperti menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah. Selain itu, tersedia dana alokasi khusus sekitar Rp 2,5 triliun dan anggaran Depdiknas Rp 1,7 triliun," katanya. (E-4)


Last modified: 27/3/06
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/lokkie2005
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044