Ujian Akhir Semester

Mata Kuliah: Landasan Ilmiah Komunikasi

Dosen: Prof. Dr. Hj. Nina Winangsih Syam, M.S.

 

SOAL                           

1.        Coba Saudar uraikan semua Landasan Ilmiah Komunikasi (filsafat, Sosiologi, Psikologi Sosial, Antropologi, Fisika, Matematika dan Biologi) dari sudut pandang:

    1. Pengertian

    2. Luas Lingkup

    3. Asumsi Filsafat dan kajian ilmiahnya

2.        Bagaimana saudara mampu menguraikan dari Landasan Ilmiah Komunikasi di atas, masuk ke dalam hasanah ilmu komunikasi, baik dipandang dari esensi masing-masing landasan ilmiah tersebut maupun dari sudut pandang teoritik dan metodologiknya.

3.        Apa yang membedakan antara pendekatan psikologi dan biologi dalam ilmu komunikasi?

4.        Gambarkan letak perbedaan antara perspektif psikologi sosial, sosiologi, komunikasi dan antropologi?

 

 JAWABAN DAN PEMBAHASAN

 

1.        Coba Saudara uraikan semua Landasan Ilmiah Komunikasi (Filsafat, Sosiologi, Psikologi Sosial, Antropologi, Fisika, Matematika dan Biologi) dari sudut pandang:

                a. Pengertian

                b. Luas Lingkup

                c. Asumsi Filsafat dan kajian ilmiahnya

 

FILSAFAT

 

Pengertian

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia edisi ketiga, filsafat diartikan dalam tiga definisi:

1.        Pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal, dan hukum-hukumnya;

2.        Teori yang mendasari alam pikiran atau suatu kegiatan; dan

3.        Ilmu yang berintikan logika, estetika, metafisika, dan epistemologi.

Filsafat berasal dari Bahasa Yunani, yaitu philos dan sophia: Philos yang berarti suka, cinta, atau cenderung sedangkan Sophia berarti kebijaksanaan. Secara etimologi, filsafat berarti kecintaan terhadap kebijaksanaan. Filsuf berarti atau filosof berarti orang yang cinta akan kebijaksanaan. Kata “kebijaksanaan” dalam pengertian filsafat umumnya berati “kebenaran sejati”. Sehingga lazimnya, filsafat dipengertikan sebagai suatu tindakan berpikir yang menggunakan akal budi untuk mencari dan menemukan kebenaran hakiki.

 

Luas Lingkup

-          Filsafat mencakup permasalahan yang bukan wilayah ilmu pengetahuan (science), pengetahuan (knowledge), ilmu-ilmu pengetahuan terapan (applied science).

-          Permasalahan yang dibahas filsafat adalah permasalahan yang sifatnya menyeluruh, mendasar dan spekulatif.

-          Cabang-cabang Filsafat:

Epistemologi (Filsafat Pengetahuan)

Etika (Filsafat Moral)

Estetika (Filsafat Seni)

Metafisika (teori tentang ada atau hakikat)

Politik (Fisafat pemerintahan),

Filsafat Agama,

Filsafat Ilmu,

Filsafat Pendidikan,

Filsafat Hukum,

Filsafat Sejarah, dan

Filsafat Matematika.

 

Asumsi Filsafat dan kajian ilmiahnya

-          Secara falsafati, kebenaran terdapat pada: pengetahuan dan ketidak-tahuan;

-          Pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu dan kepastian dimulai dengan rasa ragu-ragu. Filsafat dimulai dari kedua-duanya tadi.

-          Berfilsafat berarti suatu sikap rendah hati bahwa tidak semuanya akan pernah kita ketahui dalam kesemestaan yang seakan tidak terbatas ini.

-          Kajian filsafat untuk menghasilkan ilmu penetahuan adalah: ontologi, epistemologi, dan axiologi.

-          Will Durant mengatakan, “Tiap ilmu dimulai dengan filsafat dan diakhiri dengan seni.”

 

SOSIOLOGI

 

Pengertian

Istilah sosiologi telah dipakai sejak perempat kedua abad ke-19, sebagian besar melalui karya yang sangat berpengaruh dari August-Comte, yang tidak hanya menemukan nama untuk bidang studi ini tetapi juga mengklaim studi ini menentukan status masa depan pengetahuan tentang hukum yang mengatur perkembangan progresif namun teratur dari masyarakat (Ensiklopedi Ilmu-Ilmu Sosial; hal. 1025).

Menyusun pengertian simpel tentang sosiologi sesungguhnya sangat tergantung pada tujuan penyederhanaan itu. Jika yang kita putuskan adalah tujuan definisional, maka banyak definisi dapat dikemukakan di sini, antara lain dari Pitirim Sorokin, Roucek dan Warren, William F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff, J.A.A. Van Doorn dan C.J. Lammers, Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi. Inti pengertian pengertian sosiolgi yang mereka kemukakan adalah kurang lebih adalah “studi ilmiah tentang sosial-kemasyarakatan”.

 

Luas Lingkup

Studi sosiologi difokuskan pada manusia sebagai mahluk sosial dan sebagai entitas yang tingkah lakunya teratur namun tidak dapat dikendalikan oleh kepentingan individual. Masyarakat dianggap sebagai obyek studi otonom, sebagai entitas yang berbeda dari individu. Realita-realita masyarakat dengan tindakan yang cenderung mengambil bentuk mode perilaku yang terkondisikan dan pasti dan terbentuk karena tekanan yang konstan menuju keseragaman, mendominasi tema-tema studi sosiologi.

Lingkup studi sosiologi sesungguhnya adalah topik diskusi yang cukup rumit dan panjang pada tahap-tahap awal. Eksplorasi falsafati studi ini kerap sulit menjauh dari ilmu-ilmu tentang perilaku manusia yang telah ada sebelum dan telah mapan seperti psikologi dan politik. Masyarakat dengan tindakan kolektifnya merupakan kata kunci lingkup studi sosiologi.

 

Asumsi Filsafat dan Kajian Ilmiahnya

-          Sosiologi merupakan ilmu sosial, seperti psikologi, antropologi, ilmu politik, dan beragam ilmu lainnya. Aspek manusia yang dipelajari sosiologi adalah tindakan-tindakan manusia yang bukan merupapakan tindakan individual.

-          Dalam sosiologi, terdapat ambivalensi: masyarakat dipandang sebagai obyek pasif sehingga terkendali dan problem sosial dianggap masalah administraif. Riset-riset klasik sosiologi mutakhir berkutat pada seputar ambivalensi itu.

-          Problem teoritis yang kerap jadi sandungan sosiologi adalah bahwa sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum. Hal ini mengasumsikan bahwa tindakan-tindakan sosial manusia diatur oleh factor-faktor eksternal yang bersifat hukum tunggal. Hukum tunggal ini dapat menjelaskan fenomena sosial kemasyarakat secara universal, layaknya fenomena alam.

-          Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan menempatkan fakta terpisah dari nilai-nilai dan tujuan praktis.

 

PSIKOLOGI SOSIAL

 

Pengertian

Psikologi sosial adalah sebuah kajian tentang sifat, fungsi, dan fenomena perilaku sosial dan pengalaman mental dan individu dalam sebuah koteks sosial. Psikologi sosial merupakan “biokimia”-nya ilmu-ilmu sosial. Dalam suatu pengertian, studi ini bersifat interstitial, dan memainkan peranan penting sebagai sebuah disiplin ilmu sosial yang utama.

 

Luas Lingkup

-          Efek sosial pada aspek-aspek perilaku dan pengalaman mental yang dipelajari secara lebih umum dalam cabang psikologi lain.

-          Fenomena psikologi yang tidak muncul—bahkan sering tak tergambarkan—dalam individu yang berada di luar konteks sosialnya. Fenomena psikologi sosial itu adalah:

Agresi dan kemauan

Altruisme dan perilaku membantu

Sikap sosial dan persuasi

Ketertarikan dan hubungan sosial

Atribusi dan kognisi sosial

Tawar menawar dan negosiasi

Konformitas dan proses-proses pengaruh sosial

Kerja sama dan kompetisi

Pembuatan keputusan kelompok

Dinamika kelompok

Bahasa dan pidato

Kepemimpinan dan kinerja kelompok

Komunikasi non verbal dan bahasa tubuh

Kepatuhan terhadap otoritas

Prasangka dan konflik antar kelompok

Presentasi diri dan menajemen kesan

Peran-peran seksual

Perilaku seksual

Pembelajaran sosial dan sosialisasi.

 

Asumsi Filsafat dan kajian ilmiahnya

-          Secara teoritis (ontologis), psikologi sosial berpijak pada dua obyek kajian, yakni obyek psikologi murni (manusia secara individual) dan obyek sosiologi (manusia secara sosial/berkelompok). Psikologi sosial memandang bahwa faktor-faktor sosial dapat mempengaruhi pemikiran, perasaan, dan tindakan individual manusia.

-          Manusia secara simultan dapat menjadi penyebab sekaligus akibat dari masyarakat.

-          Riset psikologi sosial eksperimental. Kajian ini tidak hanya mengandalkan hubungan antara eksperimentasi dan ke teori tetapi juga paralelisasi eksperimen laboratorium dan lapangan atas permasalahan  yang berhubungan secara konseptual.

-          Psikologi sosial merupakan disiplin ilmu yang mandiri. Ia bukan cabang/bidang dari psikologi dan juga bukan cabang/bidang ilmu sosiologi.

 

 

ANTROPOLOGI

 

Pengertian

Masalah pokok antropologi adalah keaneka-ragaman manusia. Pada abad ke-19, gagasan yang memandu antropologi adalah bahwa ada perbedaan-perbedaan biologis yang signifikan antara umat manusia—khususnya dalam perkembangan otak—yang menjelaskan beraneka ragamnya rasionalitas, kecanggihan teknik, dan kompleksitas sosial.

Awalnya, antopologi lahir dari suatu bentuk protes-kritik terhadap teori rasial dalam ilmu sosial. Protes-kritik ini dipelopori oleh Franz Boas (1858-1942) dan mahasiswanya. Mereka berusaha menegakkan faham bahwa perbedaan-perbedaan biologis yang ada antara bebagai populasi manusia dan menjadi dasar klasifikasi rasial itu sebenarnya tumpang tindih karena hanya didasarkan pada ciri-ciri fenotif yang terbatas. Padahal dari segi intelektual, tidak perbedaan potensi pada seluruh populasi manusia. Yang menjadi sumber pokok perbedaan hanyalah budaya.

 

Luas Lingkup

Dalam pengertian lainnya, secara simplistis, antroplogi adalah ilmu yang mempelajari manusia sebagai mahluk biologis dan mahluk berbudaya dalam keanekaragaman. Oleh sebab itu berdasarkan fokus kajian, antropologi dibagi menjadi dua: antropologi fisik dan antropologi budaya. Ruang lingkup studi antropologi dapat dilihat sebagai berikut:

  1. Asal  usul manusia;

  2. Evolusi fisik manusia;

  3. Keaneka ragaman bentuk fisik manusia atau ras;

  4. Kebudayaan, termasuk unsur-unsur kebudyaan, perkembangan dan penyebarannya;

  5. Berbagai kemampuan manusia meyesuaikan diri dengan lingkungannya; dan

  6. Antropologi memilik banyak bidang, antara lain: paleo antropologi, sematologi, etnologi (Antropologi Fisik) dan arkeologi, antropologi, linguistik, budaya dan lain-lain (Antropologi Budaya).

 

Asumsi Filsafat dan kajian ilmiahnya

-          Dalam konteks pemikiran evolusionis, orang-orang yang dianggap primitif itu secara kesejarahan bisa memberikan pemahaman tentang cara hidup nenek moyang manusia.

-          Penelitian dan perbandingan etnologi dalam antropologi akan memudahkan pengembangan ilmu sosial menjadi benar-benar universal, yang menyentuh sekalian umat manusia dan tidak membatasi diri pada studi-studi tentang masyarakat modern barat.

-          Deskripsi hasil survey terhadap adat-istiadat dan kebiasaan menghasilkan kajian-kajian:

ETNOGRAFI (dokumen-dokumen keanekaragaman budaya manusia);

ARKEOLOGI (Jejak sejarah manusia yang panjang);

ANTROPOLOGI BIOLOGI (evolusi dan variasi biologis manusia);

PENDEKATAN EVOLUSIONIS (tema-tema umum dalam sejarah manusia);

ANTROPOLOGI SOSIAL dan ANTROPLOGI PSIKOLOGI (model-model manusia dari beranekaragam latar-belakang budaya); dan

TRADISI HUMANIS (Pemahaman fenomenologis terhadap pengalaman budaya orang lain.

 

 

FISIKA

 

Pengertian

Dalam dunia ilmu pengetahuan dan filsafat, fisika merupakan ilmu pengetahuan yang tergolong sangat mapan. Hal itu karena model fisika banyak hadir ikut mempatron konstruksi metodologi dan teori pada sejumlah disiplin ilmu. Termasuk pada beberapa ilmu-ilmu sosial seperti psikologi.

Dalam pengertian singkatnya, fisika merupakan physical science (ilmu pengetahuan mengenai zat-zat yang merupakan asal terciptanya dunia alam semesta) yang mempelajari massa dan energi. Physical science adalah salah satu dari dua cabang ilmu alam (natural science). Cabang yang satunya adalah ilmu hayat (biolocal science).

 

Luas Lingkup

Fisika mempelajari gejala alam fisik yang memiliki potensi massa dan energi. Lingkup yang dicakup oleh fisika adalah sebagai berikut:

Mekanika

Hidrodinamika

Bunyi

Cahaya dan optik

Kelistrikan dan Magnetisme

Fisika Nuklir

Kimia Fisika

 

Asumsi Filsafat dan kajian ilmiahnya

-          Secara mekanistik, empat komponen utama fisika: zat, gerak, ruang, dan waktu adalah bersifat absolut.

-          Asumsi di atas melalui eksperimen Enstein, disangkal. Asumsinya adalah E = mc2. Asumsinya adalah keempat komponen itu berisfat relatif.

 

MATEMATIKA

Pengertian

Sebenarnya, menurut Jujun (1984: 97), matematika bukan merupakan ilmu, melainkan sarana berpikir deduktif. Matematika mempunyai peranan yang sangat penting bagi berbagai disiplin keilmuan. Tetapi, masih menurut Jujun, matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan. Lambang-lambang matematika bersifat artifisial yang baru mempunyai arti setalah sebuah makna diberikan padanya. Tanpa makna, matematika hanya merupakan kumpulan rumus-rumus yang mati.

Tetapi Immanuel Kant (1724-1804) berpendapat bahwa matematika merupakan pengetahuan yang bersifat sitetik apriori di mana eksistensi matematika tergantung dari pancaindera serta pendapat dari aliran yang disebut logistik yang berpendapat bahwa matematika merupakan cara berpikir logis yang salah atau benarnya dapat ditentukan tanpa mempelajari dunia empirir. Pendapat Kant ini kemudian diperkuat oleh ahli matematika berkebangsaan Belanda, Jan Brouwer (1881-1966).

Luas Lingkup

Studi matematika dewasa ini mencakup antara lain:

Aritmatika

Geometri

Studi Bilangan

Aljabar

Trigonometri

Geometri Analitik

Persamaan Differensial

Kalkulus

Topologi

Geometri Non-Euclid

Teori Fungsi

Probabilitas dan Statistika

Logika

Logika Matematis

Asumsi Filsafat dan kajian ilmiahnya

-          Sebagai sebuah bahasa, matematika berusaha menghilangkan sifat kabur, majemuk, dan emosional dari bahasa verbal.

-          Matematika itu adalah cara berpikir logis. Bertrand Russell mengatakan, “matematika adalah masa kedewasaan logika dan logika adalah masa kecil matematika.”

-          Kebenaran yang dihasilkan matematika tidak perlu dibuktikan lewat dunia empiris (aliran logistik)

-          Eksistensi matematika sebagai pengetahuan tergantung dari pancaindera (aliran insitusionist)

-          Matematika merupakan pengetahuan tentang struktur formal dari lambang (aliran formalis)

 

BIOLOGI

Pengertian

Biologi (biologycal science) adalah ilmu alam yang mempelajari organisme-organisme hidup. Biologi merupakan salah satu cabang ilmu alam. Cabang yang satunya adalah ilmu fisika (physical science). Awalnya, permasalahan biologi hanya salah satu fokus studi para dokter di abad pertengahan seperti Al‑Razi, Ibn Sina dan Ibn Rushd. Ketika itu, organisme hidup dianalisis secara kimiawi. Penemuan peralatan mikroskop, teori evolusi, dan penemuan struktur molekul kromoson (DNA) menandai puncak pencapaian studi biologi terhadap organisme hidup.

Luas Lingkup

BIOFISIKA

BIOKIMIA

MIKROBIOLOGI

Virologi

Bakteriologi

Mycrology

Protozoologi

BOTANI

Fisiologi Tanaman

Genetika Tanaman

ZOOLOGI

OBAT-OBATAN

Embriologi

Anatomi

Histologi

Fisiologi

Neurofisologi

Endrokrinologi

Genetika Hewan

 

Asumsi Filsafat dan kajian ilmiahnya

-          Organisme hidup adalah sebuah sistem mekanik.

-          Sel merupakan balok-balok bangunan dasar dari organisme hidup (Abad ke19)

-          Semua fungsi biologis dapat dijelaskan dalam pengertian struktur dan mekanisme molekul dengan DNA (dasar molekul kromoson) sebagai titik kulminasi pencapaian biologi mutakhir.

-          Binatang (kemudian jadi manusia) beru­bah di bawah tekanan udara lingkungan, dan bahwa binatang dapat menurunkan perubahan‑perubahan ini hingga ke janin mereka. Penurunan ciri-ciri itu merupakan mekanisme utama dalam evolusi.

-          Pernafasan merupakan suatu bentuk oksidasi khusus yang mene­tapkan relevansi proses kimiawi pada fungsi-fungsi organisme hidup.

-          Transmisi impuls saraf berkaitan dengan arus listrik. Kajiannya adalah studi tentang neurofisiologi dan elektrodinamika.

 

2.        Bagaimana saudara mampu menguraikan dari Landasan Ilmiah Komunikasi di atas, masuk ke dalam hasanah ilmu komunikasi, baik dipandang dari esensi masing-masing landasan ilmiah tersebut maupun dari sudut pandang teoritik dan metodologiknya.

 

FILSAFAT

 

Esensi

Filsafat merupakan induk segala sumber pengetahuan atau peneratas pengetahuan. Dalam tahap awal, secara konsepsional, ilmu masih berdasar pada norma-norma filsafat (azas-azas moral falsafati). Pada tahap selanjutnya, ilmu menyatakan dirinya otonom dan berdasar sepenuhnya pada hakikat alam sebagaimana adanya namun masih tetap pada norma yang seharusnya. Pada tahap terakhir, ilmu mendasarkan diri pada penemuan-penemuan alamiahnya sebagaimana adanya.

Sekalipun demikian, filsafat juga berkembang melalui cabang-cabangnya, faktor yang menyebabkannya tidak lagi menyeluruh tetapi sektoral (Jujun S. Suriasumantri, 1984: 24). Salah satu cabang filsafat yang tetap berkaitan dengan perkembanan ilmu pengetahuan adalah filsafat ilmu yang terdiri dari tiga komponen: ontologi, epistemologi, dan axiologi. Ilmu komunikasi berasal dari cabang filsafat ini dan karena itu pula, filsafat (ilmu) disebut juga sebagai akar ilmu komunikasi.

 

Aspek Teoritik

Dari segi aspek kajian, filsafat komunikasi dibahas dari tiga komponen: ontologis yang berbicara tentang hakikat dan asal-usul ilmu komunikasi; epistemologis yang menyangkut prosedur ilmiah ilmu komunikasi dengan sejumlah model, pendekatan dan metode; dan axiologi yang menyangkut persoalan nilai dan kegunaan komunikasi sebagai suatu disiplin ilmu.

Dalam konteks komponen fikir filsafat komunikasi, tinjauan difokuskan pada tiga komponen filsafat: etika, logika, dan estetika. Etika mendasarkan komunikasi pada azas norma-norma falsafati, logika pada sikap-sikap rasional dan ilmiah, dan estetika menyangkut azas keindahan.

 

Aspek Metodologis

Perkembangan filsafat komunikasi tidak dipisahkan dari komponen ontologis dan epistemologis filsafat ilmu. Kedua komponen ini kemudian menyumbangkan teori-teori dan metodologi untuk mencapai pengetahuan komunikasi sebagai suatu ilmu (ilmiah/ilmu pengetahuan).

 

  

SOSIOLOGI

Esensi

Sosiologi mempelajari struktur dan fungsi kelompok dan pola-pola interaksi sistem-sistem dalam masyarakat sosial. Fokusnya adalah tindakan-tindakan sosial, namun tidak mencakup tindakan-tindakan terisolir oleh individu yang sifatnya personal dalam lingkungan sosial. Dalam masyarakat, terdapat sistem, sub-sistem, meta-sistem yang saling berinteraksi, di mana individu-individu diarahkan oleh sistem-sistem tersebut untuk bertindak menurut norma-norma sosial (cenderung menjadi seragam).

Norma-norma merupakan pusat makna sosial yang hadir dalam memori individu dalam masyarkat secara kolektif. Perubahan sosial yang terjadi setiap saat menyebabkan proses pembagian gagasan untuk kembali mencapai kesamaan makna. Dapat dikatakan bahwa di sini telah terjadi proses pertukaran makna untuk mencapai pengertian makna yang sama. Pertukaran makna inilah yang merupakan esensi proses komunikasi. Masyarakat melalui struktur dan fungsi-fungsi yang ada mengembangkan norma-norma.

Perspektif teori kritis meyakini bahwa pola tindakan komunikasi dalam masyarakat memegang peran kunci. Oleh sebab itu, kata Juergen Habermas (Hans-Dieter, 1998: 102), amatlah keliru bila metodologi penelitian sosial (sosiologi) mengabaikan pola-pola tindakan komunikasi di dalamnya. Argumennya adalah pola-pola tindakan komunikasilah yang mengikat tindakan-tindakan sosial dan yang menciptakan stuktur dan fungsi sosial masyarakat.

 

Aspek Teoritik

Sosiologi menitik-beratkan studinya pada tiga tipe (Nina Winangsih Syam, 2002: 26-27): Budaya, struktur sosial dan ekologi. Penjelasannya adalah sebagai berikut:

Budaya

Dua jenis produk budaya dasar yang muncul dari aktivitas bersama dan dari pengalaman manusia. Pertama, non material culture (budaya non materi) yang meliputi 1) bahasa, 2) seni, 3) musik, dan 4) jenis gagasan utama yang saling membagi: yaitu keyakinan, norma-norma, nilai, dan sikap. Kedua, material culture (budaya materi) yang meliputi benda-benda yang dibuat oleh manusia dan benda-benda lainnya yang menjadi lingkungan fisik.

Struktur Sosial

Keyakinan, nilai, norma dan sikap diorganisir ke dalam hubungan sosial (seperti ibu dan anak) pada tingkat mikro atau pangkat berskala kecil dari kehidupan sosial. Struktur sosial merupakan tata susunan sosial orang-orang dalam hal saling berkaitan disertai pola-pola pengharapan yang melekat pada masing-masing posisi di dalam lembaga sosial. Contoh struktur sosial dalam skala mikro ini adalah keluarga.

Ekologi

Konsep struktur sosial mendorong kita untuk memperhatikan polapola hubungan sosial dan budaya yang fkus pada pembangian berbagai gagasan yang mendasari hubungan tersebut dengan memberi makna, nilai, dan bentuk yang dapat diprediksi pada pola-pola tersebut. Sementara budaya dan struktur sosial menggambarkan lingkungan sosial, maka konsep ekologi fkus pada manusia sebagai organik fisik yang hidup berkaitan dengan fisik. Menurut sosiologi, suatu populasi adalah sekumpulan orang yang menempati suatu lingkungan fisik.

 

Aspek Metodologis

Pendekatan struktural-fungsional dalam sosiologi ikut pula memberikan sejumlah model dalam penelitian komunikasi. Deddy Mulyana (2001: 29-30) menyatakan bahwa pendekatan struktural (fungsional—pen) terhadap manusia berusaha mengukur pengaruh struktur sosial terhadap identitas, respons, dan perilaku manusia melalui peran, sosialisasi, dan keanggotaan kelompok mereka. Menurut Deddy Mulyana, terdapat beberapa model komunikasi  yang menggunakan pendekatan struktural ini, antara lain model komunikasi Frank Dance (helical model), model ABX Theodore Newcomb, model komunikasi antar budaya William Gudykunst dan Young Yung Kim, dan sebagainya.

 

 

PSIKOLOGI SOSIAL

Esensi

Psikologi membuka tabir-tabir kejiwaan manusia. Studi terhadap gejala-gejala kejiwaan pada awalnya adalah bagian dari filsafat karena pikiran-pikiran manusia masih dianggap sebagai persoalan-persoalan filsafat. Penerapan laboratorium klinik telah menandai psikologi sebagai disiplin yang telah keluar dari wilayah tugas-tugas filsafat.

Psikologi mempelajari gejala-gejala kejiwaan manusia yang tercermin pada perilakunya. Komunikasi lalu memanfaatkan anlisis-analisis psikologi untuk meneliti proses komunikasi intrapersonal. Yakni ketika manusia sedang dalam proses menginterpretasi stimulus/rangsangan dari luar: mulai dari proses sensasi, asosiasi, persepsi, memori hingga proses berpikir, baik dalam status meng-encode (mengirim) maupun dalam men-decode (menerima).

 

Aspek Teoritik

Dalam psikolgi sosial, dikenal adanya beberapa aliran:

 

 

Psiko-kognitif

Manusia itu adalah mahluk berkeinginan (Homo Volens). Perilaku manusia merupakan hasil interaksi tiga sub-sistem dalam kepribadian manusia, yaitu Id, Ego, dan Superego.

Behaviorisme

Manusia berperilaku tertentu karena dorongan dari luar. Seluruh perilaku manusia adalah hasil belajar atau pengaruh lingkungan. Jadi manusia seperti mesin, dikendalikan dari luar, tidak bisa menggerakkan dirinya untuk berperilaku tertentu. Makanya aliran ini memandang manusia seperti mesin (Homo Mechanicus).

Psiko-analisis

Pengaruh seseorang pada yang lain kebanyakan ditimbulkan oleh pikiran. Aliran ini mengkonsepsi manusia sebagai mahluk berpikir (Homo Sapiens): mahluk yang selalu berusasha memahami lingkungannya.

Humanisme

Setiap manusia mengalami dunia-kehidupannya dengan caranya sendiri. Manusia hanya bisa dinilai menurut tindakannya, bukan berdasarkan lingkungannya saja, atau berdasarkan naluri (naluri primitifnya). Fokus aliran ini adalah motivasi manusia bertindak atau berperilaku tertentu. Aliran ini dikenal dengan nama “manusia bermain” (Homo Ludens).

 

Aspek Metodologis

Psikologi juga dapat ditelusuri jejaknya pada beberapa penerapan metode penelitian komunikasi. Studi efek yang mekanistis dan kuantitatif merupakan metode yang dioperasikan berdasarkan konsepsi behaviorisme tentang manusia. Sementara psikologi aliran kognitif dan humanistis juga banyak membantu penelitian kualitatif psikologi komunikasi. Kajian empiris tentang psikologi sosial dalam komunikasi yang kerap disimulasikan dalam penelitian seperti teknik pengukuran sikap dan samping responden, serta metodologi survei. Tetapi, psikologi sosial juga telah banyak memberi sumbangan dalam pendekatan-pendekatan non-eksperimental dalam riset-riset psikologi sosial.

 

ANTROPOLOGI

Esensi

Kebudayaan dalam antropolgi dipandang sebagai bagian dari warisan manusia yang lebih banyak diwariskan melalui proses belajar ketimbang sebagai bawaan biologis. Antropologi yang dipandang dari sudut kacamata biologis, banyak dipengaruhi oleh teori evolusi Darwin. Evolusi manusia adalah tema yang menyatukan antropolgi dari empat bidang: antropologi budaya, antropologi fisik, arkeologi, dan linguistik untuk saling berkaitan. Antropologi menjelaskan segenap keaneka-ragaman budaya dan biologis manusia.

 

Aspek Teoritik

Konsepsi antopologi tentang manusia terdiri dari empat: a) biologi, b) sosial, c) budaya, dan d) ekologi. Konsepsi antropologi tentang manusia dalam ilmu komunikasi ditinjau dari aspek sosial dan budaya. Aspek sosial menekankan perhatian pada konteks interaksi sosial dalam perilaku manusia. Sedangkan dalam aspek budaya, antopologi memfokuskan diri pada perilaku nilai-nilai dan norma-norma yang mengikat kehidupan manusia secara kolektif.

Dua konsepsi antropologi tentang manusia inilah yang jadi fokus studi komunikasi dengan antroplogi sebagai akar dengan penekanan pada elemen simbol, bahasa, dan pemaknaan. Ada empat macam simbol dalam antopologi sebagai akar ilmu komunikasi secara teoritis:

-          Pertama, obyek simbol bendera melambangkan bahasa dan uang menggambarkan pekerjaan dan barang-barang dagangan (komoditi).

-          Kedua, karakteristik obyek dalam kultur kita. Warna ungu dipahami untuk “kerajaan”, hitam untuk “dukacita”, kuning untuk “kekecutan hati”, putih untuk “kesucian”, merah untuk “keberanian”, dan sebagainya.

-          Ketiga gesture adalah tindakan yang memiliki makna simbolis senyum dan kedipan, lambaian tangan, kerutan kening memiliki makna tersendiri. Semua ini memiliki makna dalam konteks kultural.

-          Keempat, simbol adalah jarak yang luas dari pembicaraan dan kata-kata yang tertulis dalam menyusun bahasa. Bahasa adalah kumpulan simbol paling penting dalam berbagai kultur.

 

Aspek Metodologis

Penelitian-penelitian antropologi telah memperkaya khasanah metodologi ilmu-ilmu sosial. Salah satu metode penelitian yang cukup mutakhir dari antropologi Etnometodologi. Termasuk juga hermeneutika yang merupakan metode klasik dari zaman Yunani Pertengahan; interaksionisme simbolik; dan konstruktivisme. Kesemua itu adalah metode-motode yang sifatnya post-postivis. Umumnya peneltian komunikasi yang kualitatif dipengaruhi oleh metode-metode tersebut.

 

FISIKA

 

Esensi

Fisika mempelajari gejala alam secara fisik dengan fokus pada empat komponen utamanya: zat, ruang, gerak dan waktu. Cartesian menggambarkan peristiwa fisis berlangsung menurut pola-pola mekanistis. Dalam ilmu komunikasi, pendekatan mekanistis untuk menjelaskan fenomena komunikasi manusia sudah lazim.

Komunikasi dalam perspektif mekanistis adalah sebuah peristiwa dimana dilepaskannya suatu simbol oleh suatu yang mengandung makna melalui dan kemudian simbol diterima oleh unit yang lain dengan pemaknaan yang sama. Proses ini dapat dijelaskan melalui model “aliran fisika versus aliran mental” (Nina Winangsi Syam, 2002: 34-35). Bila proses komunikasi berlangsung secara “sekunder” sekaligus “linear”, maka peluang hambatan dari segi efektivitas komunikasi dapat muncul secara teoritis. Inilah yang disebut gangguan mekanik (mechanical cannel noice).

Pola mekanistis dalam proses komunikasi dapat dilukiskan sebagai konfigurasi zat, ruang, gerak dan waktu secara analogis. Pesan (“zat”) ber-“gerak“ dari satu unit (“ruang”) ke unit (ruang) lainnya dalam suatu rentang “waktu” tertentu. “Waktu” ini juga ditemukan pada rambatan yang disebabkan oleh media-channel apabila komunikasi berlangsung secara linear-sekunder.

 

Aspek Teoritik

Dalam teori informasi secara fisika menurut Weaver, dikenal adanya pengertian mengenai kemampuan saluran, yaitu seberapa jauh informasi dapat diterima dalam suatu saluran, dibatasi oleh seberapa jauh kemampuan salurannya. Bila suatu saluran terlalu banyak menampung beban volume transmisi, maka kesalahan atau entropi dapat terjadi lebih besar lagi.

Dalam fisika, gangguan mekanik dalam komunikasi dijelaskan oleh bidang fisika tentang “Bunyi” dan “Cahaya/Optik”. Sedangkan kesalahan atau entropi dalam rangka beban saluran dapat dijelaskan dengan studi fisika tentang “Kelistrikan dan Magnetisme”.

 

Aspek Metodologis

Penelitian komunikasi mengenal yang namanya formula (model) Lasswell yang digagas oleh Harold D. Lasswell. Dalam model ini, komunikasi berlangsung linear: dari “komunikator” – “pesan” – “media” (channel) – “komunikan” (receiver) – sampai “efek”. Model ini menghasilkan penelitian yang berorientasi korelasional secara kuantitatif (Onong Uchjana Effendy, 1993: 253).

 

MATEMATIKA

 

Esensi

Matematika bertujuan untuk mengurangi ketidak-pastian dalam bahasa verbal. Dalam operasionalisasinya, matematika merupakan rangkaian simbol/lambang yang fungsinya dikembalikan pemaknaan yang diberikan padanya. Dalam ilmu komunikasi, informasi dan lambang merupakan media pengantar pesan-pesan. Dalam perspektif matematika, informasi berfungsi mengurangi ketidakpastian. Sementara simbol meningkatkan akurasi makna yang menjadi kelemahan bahasa verbal dalam komunikasi manusia.

Menurut Jujun (1984: 203), bagi dunia keilmuan, matematika berperan sebagai bahasa simbolik yang memungkinkan terwujudnya komunikasi yang cermat dan tepat. Hal ini karena matematika merupakan komunikasi ilmiah dalam ilmu pengetahuan.

 

Aspek Teoritik

Pendekatan matematis dan mekanistis tentang komunikasi menyandang nama “teori informasi”, yang secara filosofis berasal dari Norbert Wiener dan secara sibernetis dan statistis dari teori komunikasi yang matematis dari Shannon dan Weaver (1949).

Secara teoritis, fungsi-fungsi informasi dapat menggerakkan sistem sosial itu dan melestarikannya. Informasilah yang dipertukarkan di antara sistem dan sub-sistem.  Apabila komunikasi terjadi dalam sistem-sistem tersebut, maka individu terlibat dalam pengolahan informasi. Informasi merupakan lawan dari ketidakpastian (Fisher, 1986: 284-287).

Teori informasi ini diterapkan oleh Shannon pada tahun 1948 untuk komunikasi permesinan (Engineering Communication) dan kemudian bersama dengan Warren Eaver (Weaver) pada tahun 1949 diterapkan pada proses komunikasi manusia (Human Communication). Sejak itulah istilah komunikasi dipergunakan secara luas yang mencakup semua prosedur di mana pikiran seseorang mempengaruhi pikiran orang lain (Onong, 1993: 257).

 

Aspek Metodologis

Model matematikal dari Shannon dan Weaver menggabarkan komunikasi sebagai proses linear. Model yang banyak jadi acuan dalam penelitian komunikasi yang mekanistis tersebut adalah berikut:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIOLOGI

Esensi

Biologi dan komunikasi pada dasarnya berada di wilayah yang berbeda, biologi masuk klasifikasi ilmu-ilmu alam (natural science) sedangkan komunikasi berklasifikasi ilmu sosial. Faktor-faktor biologi pada diri manusia sebagai sebuah masalah dalam proses komunikasi ditemukan pada disiplin psikologi (kita telah membahasnya dalam psikologi komunikasi). Faktor biologis yang bereran sebagai sumber gangguan (noise/internal communicator) dalam proses komunikasi adalah kondisi otak dan penginderaan seperti mata, telinga dan sebagainya.

Proses komunikasi dengan konteks fisiknya pada komunikator/komunikan akan dipengaruhi oleh faktor-faktor hormonal, adrenalin, zat-zat biokimiawi, metabolisme dan lain-lain dalam tubuh untuk bereaksi terhadap proses-proses dalam komunikasi. Komponen tubuh yang sangat signifikan berpengaruh terhadap kemampuan berkomunikasi adalah kondisi otak. Karena otak merupakan server pengendali sensasi, asosiasi, persepsi, memori, dan berpikir manusia dalam merespon pesan-pesan eksternal maupun internal.

 

Aspek Teoritik

Konsep biologi tentang efek-efek berupa gejala komunikasi manusia umumnya dieksplorasi pada bagian otak dan sistem saraf pada otak itu sendiri. Oleh karena itu, kita bisa menggambarkan secara ringkas tentang konsep Biologi yang relevan dengan Ilmu Komunikasi.

Sistem saraf mengkoordinasi, menafsirkan dan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya. Juga mengatur kebanyakan sistem-sistem tubuh lainnya sehingga terjalin komunikasi antara berbagai sistem tubuh hingga menyebabkan tubuh berfungsi sebagai unit yang harmonis. Dalam sistem inilah berasal dari segala fenomena kesadaran, pikiran, ingatan, bahasa, sensasi dan gerakan. Jadi, kemampuan untuk dapat memahami, belajar dan memberi respons terhadap suatu rangsangan merupakan hasil kerja integrasi dari sistem saraf yang mencapai puncaknya dalam bentuk kepribadian dan tingkah laku individu.

Sistem Saraf Manusia

 Sistem saraf terdiri dari: 1) sel-sel saraf (neuron) yang berfungsi menerima masukan motorik dan sensorik; 2) Sel-sel penyokong neuroglia dan sel Schwan (neuroglia, berfungsi sebagai pelindung dari neuron otak; sel Schwan, berfungsi sebagai pelindung dari sistem saraf pusat (SSP)). Sistem saraf dibagi menjadi :

1.  sistem saraf pusat (SSP) yang berfungsi tengkorak dan tulang melindungi otak dan

2.  sistem saraf tepi (SST) yang berfungsi melindungi otak dengan cairan serebrospinal.

Aktifitas otak yang tak pernah berhenti bekerja berkaitan dengan fungsinya yang kritis sebagai pusat integrasi dan koordinasi organ-organ sensorik dan system efektor perifer tubuh dan fungsi sebagai “pengatur informasi” yang masuk, simpanan pengalaman, impuls yang keluar dan tingkah laku.

Struktur dan Fungsi Otak

Berikut ini adalah pembahasan secara ringkas mengenai struktur dan fungsi bagian-bagian tertentu otak :

1.  Batang Otak

Bagian-bagian batang otak dari bawah keatas adalah berhubungan langsung dengan pusat-pusat otak yang lebih tinggi yaitu otak tengah, yang merupakan pusat relai dan refleks dari SSP.

2.  Serebelum

Semua aktifitas serebelum berada dibawah kesadaran. Fungsi utamanya adalah sebagai pusat refleks yang mengkoordinasi dan memperhalus gerakan otot, serta mengubah tonus dan kekuatan kontraksi untuk mempertahankan keseimbangan dan sikap tubuh.

3.  Diensefalon

Memproses rangkaian sensorik dan membantu memulai dan memodifikasi reaksi tubuh terhadap stimulus-stimulus tertentu. Diensefalon biasanya dibagi menjadi empat wilayah: Talamus, subtalamus, epitalamus, dan hipotalamus.

a.        Talamus bertindak sebagai pusat sensasi primitive dan sensorik primitive juga berperan penting sebagai integrasi ekspresi motorik.

b.       Hipotalamus terletak di bawah talamus, dimana berfungsi sebagai mengatur system rangsangan dari system susunan saraf otonom perifer yang menyertai ekspresi tingkah laku dan emosi. Di samping itu pula berperan penting dalam pengaturan hormon-hormon.

c.        Subtalamus fungsinya belum dapat dimengerti sepenuhnya tetapi fungsi gerak refleks tak sengaja pada gerakan kaki dan tangan yang sangat kuat hempasannya.

d.       Epitalamus berhubungan dengan sistem limbik dan agaknya berperan pada beberapa dorongan emosi dasar dan integrasi informasi.

4.  Sistem Limbik

Berarti batas atau tepi. Fungsi utamanya berkaitan dengan pengalaman dan ekspresi alam perasaan, perasaan dan emosi, terutama reaksi takut, marah dan emosi yang berkaitan dengan perilaku seksual. Sistem limbik memiliki hubungan timbal balik dengan banyak struktur system saraf sentral. Sistem limbik ini diduga juga berperan dalam ingatan, dimana mengakibatkan ingatan baru menjadi hilang.

Gangguan persepsi, terutama dalam mengingat kembali, krisis emosional dan gangguan hubungan dengan orang lain dan dengan objek diperkirakan mempunyai sangkut paut dengan struktur ini.

5.  Serebrum

Merupakan bagian otak yang paling besar dan paling menonjol. Serebrum dibagi menjadi himesfer kanan dan kiri oleh suatu lekuk atau celah dalam. Disini terletak pusat-pusat saraf yang mengatur semua kegiatan sensorik dan motorik juga mengatur proses penalaran, ingatan dan intelegensia. Pusat aktivitas sensorik dan motorik pada masing-masing himesfer dirangkap dua, dan sebagian besar berkaitan dengan bagian tubuh yang berlawanan. Himesfer kanan mengatur bagian tubuh sebelah kiri dan himesfer kiri mengatur bagian tubuh sebelah kanan. Konsep fungsional ini disebut pengendalian kontralateral.

Bagian Dasar Otak Manusia

Otak manusia mempunyai tiga bagian dasar: batang atau “otak reptil”, sistem limbik atau “otak mamalia,” dan neokorteks. Berikut ini penjelasan singkat ketiga bagian otak manusia tersebut:

1.     Batang Otak atau Otak Reptilia

Dalam perkembangan evolusi, batang atau otak reptil manusia mempunyai unsur‑unsur yang sama dengan reptilia; nilai komponen kecerdasan terendah dari spesies ma­nusia. Bagian otak ini bertanggungjawab atas fungsi-fungsi motor sensor-pengetahuan tentang realitas fisik yang berasal dari pancaindra.

Perilaku yang ada dalam otak reptil berkaitan dengan insting mempertahankan hidup, dorongan untuk mengembangkan spesies. Perhatiannya adalah pada makanan, tempat tinggal reproduksi, dan perlindungan wilayah. Ketika individu merasa tidak aman, otak reptil ini spontan bangkit dan bersiaga atau melarikan diri dari bahaya. Pada masa‑masa perkembangan awal manusia, inilah reaksi yang merupakan keharusan. Sayangnya, jika otak reptil ini dominan, kita tidak dapat berpikir pada tingkat yang lebih tinggi.

2.     Bagian Mamalia atau Sistem Limbik

Di sekeliling otak reptil ini terdapat sistem limbik yang sangat kompleks dan luas, atau otak mamalia. Dalam istilah evolusioner sistem ini sangat cangih dan merupakan bagian yang juga dimiliki semua mamalia. Sistem limbik ini terletak di bagian tengah dari otak kita. Fungsinya bersifat emosional dan kognitif; yaitu ia menyimpan perasaan kita, pengalaman kita yang menyenang­kan, memori kita, dan kemampuan belajar kita.

Sistem limbik adalah panel kontrol utama kita yang mengunakan informasi dari indra penglihatan, pcndengaran, sensasi tubuh dan yang tak begitu sering indra peraba dan penciuman sebagai input-nya. Kemudian, informasi tersebut didistribusikan ke bagian pemikir di dalam otak kita, yaitu neokorteks.

3.     Bagian Neokorteks

Bagian otak ini merupakan tempat bersemayamnya kecerdasan manusia. Inilah yang mengatur pesan‑pesan yang diterima melalui penglihatan, pendengaran, dan sensasi tubuh. Proses yang berasal dari pengaturan ini adalah penalaran, berpikir secara intelektual, pembuatan keputusan, perilaku waras, bahasa, kendati motorik sadar, dan ideasi (penciptaan gagasan) non verbal.

Dalam neokortekslah semua kecerdasan yang lebih tinggi berada, yang membuat manusia unik sebagai spesies. Psikolog Howard Gardner dari Universitas Harvard telah mengidentifikasi berbagai kccerdasan khas atau "cara‑cara mengetahui" yang dapat dikembangkan pada manusia. Di antara kecerdasan‑kecerdasan ini adalah kecerdasan linguistik, matematika, visual/spasial, kinestetik/perasa, musikal, interpersonal, intrapersonal, naturalis.

 

Aspek Metodologis

Setelah kita membahas masalah otak dan sistem saraf otak dalam kaitannya dengan pontesi kemampuan berkomunikasi manusia, paling tidak, telah memberikan gambaran aspek-aspek metodologis pada biologi yang merupakan akar dari ilmu komunikasi. Metode bedah otak dan sistem saraf untuk mengungkap atau mengontrol elemen-elemen komunikasi yang sifat prosesif tentu itu merupakan bagian dari kerja observasi laboratorium biologi itu sendiri, bukan wilayah metodologis ilmu komunikasi.

Tetapi, perawatan otak manusia memungkinkan dilakukan survei-survei terhadap peserta (sampel) riset untuk mengungkap efek-efeknya dalam proses komunikasi yang melibatkan sampel tersebut. Observasi ini banyak dilakukan dalam psikologi klinis yang juga mencakup tujuan-tujuan komunikasi manusia. Juga insiden-insiden kerusakan otak pada bagian-bagian atau keseluruhan, memungkinkan observasi terhadap dampaknya dalam proses komunikasi pasca insiden tersebut. 

 

3.        Apa yang membedakan antara pendekatan psikologi dan biologi dalam ilmu komunikasi?

 

Untuk mendapatkan gambaran perbedaan yang lebih cermat tentang kedua pendekatan tersebut, terlebih dahulu akan dilihat pada wilayah mana kedua pendekatan itu memiliki kesamaan secara teoritis. Apabila terdapat kesamaan wilayah, kemungkinkan sejumlah aspek dapat membawah kita menemukan perbedaan, apakah perbedaan itu sifatnya metodologis atau teoritis. Semua ini akan kita tinjau tetap dalam lingkup studi komunikasi (komunikasi manusia).

Psikologi meneliti kesadaran dan pengalaman (individual manusia—penulis). Psikologi terutama mengarahkan perhatiannya pada perilaku manusia dan mencoba menyimpulkan proses kesadaran yang menyebabkan terjadinya perilaku itu (Jalaluddin Rakhmat, 1985: 8). Dari sudut pandang ilmu komunikasi , pendekatan psikologi mencoba mengangkat aspek perilaku individu komunikan (manusia yang terlibat dalam proses komunikasi, entah sebagai komunikan maupun sebagai komunikator). Jadi, obyek yang menjadi fokus pendekatan psikologi komunikasi adalah prilaku komunikan atau perilaku komunikasi individu manusia. Oleh karena itu, fenomena perilaku manusia dapat juga disebut sebagai obyek materil.

Lalu bagaimana dengan fokus pendekatan biologi dalam ilmu komunikasi? Ilmu Biologi mempelajari fenomena hayati alam (organisme hidup) semesta. Manusia merupakan salah satu ragam organisme hidup yang ada di alam semesta. Cabang ilmu biologi yang mempelajari bagian-bagian tubuh manusia antara lain: fisiologi, neurologi, neurofisiologi, dan lain-lain. Jadi, manusia adalah salah satu bidang obyek yang dipelajari oleh biologi. Pada sudut pandang ilmu komunikasi, pendekatan biologi mencoba mengangkat faktor-faktor biologis pada diri manusia komunikan untuk mempelajari perilaku komunikasinya.

Dari penjelasan dua bidang pendekatan ini, jelas bahwa keduanya menjadikan manusia komunikan sebagai fokus mendekatan dalam sudut pandang ilmu komunikasi. Dengan demikian, masih menurut penjelasan dua bidang di atas, kita dapat menyusun elemen-elemen pembeda antara pendekatan biologi dan psikologi dalam ilmu komunikasi. Pendekatan biologi ilmu komunikasi memulai studinya aspek-aspek hayati pada diri manusia misalnya, kondisi otak, telinga, mata, dan mulut (lida dan bibir untuk komunikasi verbal). Sedangkan pendekatan psikologi memulai dengan studi terhadap perilaku individu manusia. Untuk lebih jelasnya, perhatikan dena berikut:

 

 

Fokus

(Persamaan)

Jenis Pendekatan

(Perbedaan)

Aspek

(Perbedaan aspek dalam Komunikasi)

Manusia

FISIK (Physical)

Fungsi-fungsi Fisik Manusia Berkomunikasi

Biologi

Perilaku Individu

Perilaku Individu Komunikan/tor

Psikologi

 

 

4.        Gambarkan letak perbedaan antara perspektif psikologi sosial, sosiologi, komunikasi dan antropologi?

 

Isitilah lain yang bisa dipadankan dengan perspektif adalah sudut pandang (point of view). Sudut pandang atau perspektif terhadap suatu obyek sangat tergantung dari kondisi obyek yang dilihat itu. Persepetif dalam dalam bidang keilmuan sering juga disebut paradigma, kadang-kadang disebut pula mazhab pemikiran (school of thought) atau teori. Deddy Mulyana (2001: 1-9) mencatat sejumlah istilah yang selalu diidentikkan dengan perspektif adalah model, pendekatan, stategi intelektual, kerangka konseptual, kerangka pemikian, dan pandangan dunia (world-view). Singkatnya, paradigma atau perspektif adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata.

Perbedaan perspektif antara psikologi sosial, sosiologi, komunikasi dan antropolgi akan dibahas dalam bentuk matriks. Perbedaan ini tentu tergolong rumit karena permasalahan tidak secara tersurat merumuskan obyek sebagai titik sumbu menarik konsepsi perbedaan. Rumusasn perbedaan ini difokuskan pada individu dan masyarakat sebagai obyek sosial. Obyek ini ditambahkan sendiri oleh penulis mengingat bahwa permasalahan yang ada tidak merumuskan secara jelas obyek yang jadi fokus pembeda (parameter pembeda). Obyek ini akan dilihat oleh sosiologi, komunikasi, antropologi, dan psikologi sosial menurut konsepsinya sendiri, sudut pandang dan kepentingan disiplin keilmuan masing-masing.

 

Perpektif

Perbedaan

Persamaan

Psikologi Sosial

Perilaku-perilaku individu (intrapersonal), paling tidak, adalah bagian atau cerminan dari perilaku masyarakat (sosial).

Aspek-aspek tindakan manusia adalah tindakan kolektif yang juga mempengaruhi tindakan-tindakan individual. “Fakta-fakta sosial” merupakan realitas jamak di mana masing-masing unit hanya bisa menjelaskan dirinya.

Sosiologi

Manusia tidak bisa hidup tanpa bersama dengan manusia lainnya. Konsekuensinya, manusia secara kolektif hidup berkelompok karena acuan nilai dan norma yang sama beserta interaksi-interaksi yang ada di dalam sistem yang mengaturnya. 

Komunikasi

Pertukaran pesan dalam rangka persamaan makna merupakan prinsip dasar manusia melanjutkan kehidupan sosialnya. Oleh karena itu, mempelajari perilaku manusia sebaiknya tidak mengabaikan tindakan-tindakan komunikasinya.

Antropologi

Manusia hidup dalam keragaman yang sifatnya budaya dan fisik, sekaligus pula budaya itu menentukan keberagamannya.

 


Daftar Pustaka

Rakhmat, Jalaluddin, 1985, Psikologi Komunikasi, Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyana, Deddy, 2001, Metodologi Penelitian Kualitatif, Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Effendy, Onong Uchjana, 1993, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

Suriasumantri, Jujun S., 1997, Ilmu Dalam Perspektif: sebuah kumpulan karangan tentang hakekat ilmu. Penyunting, Jujun S. Suriasumantri—Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Syam, Nina Winangsih, 2002, Rekonstruksi Ilmu Komunikasi, Perspektif Pohon Komunikasi dan Pergeseran Paradigma Komunikasi Pembangunan dalam Era Globalisasi. Disampaikan sebagai bahan Pidato Pengukuhan Guru Besar Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran Bandung pada tanggal 11 September 2002.

Kuper, Adam, 2000, Ensiklopedi Ilmu-Ilmu Sosial. Adam Kuper, Jessica Kuper; Penterjemah, Haris Munandar, et.al.- Ed. 1.Cet.1. Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa.