Situs Rumah “PenA” Rumah singgah untuk para aktivis Pelayanan Anak |
|
|
|
||
|
||
|
Ruang Khusus Ibu |
Halo,
Selamat Datang di Ruang Khusus Ibu
Diskusi
Buku “The Nurture Assumption” TNA-1 Pengaruh Keluarga: ada atau tidak? "Do
parents have any important long-term effects on the development of their
child's personality?" (Judith Rich Harris). Sepertinya
sudah bukan hal baru bila kita membaca sebuah buku yg menekankan PENTINGNYA
peran orang tua dalam pembentukan kepribadian dan karakter seorang anak.
Apalagi bila dilengkapi dg berbagai kisah nyata dan hasil-hasil penelitian
para ahli. Namun bila ada buku yg mengatakan bahwa orang tua hampir tidak
memiliki efek apa pun yg menetap dalam pembentukan karakter seorang
anak, tentulah "temuan" ini bakal menggemparkan seantero
dunia persilatan :-) Bukan hanya para orang tua, para pendidik dan pakar
psikologi pun pasti akan mengerutkan kening dan bertanya siapa pengarang
buku yg berani "menghina" para orang tua ini dan dg berani pula
"mengobok-obok" teori perkembangan anak yg telah
di"percaya" selama ini .... begitulah kira-kira yg terjadi saat
buku "The Nurture Assumption" karangan Judith Rich Harris
diluncurkan pertama kali. Saya saat
ini sedang membaca buku kontroversial tsb ... dan benar-benar menikmatinya
:-) Meski
saya tidak sependapat dg ide utama Penulis buku di atas, ada banyak
"kebenaran" yg diungkapkan yg sangat menarik untuk kita simak dan
renungkan bersama. Benarkah orang tua punya "peran yg penting"
dalam pembentukan kepribadian dan karakter seorang anak? Mungkin
pengamatan saya thd para tetangga dan kenalan di bawah ini bisa menjadi
sedikit pengantar untuk diskusi kita .... Tetangga
di sebelah rumah saya terdiri dari ayah-ibu dg 2 orang anak dan 1 orang
pembantu. Sejak bayi, anak-anak ini diasuh oleh si pembantu tsb. Ayah dan ibu
pagi-pagi berangkat kerja (kadang sebelum anak-anak bangun) dan waktu mereka
pulang sore harinya, maka sudah tiba waktunya bagi si anak sulung untuk
berangkat les. Atau kalau tidak ada les, maka anak-anak tsb dg ditemani
pembantu bermain-main dg para tetangga di luar rumah. Praktis ortu dan anak
memiliki waktu yg sangat minim untuk bertemu dan berinteraksi. Tetangga
di depan rumah (yg sebelah kanan) juga mirip ... hanya saja masing-masing
anak ditangani oleh 1 tenaga pengasuh. Tetangga
di depan rumah (kali ini yg sebelah kiri) beda gaya hidupnya. Anak pertama
diasuh oleh nenek yg tinggal serumah dg mereka sementara si ibu bekerja.
Namun anak kedua diasuh sendiri oleh si ibu (sejak ada anak kedua, si ibu
tidak bekerja). Si ayah yg kebetulan bekerja di luar kota mungkin hanya punya
waktu sebulan sekali untuk berjumpa dg anak-anaknya. Tetangga
dari blok seberang, ayah dan ibu dg 2 anak tanpa pembantu, kelihatan
"akur" sekali dalam urusan perhatian sama anak. Pagi hari dimana
biasanya para ibu yg mendorong bayinya dalam kereta, eh ... ini si ayah yg
melakukan, dan si sulung bersepeda di sampingnya. Tidak hanya itu, si ayah
juga terlibat dlm berbagai urusan mengasuh anak, mulai dari menyuapi hingga
memandikan bayi. Nah, dari
beragam cara hidup keluarga-keluarga di atas, tanpa bermaksud
"mendiskreditkan" salah satu tipe keluarga, mungkin dalam hati kita
menimbang-nimbang, tipe keluarga mana yg lebih "baik" dibanding
lainnya, dan mana yg memenuhi syarat menjadi orang tua yg "ideal"
menurut buku-buku yg pernah kita baca selama ini. Dalam bayangan kita, orang
tua yg memberikan perhatian dan cinta kasih pada anak-anaknya akan
menghasilkan anak-anak yg "lebih baik" dibanding orang tua yg
kurang (tidak) perhatian pada anak-anaknya. Benarkah
demikian? Judith
Rich Harris sama sekali tidak sependapat dg pandangan di atas. Apakah
seorang anak menghabiskan waktunya di tempat penitipan anak (Day Care),
memiliki hanya 1 orang tua, atau bahkan lebih parah lagi yaitu bila kedua
orangtuanya adalah sejenis (pasangan homo / lesbi), memiliki ortu yg
bercerai, memiliki ayah atau ibu tiri, dan berbagai variasi keluarga
non-konvensional lainnya ... hasil penelitian menunjukkan bahwa: "The
children are as bright, as healthy, and as well adjusted as children who live
in more conventional families." (hal 51) Bahkan
dalam kasus-kasus khusus dimana orang tua dg "susah payah" berusaha
memperoleh anak atau memperjuangkan hidup bayinya - tentu ortu jenis ini akan
memberikan tenaga dan perhatian ekstra bagi anak-anaknya (dg kata lain,
curahan kasih sayang dan perhatiannya sangatlah besar dibanding orang tua yg
memiliki anak normal), ternyata penelitian sekali lagi membuktikan TIDAK
ADA BEDANYA anak-anak yg diberi curahan kasih sayang dan perhatian spesial
tsb dibanding mereka yg mendapat perhatian sewajarnya atau bahkan mereka yg
di-"abai"-kan oleh orang tuanya. Bagaimana
menurut rekan-rekan? TNA-2 Ž |
|
|
|
|
|
Bilik
untuk Ibu Balita |
|
|
|
Diskusi |
|
|
|
|
|
Anda dapat
menghubungi saya di: atau |