1. Akal sejengkal
2. Akal dua jengkal
3. Akal tiga jengkal
4. Akal berjengkal-jengkal
Akal adalah sumber pengertian dan kreativitas manusia yang menimbulkan logika, pemikiran serta tipu daya dalam kehidupan sehari-hari.
Hidup berakal, mati beriman
Orang Minangkabau mengibaratkan fungsi akal manusia sama dengan fungsi akar pada tumbuhan yaitu sebagai penentu hidup matinya tumbuhan tersebut.
Untuk mempertahankan kehidupannya, manusia harus menggunakan akalnya, sesusai dengan bidal:
Hilang emas dapat dicari, hilang akal terbanlah bumi
"Aka" dapat diartikan sebagai akal pikiran manusia atau sebagai akar tumbuhan.
Arti dari kata tersebut sesuai dengan penggunaannya di dalam kalimat.
Jangka atau jengkal adalah ukuran panjang, yaitu jarak antara ujung empu jari dengan jari tengah ketika jari-jari tangan dikembangkan secara maksimal.
Dengan melihat sikap perbuatan manusia sehari-hari, kita dapat mengklasifikasi ukuran akal manusia menjadi empat macam.
Supaya akal menjadi panjang
Gizi dicukupi sejak janin
Susuilah bayi sampai kenyang
Ditambah bubur makanan bervitamin
Anak bermain, latihan interaksi
Membiasakan otak memakai akal
Semua masalah dicari solusi
Menjauhi sifat perasaan kesal
Akar kuat pohonpun subur
Begitu ibarat kehidupan orang
Pupuklah akar secara teratur
Kelak pohonnya berbuah uang
Apa gerangan pupuk yang paten
Konon hanya makanan halal
Dijamin manjur seratus persen
Menyehatkan tubuh menjaga akal
Mereka yang berakal sejengkal
Manusia yang berakal dua jengkal
Mereka yang berakal tiga jengkal
Meski teori sudah segudang
Ibarat akar terlalu pendek
Semua kerja dianggap halal
Bila berfikir sangat cetek
Merasa sama dengan orang
Anggap diri tak kurang akal
Sangat pantang berlaku curang
Sebelum berniat sudah berandai
Dalam berusaha tidak maksimal
Merasa diri kurang pandai
Orang berakal berjengkal-jengkal
Merasa diri kurang ilmu
Ingin belajar setiap hal
Ibarat orang minum jamu
Jangan merasa serba bisa
Lancar kaji karena diulang
Alah bisa karena biasa