Seseorang sebaiknya dapat mengetahui nan empat martabat kata yangdiucapkannya

1.Kata yang sebenarnya kata

2.Kata yang dikatakan

3.Kata yang berkata-kata / diperkatakan

4. Kata yang mengata-ngatai

Dalam kehidupan bermasyarakat, martabat, peringkat atau derajat seseorang sangat penting.
Demikian pula halnya dengan martabat kata.
Penetapan martabat tiap-tiap kata atau ucapan seseorang sangat penting.
Gunanya untuk menilai kata tersebut, apakah dapat langsung dipercaya, perlu analisa lebih lanjut atau dilupakan sama sekali.

Kata yang sebenarnya kata
Adalah firman Allah dan semua dalil ilmu pasti, serta petuah-petuah nenek moyang yang berdasarkan hukum alam.
Contohnya kalimat atau perkataan sebagai berikut : Bila hutan-hutan digunduli maka akan timbul bahaya banjir dan kepunahan margasatwa.

Kata yang dikatakan
Diajarkan kepada orang banyak.
Termasuk dalam kelompok ini adalah falsafah, ajaran (ideologi) serta wasiat kepada orang lain.
Tidak semua falsafah atau ideologi tersebut bermanfaat untuk orang banyak, contohnya ideologi komunisme, fasisme dan rasisme.

Kata yang berkata-kata / diperkatakan
Adalah ucapan kita sehari-hari.
Ucapan para politisi yang memberikan janji-janji kepada pengikutnya dapat dikelompokkan ke dalam martabat kata ini.
Ucapannya bisa diartikan dan didiskusikan lebih lanjut oleh para pengikutnya.

Kata yang mengata-ngatai
Meliputi semua perkataan yang derajatnya rendah dan tidak dapat dijadikan pegangan.
Kata ini biasanya diucapkan pada saat orang marah.

Inilah contoh kesalahan nyata
" Kata kemudian" * yang membuat kerancuan
Karena tak paham asalnya kata
Faktanya hutang, disebut bantuan **

*Keterangan tentang "Kata kemudian" lihat pada "nan Empat Sifat Kata"
"Hutang dari luar negeri pada pemerintahan Orde Baru, disebut sebagai "bantuan luar negeri". Utang wajib dibayar, sedangkan bantuan tak perlu dibayar.