Tahu di nan empat jenis petunjuk (hidayah) Allah kepada makhlukNya
1. Hidayah insting
2. Hidayah pancaindera
3. Hidayah akal
4. Hidayah dien

Kita sering mendengar dalam pidato-pidato, permohonan kepada Allah Swt, untuk diberi "taufik hidayah".
Hidayah berasal dari kata hadaya yang berarti telah memberi petunjuk; sedangkan taufik artinya kedamaian yang sempurna.
Makhluk hidup yang bergerak (menurut pengertian bahasa manusia) terdiri dari manusia, binatang dan sebagaian tumbuh-tumbuhan.
Agar bisa bertahan hidup di dunia, selamat di akhirat (bagi manusia), maka makhluk diberi hidayah oleh Allah Swt.
Ada empat macam hidayah, yaitu: hidayah insting dan hidayah pancaindera untuk bertahan hidup, hidayah akal untuk selamat dan berkembang di dunia; hidayah dien untuk keselamatan dunia-akhirat.

Hidayah insting
Hidayah insting diberikan kepada manusia dan binatang.
Anak bebek yang baru menetas segera mencari air, sebaliknya anak ayam yang baru menetas tak akan menceburkan dirinya ke dalam air, padahal keduanya dierami oleh induk yang sama.
Insting seperti ini juga terdapat pada manusia; misalnya insting menyelamatkan diri, insting untuk menetek pada bayi yang baru lahir.

Hidayah pancaindera
Hidayah pancaindera yaitu kemampuan melihat, mendengar, mencium, merasa, dan mengecap.
Kemampuan ini pada manusia dan hewan tidak sama. Ada jenis hewan yang mampu mendengar dan mencium tanda-tanda kematian, gempa, jejak dsb.
Karena manusia lebih banyak menggunakan akalnya, maka kemampuan pancainderanya kurang terlatih.

Hidayah akal
Hidayah akal diberikan kepada semua manusia.
Binatang dan tumbuhan tidak diberi hidayah akal.
Hal yang berkaitan dengan akal dapat dilihat pada sistematika akal nan empat.

Hidayah dien
Dalam bahasa Alquran, dien dikaitkan dengan beberapa kata lainnya seperti:

- Dien ul haq: agama yang logis (QS. 9:229; 9:33; 48:28; 61:9)
- Dien ul kholishi: agama khusus/bersih (QS. 39:3)
- Dien ul qoyyiman: agama kukuh (QS. 6:1161)
- Dien ul qoyyimi: agama yang mengkukuhkkan (QS. 9:36; 12:40; 30:30; 30:43)
- Dien ul Allah: agama Allah (QS. 3:83;; 24:2; 110:2)
- Dien ul maliki: agama raja (QS. 12:76))
- Dien ul wasiban: agama berkelanjutan, selama-lamanya (QS. 16:52)
- Yaumi ad dien: hari pembalasan (QS. 116:52)

Jadi, dien dapat diartikan sebagai hukum/peraturan, pengabdian/ketaatan, di dalam ayat-ayat:
QS. 2:195; 2:256; 3:19; 3:24; 3:85; 4:46; 4:125; 4:146; 4:171; 5:3; 5:57; 5:77; 6:70; 6:159; 7:29; 7:51; 8:39; 9:122; 10:22; 10:104; 10:105; 22:78; 24:25; 24:55; 29:65; 39:1; 40:14; 42:13; 49:16; 51:6; 60:9; 95:7; 98:5: 107:1; 109:6.

Sesuai dengan ayat-ayat Alquran tersebut di atas, dien hanya diberikan kepada orang-orang yang mengucapkan dua kalimat syahadat, "Laa ilaaha illaAllah, Muhammad ar rasulullah".

Islam itu aturannya lengkap
Dapat diterima ilmu logika
Awas waspada jerat perangkap
Mengajak umat menuju neraka

Banyak ideologi aliran sesat
Membuat muslimin jadi buta
Mereka korban tipu-siasat
Atau terbujuk hadiah harta

Untuk menyaingi kafir murtat
Tuntutlah ilmu pelajaran fisika
Hidup di dunia jadi terhormat
Laksanakan agama, gunakan logika