Mengetahui nan empat jenis penghayatan Islam secara sepotong-sepotong oleh penganutnya

1. Dogmatis
2. Rasionalistis
3. Formalistis
4. Hakikat

Ajaran Islam dituliskan di dalam Alquran dan hadis.
Seseorang yang ingin mempelajari agama Islam mutlak harus menguasai bahasanya, bisa mempelajari sendiri atau mengikuti apa-apa saja yang dikatakan oleh para buya, ustaz, kyai dan guru mereka.

Tidak semua umat Islam membaca langsung dan mampu memahami isi Alquran dan hadis.
Sebagian besar orang Islam menempuh cara yang kedua yaitu mengikuti apa-apa yang diucapkan para ulama.
Hal ini seringkali menghasilkan penghayatan Islam yang hanya sepotong-sepotong.
Padahal Islam merupakan dien, ajaran lengkap yang memberikan dasar acuan hidup manusia untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Ada empat jenis penghayatan Islam secara sepotong-sepotong oleh penganutnya yaitu :

1. Dogmatis:
ajaran dari ulama diterima bulat-bulat dan ditelan mentah-mentah tanpa sikap kritis, sehingga memunculkan sikap fanatisme yang membuta.
Sikap fanatisme ini dapat dijadikan hiburan bagi si miskin dan perisai bagi si kaya

2. Rasionalistik:
menerima ajaran Islam sebatas jangkauan pikirannya saja; yang dilaksanakan hanyalah syariat agama yang menurutnya berguna bagi dirinya.

3. Formalistik:
melaksanakan ajaran Islam sebagai formalitas belaka, misalnya karena keturunan orang Islam. Agama sering difungsikan sebagai perisai, alat politik dalam pergaulan.

4. Hakikat:
inti ajaran diserap/diterima tetapi syariatnya tidak dilaksanakan.
Contohnya, karena inti ajaran sholat adalah berdoa dan ingat kepada Allah, maka mereka meninggalkan sholat.

Yang mereka lakukan hanya doa dan ingat. Melakukan puasa cukup hanya tidak memakan makanan tertentu saja atau puasa khusus lainnya tanpa tuntunan syariat.

Untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, Islam harus dihayati dan diamalkan secara kaffah (utuh), tidak sepotong-potong atau sebagian.
Penghayatan Islam secara kaffah dilakukan dengan cara menggabungkan penghayatan yang sepotong-potong, sehingga menghasilkan penghayatan yang utuh. Dalam pantun dilukiskan sebagai berikut:

Disebut pula Islam kaffah
Seluruh dien agama dipelajari
Laksanakan syariat tidak setengah
Ikuti penuh tuntutan nabi

Untuk menyakinkan badan diri
Pada agama, ajaran nan satu
Quran ditafsirkan, lalu dipahami
Dengan Sharaf serta Nahwu

Kalau hanya mendengar ceramah
Tiada buku dibaca-dipelajari
Ilmu baru setengah-setengah
Seperti bunga kembang tak jadi

Untuk belajar teknologi canggih
Daftarkan diri di universitas
Tuntutlah ilmu dengan gigih
Quran menyuruh secara jelas

Karena kuliah ongkosnya mahal
Rencana dibuat disaat hamil
Agar cita-cita tak sekadar khayal
Siapkan tabungan sedari kecil

Membuat "rencana" kalau gagal
Adalah "rencana kegagalan" yang dibuat
Ini pekerjaan orang kurang akal
Disebut dia, tak tahu nan empat