Sejak dilahirkan sampai dewasa, manusia menjalani nan empat periode perilaku

1. Periode anak-anak
2. Periode pra remaja
3. Periode remaja
4. Periode dewasa

Pendidikan anak sebaiknya disesuaikan dengan periode perkembangan nafsunya.
Pembentukan syaraf penahan atau pengendali hormon pengatur sifat harus dilatih sejak janin berada didalam kandungan.
Anak yang tidak terlatih menahan lapar maka kelak ketika dewasa juga tak mampu menahan rasa laparnya.
Bayi yang terbiasa dibiarkan kotor maka setelah dewasa akan memiliki kebiasan kotor pula, bak kata pepatah: "Alah bisa karena biasa" atau "Ketek teranja-anja, gadang jadi biasa".
Maksudnya sesuatu kebiasaan diwaktu kecil, akan menjadi perilaku di masa depan.
Saat ini pendidikan yang memberi perhatian terhadap perkembangan rasa khususnya tentang pengendalian nafsu (lihat nan Empat jenis nafsu) anak sering dilupakan dan kurang dipromosikan.
Orang tua cenderung melihat pertumbuhan badan kasar manusia atau fisik saja sedangkan perkembangan jiwa atau badan halus kurang diperhatikan.
Sesuai dengan jumlah nafsu yang mempengaruhinya, manusia mengalami empat periode perilaku yaitu

1. Periode anak-anak: sampai usia 7 tahun.
Pada periode ini seorang anak berada dalam periode "aku" untuk mengenal dunia luar.
Menyusu, merangkak, duduk, berdiri, berjalan, berbicara serta bermain.
Belum ada rasa iri, benci, syahwat dan sebagainya.
Juga belum ada keinginan berkelahi dan mengembangkan diri.

2. Periode pra remaja: usia 7 sampai 14 tahun
Pada anak laki-laki timbul nafsu untuk menguasai/berkelahi, kekejaman terhadap orang dan hewan.

3. Periode remaja: usia 14 sampai 20 tahun
Periode ini adalah masa puber dengan nafsu syahwat yang mempunyai keinginan mempercantik/mempergagah diri. Mengenal lawan jenisnya.

4. Periode dewasa: usia 20 tahun ke atas
Periode ini adalah masa pengembangan diri.
Ingin berprestasi, mengembangkan ilmu pengetahuan dan mengetahui rahasia alam terkembang yang maha luas.