Wilayah
:
Mahkota dewa adalah tanaman asli Indonesia. Habitat asalnya di tanah
Papua. Namun, entah bagaimana caranya, tanaman ini masuk ke Keraton
Mangkunegara di Solo dan Keraton Yogyakarta. Di kedua tempat itu
mahkota dewa dikenal sebagai tanaman obat. Dulu memang hanya kedua
keraton itu yang mengenal khasiat mahkota dewa untuk keperluan pengobatan.
Ukuran :
Sosoknya
berupa pohon perdu. Tajuk pohon bercabang-cabang. Ketinggiannya
sekitar 1,5-2,5 meter. Namun, jika dibiarkan, bisa mencapai lima
meter. Mahkota dewa bisa sampai berumur puluhan tahun. Tingkat produktivitasnya
mampu dipertahankan sampai usia 10 hingga 20 tahun. Pohon mahkota
dewa terdiri dari akar, batang, daun, bunga, dan buah. Akarnya berupa
akar tunggang. Panjang akarnya bisa sampai 100 cm. Akar ini belum
terbukti bisa digunakan untuk pengobatan.
Kandungan & Manfaat :
Masalah yang mengganjal terhadap pemakaian mahkota dewa sebagai
tanaman obat adalah terbatasnya pembuktian-pembuktian ilmiah akan
kegunaan pohon ini. Selama ini pembuktian yang ada sebagian terbesar
masih berupa pembuktian empiris, pembuktian yang hanya berdasarkan
pada pengalaman pengguna.
Literatur-literatur
yang membahasnya pun sangat terbatas. R. Broto Sudibyo, Kepala Bidang
Pelayanan Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional
(SP3T) Rumah Sakit Bethesda, Yogyakarta, menguatkan keterbatasan
literatur ini. Dalam literatur kuno pun, keterangan mengenai mahkota
dewa sangat terbatas. Hanya kegunaan biji buah yang bermanfaat sebagai
bahan baku obat luar, misalnya untuk obat kudis, yang dibahas.
Dari
penelitian ilmiah yang sangat terbatas itu diketahui bahwa mahkota
dewa memiliki kandungan kimia yang kaya. Itu pun belum semuanya
terungkap. Dalam daun dan kulit buahnya terkandung ALKALOID, SAPONIN,
dan FLAVONOID. Selain itu, di dalam daunnya juga terkandung POLIFENOL.
Seorang
ahli farmakologi dari Fakultas Kedokteran UGM, dr. Regina Sumastuti,
berhasil membuktikan bahwa mahkota dewa mengandung ZAT ANTIHISTAMIN.
Zat ini merupakan penangkal alergi. Dengan begitu, dari sudut pandang
ilmiah, mahkota dewa bisa menyembuhkan aneka penyakit alergi yang
disebabkan histamin, seperti biduren, gatal-gatal, selesma, dan
sesak napas. Penelitian dr. Regina juga membuktikan bahwa mahkota
dewa mampu berperan seperti oxytosin atau sintosinon yang dapat
memacu kerja otot rahim sehingga persalinan berlangsung lebih lancar.
Pembuktian empiris yang ada cukup banyak. Kasusnya juga berbeda-beda,
dari yang berat sampai yang sepele. Kasus Tuti di atas hanyalah
salah satu contoh.
Sampai
saat ini banyak penyakit yang berhasil disembuhkan dengan mahkota
dewa. Beberapa penyakit berat (seperti SAKIT LEVER, KANKER, SAKIT
JANTUNG, KENCING MANIS, ASAM URAT, REUMATIK, SAKIT GINJAL, TEKANAN
DARAH TINGGI, LEMAH SYAHWAT DAN KETAGIHAN NARKOBA) dan penyakit
ringan (seperti EKSIM, JERAWAT, DAN LUKA GIGITAN SERANGGA) bisa
disembuhkan dengan pohon ini.
Pembuktian
empiris juga dapat ditemui di sebuah pesantren yang getol menangani
korban obat-obat psikotropika. Bahkan, beberapa orang dokter yang
mengidap penyakit cukup gawat pun sudah membuktikan khasiat mahkota
dewa.
PERHATIAN:
IBU-IBU
YANG HAMIL MUDA DILARANG MENGONSUMSI MAHKOTA DEWA. SOALNYA, KEMAMPUAN
MAHKOTA DEWA YANG BISA MENINGKATKAN KONTRAKSI OTOT RAHIM SANGAT
BERBAHAYA BAGI KONDISI KEHAMILAN.
|