The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Cendrawasih Pos


Cendrawasih Pos, 10 Mei 2004

Kerusuhan Ambon Disikapi di Papua

Buka Dompet Peduli, Panitianya Diketuai Kepala BPID

JAYAPURA- Konflik antarmassa yang kembali pecah di Ambon sejak Minggu (25/4) lalu hingga mengakibatkan korban jiwa dan harta benda, disikapi masyarakat Maluku di Papua. Sebagai wujud solidaritas, mereka membentuk panitia yang dinamakan Panitia Peduli Korban Kerusuhan Ambon.

Panitia ini sepakat membuka Dompet peduli Korban kerusuhan Ambon guna menjaring sumbangsih dari masyarakat yang peduli untuk selanjutnya hasilnya akan disalurkan langsung kepada mereka yang membutuhkan.

Dibukanya dompet peduli ini sebagaimana terungkap dalam jumpa pers di Kantor BPID Provinsi Papua, Kamis (6/5) kemarin. Inisiatif pembentukan panitia ini sendiri merupakan hasil pertemuan sebelumnya Minggu (2/5) lalu oleh sekitar 45 tokoh masyarakat Maluku di Papua. Dalam pertemuan itu dibentik {Panitia yang diketuai oleh Drs. H.M. Alhamid yang adalah Kepala BPID Provinsi Papua, serta sekretaris Bob Pattipawae, SH.

" Sebagai putra-putri Maluku di perantauan, kita semua punya kewajiban moral untuk ikut meringankan beban penderitaan mereka melalui pemberian bantuan sebagai wujud kepedulian social dan klemanusiaan sesuai dengan pesan moral agama yang bersifat universal,"ungkap Alhamid kepada wartawan.

Untuk dompet peduli korban kerusuhan Ambon itu kata dia, pihaknya telah membuka rekening khusus di Simpeda Cabang Utama Bank Papua Jayapura dengan nomor rekening 18.10.007.03.40.7.

" Bagi mereka yang peduli, khususnya masyarakat Maluku di Papua dapat menyalurkan bantuannya melalui rekening ini, dan selanjutnya oleh panitia akan disalurkan kepada para korban yang benar-benar membutuhkan. Dan ini adalah spontanitas kami, terlepas dari penyebab atau latar belakang kerusuhan, namun yang pasti bahwa kerusuhan itu telah mengakibatkan penderitaan bagi masyarakat, oleh karena itu sangat perlu dibantu," jelasnya.

Selain itu pula, ia bersama segenap panitia, juga berencana akan melakukan audensi dengan Gubernur Papua, selain untuk melaporkan pembentukan panitia tersebut, juga mengharapkan uluran tangan jajaran Pemprov untuk juga ikut peduli.

" Tentunya dalam struktur organisasi kita tak bisa terpisahkan. Pak Gubernur selaku pimpinan, kita harus melaporkan hal ini, di samping itu kita harapkan uluran tangan untuk membantu para korban di sana," ucapnya.

Bantuan itu kata dia, akan disalurkan terutama melalui rumah sakit-rumah sakit yang ada di sana untuk meringankan biaya pengobatan para korban serta bantuan langsug berupa bahan makanan kepada para korban. Tentang kerusuhan di Ambon, rupanya oleh Alhamid selalu mengikuti perkembangannya.

Menurutnya, kondisi disana mulai membaik. Beberapa sekat antar dearah yang awalnya ditutup sudah mulai dibuka kembali. Dirinya juga menyampaikan harapan kepada masyarakat di Ambon, bahwa perbedaan baik kebudayaan, adat istiadat dan agama, bukanlah suatu hal yang menjadi penghalang bagi terwujudnya persatuan.

Secara universal kata dia, pesan moral setiap agama adalah sama, yaitu mencintai sesama manusia, tak boleh mengambil hak orang lain, rendah diri dan lainnya. " Kita harapkan mereka kembali menyadari berbagai kekeliruan yang telah terjadi, sifat-sifat emosiaonal, egois harus ditinggalkan danb kembali pada suasana kekerabatan seperti adanya adat pelagandong. Jadi kembalilah pada kelurusan ajaran agama karena konsep dasar setiap agama adalah cinta kasih. Dan harus peka mana yang benar dan mana yang merupakan provokator kelompok-kelompok tertentu," ungkapnya.

Selanjutnya kepada masyarakat Maluku di perantauan khususnya di Papua, agar suasana kerukunan yang telah terjalin selama ini agar terus dijaga, dengan kekerabatan dan ikatan kekeluargaan.

" Telah dibuktikan bahwa dalam konflik di Ambon yang lalu kita disini tetap kokoh dan tidak tercerai berai. dan tidak terpengaruh, ini yang harus kita jaga. Bukan berarti kita tidak sayang dengan pengorbanan mereka di Ambon, tapi tentunya dalam batas-batas tertentu, bukan dalam konteks balas dendam," tuturnya panjang lebar.

Untuk itu kata dia masyarakat Maluku yang ada di Papua mempunyai kewajiban moral untuk menjaga dan mempertahankan komitmen bersama masyarakat dan pemerintah Provinsi Papua untuk menjadikan Papua sebagai Zona damai. Kepada pemerintah kata dia, yang penting untuk dihayati bahwa unsur rakyat dalam suatu pemerintah adalah sangat penting, Karena 4 pilar terbentuknya Negara, diantaranya kedaulatan, pemerintah, rakyat dan tanah air.

Dan tujuan negara pertama adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Oleh karena itu, negara termasuk aparat pemerintah wajib melindungi rakyatnya. Dalam jumpa pers kemarin yang digelar sekitar pukul 12.30 WIT, hadir juga tokoh masyarakat Maluku di Papua diantaranya anggota DPRD Papua Demas Patty dan salah satu pimpinan Bank Papua, Ronald Engko.(sh)
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/nunusaku
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044