detikcom, Jumat, 30/04/2004 13:35 WIB
Uskup Mandagi: Mungkin Ada Capres Terlibat Rusuh Ambon
Kontributor: M. Hanafi Holle
detikcom - Ambon, Uskup Diosis Amboina, PC Mandagi, menyatakan, ada
kemungkinan keterlibatan calon presiden (capres) dalam konflik Ambon yang meletus
sejak 25 April lalu. Hal ini disampaikannya kepada wartawan di Mapolda Maluku Batu
Meja Ambon, Jumat (30/4/2004).
"Mereka kemungkinan punya kepentingan untuk mencari popularitas di Maluku
dengan menggunakan konflik sebagai strateginya," ujar Uskup.
Mandagi mengindikasikan bahwa kepentingan para capres atau aktor politik dalam
konflik itu. Hal ini dapat dilihat dari cara-cara kekerasan sehingga menimbulkan
ketakutan dan keresahan yang sangat mendalam dalam diri masyarakat.
Dengan demikian, kata Mandagi, kondisi akan membuat masyarakat akan lebih
condong untuk memilih capres dari orang-orang yang dianggap kuat dan memiliki
kemampuan terorganisir dalam memberi rasa aman kepada warga.
"Saya berprediksi demikian. Lantaran bisa saja konflik ini ditumpangi motivasi
kolektif. Apalagi menjelang Pilpres yang akan berlangsung beberapa waktu
mendatang. Indikasinya sulit kita buktikan secara riil, apalagi hukum. Namun bisa
saja itu terjadi. Karena cara yang dipakai adalah kekerasan," papar Uskup Mandagi.
Disinggung mengenai bukti tersebut, Mandagi menjawab, bahwa kaki tangan capres
itu memang sudah ada di Maluku. Bahkan sebagian yang datang ada yang satu
pesawat dengan dirinya.
Kendati demikian, Mandagi tidak ingin memunculkan stigma jelek di masyarakat
terhadap oknum atau capres tertentu. Apalagi menciptakan dikotomi antara sipil dan
militer. "Saya tidak mau menciptakan kondisi itu," tegasnya.
Di sisi lain, Mandagi juga meminta aparat TNI/Polri untuk melibas habis gerakan
separatis FKM/RMS, namun penanganannya harus mengedepankan aturan hukum
yang berlaku di Indonesia. "Konteksnya harus disesuaikan dengan hukum yang
berlaku di Indonesia. Jika tidak dilakukan hukum di Indonesia akan dilecehkan,"
demikian Uskup Diosis Amboina
© 2004 detikcom, All Rights Reserved.
|