The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

FRONT KEDAULATAN MALUKU


FKM News Network, 23 April, 2004

Siaran pers

Menghadapi Perayaan Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Maluku Selatan, Pemerintah NKRI (Neo Kolonialis Republik Indonesia) Menghalalkan Segala Cara

Situasi dan kondisi politik di Maluku dan kota Ambon pada khususnya mulai memanas menjelang peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan Republik Maluku Selatan (RMS) yang ke-54, tanggal 25 April 2004, saat ini sementara terjadi perang urat saraf antara Penguasa Militer, Polisi dan Birokrat NKRI di Maluku dengan FRONT KEDAULATAN MALUKU (FKM) melalui media massa, walaupun dalam kenyataannya Penguasa lebih menguasai fasilitas propaganda.

Dijalan-jalan raya di kota Ambon, terpasang spanduk dengan tulisan yang bersifat propaganda anti FKM/RMS dan sebaliknya memuji NKRI, pemasangan spanduk tidak hanya di kota Ambon saja tetapi sampai juga ke pelosok-pelosok termasuk di negeri Aboru, bahkan tanpa ada rasa malu TNI dengan menggunakan mobil patrolinya berteriak mengajak, menghimbau sampai dengan mengancam masyarakat untuk jangan/tidak mengibarkan bendera RMS "BENANG RAJA" pada tanggal 25 April nanti.

Ancaman yang diteriakkan oleh aparat TNI tersebut antara lain "bila ada yang mengibarkan bendera RMS, maka itu akan menyusahkan dirinya dan keluarganya"

Sumber kontra intelijen FKM menginformasikan rencana jahat dari TNI Kopassus, antara lain: rencana pembakaran rumah-rumah penduduk, rencana penembakan oleh Kopassus terhadap masyarakat dengan menggunakan senjata dengan alat peredam, rencana ini merupakan strategi yang diterapkan langsung dibawah komando PANGDAM XVI PATTIMURA, Mayjen TNI Syarifudin Summah.

Pembakaran rumah-rumah mulai dikondisikan dari tanggal 23 April 2004 dengan komando isyarat berupa bunyi sirenne dari markas TNI, maka pada saat itu semua anggota TNI dan keluarganya diharuskan segera keluar dari rumah mereka masing-masing.

Belum ada informasi tentang lokasi pembakaran rumah, sementara target penembakan oleh Kopassus adalah pada saat masyarakat berkerumun menyaksikan pengibaran bendera RMS "BENANG RAJA" dan mereka akan mengambil posisi tersembunyi.

Pola ini akan diterapkan pada kedua komunitas Muslim maupun Kristen, dengan tujuan akan memicu kembali konflik antar agama di kota Ambon.

Mayjen TNI Syarifudin Summah yang saat ini mejabat sebagai Pangdam XVI Pattimura, yang sebelumnya pernah menjabat Kepala Staff Korem Pattimura (thn 1999) adalah salah satu dari sekian nama yang disinyalir sangat berperan dalam memicu dan melanggengkan konflik di Maluku, dia juga sempat mengeluarkan pernyataan keras yang sifatnya akan menentang kebijakan Presiden Republik Indonesia Megawati Sukarnoputri, selaku Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata di Republik Indonesia, yang dilansir oleh media massa lokal di kota Ambon (Info Baru, 20 April 2004), dia juga disinyalir terkait dengan pembentukan MILISI PENYELAMAT BANGSA yang terdiri dari Pemuda Muslim Radikal dan Laskar Jihad, yang mengancam akan melakukan tindakan phisik seperti menyerang wilayah yang penduduknya mengibarkan bendera RMS (Info Baru, 22 April 2004).

MENA MURIA!

Amboina, 23 April, 2004


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/nunusaku
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044