FKM News Network, 25 April, 2004
Siaran pers
Persoalan sebenarnya
Bahwa perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Maluku Selatan yang dilakukan
oleh FKM pada tanggal 25 April 2004 Pkl. 10.40 di halaman rumah Dr. Alex
Manuputty, Pimpinan Eksekutif FKM dilakukan secara damai, demokratis dan
bertanggung jawab. Sebelum dilaksanakannya HUT RMS tersebut, FKM telah
menyurati dan memberitahukan satu bulan sebelumnya kepada pemerintah Indonesia
dengan tembusan kepada pihak keamanan di Maluku.
Bahwa pendukung dan simpatisan FKM melakukan perjalanan menuju Polda Maluku
adalah secara tertib dan damai dan dikawal oleh aparat Kepolisian sampai tiba di
Polda Maluku dengan aman. Ini merupakan wujud dari tanggung jawab hukum atas
kegiatan upacara HUT RMS ke - 54 yang dilakukan oleh FKM (Sekretaris Jenderal
sebagai penanggung jawab kegiatan dan organisasi).
Bahwa akibat dari kegiatan perayaan HUT RMS yang dilaksanakan oleh FKM, tidak
melahirkan penderitaan fisik bagi TNI / POLRI dan masyarakat Muslim / Kristen
Maluku, karena FKM berjuang dengan moral, politik dan hukum bagi masyarakat
Muslim dan Kristen Maluku / Alif'uru (Maluku asli).
Bahwa terjadinya penembakan / pembunuhan, pembakaran rumah-rumah penduduk
dan gedung-gedung serta rumah ibadah (Gereja), FKM memberikan penilaian adalah
tidak dapat diterima dengan pikiran sehat bahwa itu adalah akibat dari kegiatan
perayaan HUT RMS, tetapi ini adalah tanggung jawab aparat keamanan (TNI/POLRI)
yang dalam realitas dilapangan TNI / POLRI berada bersama-sama dengan
masyarakat dan dengan sengaja membiarkan masyarakat muslim ( masyarakat
muslim pendatang / yang bukan orang Maluku asli ) membantai masyarakat Kristen
dan bersama-sama membakar rumah-rumah penduduk dan gereja serta gedung PBB.
Bahwa pembakaran yang menimpa rumah - rumah penduduk seperti : pembakaran
rumah-rumah penduduk di perkampungan-perkampungan antara lain; desa poka,
mardika, wailela, Tanah Lapang Kecil, Urimessing (pohon puleh), Air Mata Cina,
gedung Kantor Perwakilan PBB untuk Maluku, Gedung Gereja Silo yang sementara di
bangun, dua buah mobil penumpang secara tersistimatis dan terorganisir dengan baik
karena hal mana telah didahului dengan aksi Tabliq Akbar oleh Jafar Umar Thalib dan
Ustad Atamimi - menurut informasi lapangan yang kami dapatkan - pada hari sabtu
tanggal 24 April 2004, pkl 23.00 – 01.00 waktu Maluku, di depan Masjid Al’ Fatah
Ambon.
Bahwa FKM mempertanyakan kelompok yang menamakan dirinya Pembela NKRI
yang telah mengambil alih tugash keamanan TNI / POLRI dengan cara
memprovokasi, membakar rumah-rumah, gedung PBB, gereja dan membunuh
masyarakat (Kristen) yang tidak tahu menahu dengan persoalan dimaksud.
Bahwa kondisi seperti ini FKM dalam kerendahan hati menyatakan turut berdukacita
dan simpati yang dalam dan terus berdoa kepada para korban dan
keluarga-keluarganya, dikuatkan dan diberkati Tuhan.
FKM tetap bertanggung jawab kepada Tuhan dan masyarakat Maluku / Alif'uru bagi
perjuangan membebaskan masyarakat Maluku dari penderitaan yang berkepanjangan
yang dialami hari kemarin, hari ini, sampai kedaulatan Republik Maluku Selatan itu
dikembalikan.
Demikianlah Siaran Pers ini kami buat sekaligus menjadi bahan klarifikasi tentang
letak persoalan yang sebenarnya.
MENA MURIA!
Amboina, 25 April, 2004 |