JAWA POS, Kamis, 22 Apr 2004
TNI Dibunuh, Kota Tegang
Ambon - Situasi Kota Piru yang merupakan Ibukota Seram Bagian Barat (SBB) Rabu
kemarin, tegang. Gara-garanya sekelompok tukang ojek diduga membunuh anggota
Kostrad dari Yon Arhanudri-1 sekitar pukul 09.00 Wit. Bahkan dilaporkan pula,
aktivitas warga kota seketika macet total. Pasar-pasar bubar, anak sekolah langsung
dipulangkan oleh para guru.
Tak hanya itu, dilaporkan pula, aktifitas perkantoran pun tidak berjalan sebagaimana
mestinya lantaran banyak pegawai maupun karyawan yang sempat ketakutan akan
adanya aksi balas dendam. Meski demikian, hingga berita ini diturunkan, kekuatiran
akan adanya balas dendam dari satuan anggota yang tewas itu tidak terjadi.
Danrem 151 Binaya, Kolonel Infanteri Tony Husodo yang dikonfirmasi Ambon Ekspres
tadi malam membenarkan kejadian tersebut dan mengatakan, situasi keamanan di
Piru telah pulih seperti semula. Menurutnya, peristiwa menyedihkan itu motifnya
karena dendam. Dirinya menjelaskan, awalnya terjadi kesalahpahaman di pasar ikan
Kota Piru, antara Pratu Teguh yang merupakan anggota Kostrad dari Yon Arhanudri-1
dengan Dominggus yang merupakan tukang ojek. Akibatnya, Pratu Teguh Harianto
menampar Dominggus setelah terjadi perang mulut.
"Nampaknya setelah kejadian itu, masalahnya malah berbuntut panjang. Hal itu
dikarenakan Dominggus pulang dan memberitahu adiknya, Jonatan yang juga tukang
ojek. Nah, pada Rabu pagi (sekitar pukul 09.00 WIT), saat Pratu Teguh Harianto dan
Prada Erman ke Pasar ikan Kota Piru, seketika itu diserang dari bekang oleh
Dominggus dan adiknya Jonatan," jelasnya.
Masih menurutnya, akibat dipukul dengan benda keras dari bagian belakang kepala,
Pratu Teguh Harianto langsung tersungkur, sementara Prada Erman yang berusaha
membantu justru dikeroyok oleh tukang ojek lainnya hingga yang bersangkutan
melarikan diri setelah sempat terluka. Selanjutnya, bersama Prada Suhartono yang
juga tidak jauh dari lokasi, sama-sama berlari ke pos jaga untuk melapor.
"Beberapa saat kemudian Pratu Teguh menghembuskan nafas terakhirnya dan belum
sempat tertangani. Saat ini jenazahnya sementara disemayamkan di RST Ambon,
dan rencananya besok (hari ini-red) baru akan dikembalikan ke Jogjakarta," urainya.
Sementara itu, dendam antara Pratu Teguh Harianto dengan Dominggus diawali
adanya kecelakan lalu-lintas di Kota Piru. Dimana saat itu Teguh bertindak untuk
melindungi korban tabrakan yang adalah seorang anak kecil. "Saat itu, Dominggus
yang memboncengi seorang guru menabrak anak kecil. Sang anak yang tertabrak
ketika hendak menyeberang itu justru dimarahi oleh Dominggus. Bahkan Dominggus
sempat menampar korban tabrakannya itu," ujar warga.
Menurut warga, saat itulah Pratu Teguh Harianto datang untuk melerai dan menolong
anak yang ketabrak itu, Teguh kemudian balik menampar Dominggus. Diduga, akibat
tamparan Pratu Teguh Harianto yang membela korban tabrakan itu kemudian
dijadikan sebagai alasan untuk balas dendam. Selanjut, warga setempat
mengatakan, meski suasana sempat diliputi ketegangan akibat ketakutan warga akan
adanya balasan dari satuan anggota yang tewas itu, namun hal itu sama sekali tidak
terjadi.
"Saya selaku warga Piru sangat salut dengan sikap aparat TNI yang bertugas di sana
karena mereka bisa mengendalikan diri dan tidak berbuat lebih jauh, sehingga pada
akhirnya bisa menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan," timpal Redmon Persow,
warga setempat yang juga salah satu petugas Puskesmas Piru, saat ditemui Ambon
Ekspres (JPNN) usai mengantarkan jenazah korban ke RST Ambon. (jpnn)
© 2003, 2004 Jawa Pos dotcom.
|