JAWA POS, Sabtu, 24 Apr 2004
HUT RMS, Warga Ngungsi
Ambon - Warga Desa Aboru Kecamatan Nusalaut Kabupaten Maluku Tengah
berbondong-bondong mengungsi ke luar daerahnya. Itu terjadi setelah anggota TNI
masuk dan terus memantau desa tersebut, sehari menjelang peringatan HUT
Separatis Republik Maluku Selatan (RMS) yang jatuh 25 Februari, besok. Sebab,
daerah ini disinyalir menjadi sarang RMS.
Informasi yang diterima Ambon Ekspres (JPNN), warga yang telah meninggalkan
Desa Aboru sejak kemarin sebagian besar para wanita dan anak-anak. Sedangkan
yang laki-laki lebih memilih menjaga desa tersebut.
Seperti yang diketahui pada peringatan HUT RMS 25 April 2003 lalu ratusan warga
Desa Aboru akhirnya ditangkap aparat Kepolisian menyusul pengibaran bendera
separatis RMS diseluruh desa tersebut.Perkaranya sendiri telah disidangkan di
Pengadilan Negeri (PN) Ambon dengan hukuman 3 sampai 5 tahun penjara.
Pangdam XVI Pattimura Mayjen TNI Syarifuddin Sumah saat di konfirmasi wartawan,
usai rapat tertutup di Mapolda Maluku, kemarin mengatakan, memang ada
pernyataan dari segelintir orang yang mengatakan pada tanggal 25 April, besok, akan
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Saya kira itu hanya ulah segelintir orang saja untuk memprovokasi, serta
menakut-nakuti dan memperbesar-besarkan permasalahan," ujar Pangdam.
Menyinggung tentang adanya personel TNI yang sudah berada di desa tersebut
Mantan Kasdam XVI Pattimura ini mengatakan, personel TNI yang berada di desa
tersebut hanya sebagai pemantau dimana tugas TNI sendiri hanya memantau titik-tik
rawan dimana apabila ada kegiatan menonjol maka akan ada tindakan lanjut tetapi
kalau tidak ada maka tidak akan ada persoalan.
Sementara itu, Pangdam akan bertindak tegas, jika ada warga yang mengibarkan
bendera RMS. Namun, jika ada yang menyalahi prosedur maka akan dilakukan
tembak di tempat. "Meski demikian, TNI tidak akan melakukan penembakan,"
ujanrya.
Sebab, lanjut Pangdam, pihak TNI hanya mewaspadai saja setiap pelanggaran yang
dilakukan separatis RMS. Terutama pada kantong-kantong basis separatis RMS, dan
menyerahkannya kepada peraturan hukum yang berlaku. "Tetapi saya akan instruksi
untuk tembak di tempat kalau mereka melawan prosedur," tandas Jendral Bintang
Dua ini.
Pangdam mengharapkan kepada masyarakat Maluku agar tetap tenang, tidak
terprovokasi dan menyerahkan sepenuhnya kepada aparat keamanan serta
melakukan aktivitas seperti biasanya. (jpnn)
© 2003, 2004 Jawa Pos dotcom.
|