The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

KOMPAS


KOMPAS, Jumat, 07 Mei 2004

Moses dan 10 Tokoh RMS Lainnya Diterbangkan ke Jakarta

Ambon, Kompas - Sebelas pendukung Republik Maluku Selatan, Kamis (6/5) sore, diterbangkan dari Bandar Udara Pattimura, Ambon, Maluku, untuk diperiksa dan diadili di Jakarta. Mereka dibawa dari Kepolisian Daerah Maluku menuju bandar udara dengan menggunakan kendaraan lapis baja dan pengawalan ketat aparat Brigade Mobil.

Sebelas tokoh Republik Maluku Selatan (RMS) itu termasuk Sekretaris Jenderal RMS Moses Tuanakotta serta istri dan anak perempuan Alex Manuputty, Holy dan Christine Manuputty. Dua tokoh RMS lainnya, Mateos Talakua dan pengawalnya, Jacobus Peswarissa, ditangkap di Jawa Timur sehari sebelumnya dan langsung dibawa ke Jakarta.

"Kami sengaja membawa tokoh-tokoh penting RMS ke Jakarta, sedangkan pengikutnya cukup diadili di sini, dan pasti akan ada penangkapan orang- orang lain yang terkait dengan RMS," kata Wakil Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Maluku Komisaris Besar Bambang Suedi.

Pengiriman kesebelas tokoh RMS ke Jakarta itu dilakukan sehari sebelum serah terima jabatan Kepala Polda Maluku dari Brigadir Jenderal (Pol) Bambang Sutrisno kepada Brigadir Jenderal (Pol) Aditya Warman di Jakarta hari ini.

Upacara pengibaran bendera untuk memperingati hari jadi RMS 25 April telah memicu konflik baru di Ambon, yang menyebabkan sedikitnya 40 orang tewas dan ribuan orang kembali mengungsi. Kerusuhan terbaru itu sempat mengoyak kembali perdamaian antara komunitas Muslim dan Kristen di Maluku, yang telah terjadi selama lebih dari satu tahun.

Dalam konflik yang terjadi mulai Januari 1999 sampai menjelang pengujung 2002, sedikitnya 900 orang tewas di Maluku dan Maluku Utara serta belasan ribu orang luka-luka.

Kemarin, situasi Ambon tetap tenang kendati sehari sebelumnya terjadi penembakan atas warga di Pulau Buru yang menyebabkan dua orang tewas dan enam orang luka-luka.

Meski situasi sudah tenang, sekat-sekat yang memisahkan permukiman kedua komunitas di Ambon masih terpasang. Kembali seperti dalam konflik sebelumnya, masyarakat belum berani melintasi wilayah komunitas lain.

Jalan dari Bandar Udara Laha sampai Kota Ambon atau sebaliknya masih terputus. Warga hanya bisa mencapai tujuan dengan menggunakan perahu cepat atau dengan pengawalan aparat. Situasi ini menyebabkan ongkos transportasi dan harga bahan kebutuhan sehari- hari membubung tinggi.

Sejumlah anggota Komisi II DPR yang dipimpin Teras Narang datang ke Ambon, kemarin, untuk mengadakan rapat khusus dengan para pejabat polisi, militer, dan Pemerintah Provinsi Maluku.

Hadir dalam rapat tertutup itu sejumlah tokoh agama Maluku, seperti Jacky Manuputty dan Pendeta Hendriks dari Gereja Protestan Maluku serta Ketua Badan Immarat Muslim Maluku Ali Fauzi dan Sekretaris Majelis Ulama Indonesia Maluku Idrus Latuconsina.

Wakil Ketua Komisi II DPR Ferry Mursyidan Baldan mendukung langkah hukum apa pun yang diambil kepolisian untuk menindak para pelanggar kehidupan berbangsa dan pelaku gerakan separatisme.

Disidang di Jakarta

Di Jakarta, Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Polri) Jenderal (Pol) Da'i Bachtiar mengungkapkan, para tersangka aksi makar yang diketahui sebagai anggota Front Kedaulatan Maluku/Republik Maluku Selatan (FKM/RMS) kemungkinan akan disidangkan di Jakarta karena pertimbangan mengeliminasi pro dan kontra, yang berpotensi menimbulkan kerawanan.

Akan tetapi, katanya, tetap ada kemungkinan mereka diajukan di pengadilan di Ambon jika kondisi setempat kondusif.

"Prinsipnya, sebetulnya pemeriksaan sebaiknya di Ambon. Tetapi berdasarkan pengalaman yang ada di masa lalu, ada hal-hal yang perlu diperhatikan. Sebab, dalam sidang, biasanya ada pro-kontra," kata Da'i, kemarin.

Namun, dia menegaskan, sekarang ini mereka masih menjalani pemeriksaan dan penyelidikan sehingga tempat persidangan juga belum dipastikan, apakah akan di Ambon, Jakarta, atau di tempat lain.

"Untuk sidang di Ambon, tergantung situasi kondusif setempat. Memang paling baik di daerah sendiri. Kalau misalnya di Jakarta, untuk menghadirkan saksi kan sulit kalau dari Ambon harus ke Jakarta, butuh biaya dan waktu. Barang bukti juga sama, lebih praktis di sana. Tetapi nanti akan kita lihat," katanya lagi.

Istri Alex Manuputty

Soal istri dan anak Alex Manuputty, Da'i menyatakan, keduanya akan disangka sebagai orang yang turut serta atau membantu terjadinya makar. "Ada yang secara tidak langsung melakukan, tetapi turut serta atau membantu, itu ada konsekuensi pertanggungjawaban hukumnya," kata Da'i.

Ditanya mengenai usaha ekstradisi terhadap Alex Manuputty dari Amerika Serikat (AS), ia mengatakan, Polri berharap itu dapat segera direalisasikan. Namun, semua itu dikembalikan kepada kepentingan nasional masing-masing.

"Polri sudah berusaha melalui jalur Interpol (International Police-Red). Interpol itu badan PBB, jadi mestinya semua negara yang punya National Central Bureau Interpol menindaklanjutinya," katanya.

Jalur lainnya, Pemerintah Indonesia juga berusaha melalui negosiasi diplomatik, yang diusahakan melalui Departemen Luar Negeri dan Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia. (WIS/PEP/ADP)

Copyright © 2002 PT. Kompas Cyber Media
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/nunusaku
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044