Surat Terbuka
Kepada Yang Terhormat:
Presiden Republik Indonesia
Ibu Megawati Soekarnoputri
Tembusan:
1. Yth. Wakil Presiden RI.
2. Yth. Ketua dan Wakil Ketua MPR RI.
3. Yth. Ketua dan Wakil Ketua DPR RI.
4. Yth. Panglima TNI.
5. Yth. Kepala Staf Angkatan Darat.
6. Yth. Kepala Staf Angkatan Laut.
7. Yth. Kepala Staf Angkatan Udara.
8. Yth. Kepala Kepolisian Republik Indonesia.
9. Yth. Menkopolkam RI.
10. Yth. Kepala BIN.
11. Yth. Ketua MA.
12. Yth. Jaksa Agung RI.
13. Yth. Komnas Ham.
14. Yth. PGI, KWI, DPI, dan PII.
15. Yth. Seluruh lembaga keagamaan di NKRI.
Dengan hormat!
Sebagai salah satu anak bangsa NKRI yang sangat mencintai tanah tumpah darah
Republik Indonesia, saya menyampaikan beberapa hal kepada Presiden RI, Ibu
Megawati Soekarnoputri tentang kondisi salah satu komunitas umat beragama di
Indonesia yang teraniaya yaitu umat Kristen di Wilayah Morowali dan Poso Propinsi
Sulawesi Tengah.
1. Dimulai dari tragedi penembakan oleh sekelompok orang tak dikenal yaitu para
penembak gelap yang saya namakan para teroris biadab di wilayah Kabupaten
Morowali dan Poso akhir-akhir ini, khususnya malam menjelang Paskah 10 April 2004
dari headline news Metro TV, nampaknya perilaku biadab tersebut masih saja terus
berlangsung dengan memakan korban jemaat Kristen yang tidak bersalah. Dua
pengendara sepeda motor menembak beberapa orang di Kecamatan Poso pesisir dan
memakan korban luka-luka dan meninggal dunia. Dan sampai kini, tak satupun dari
para penembak gelap tersebut yang ditangkap, seolah-olah mereka dibiarkan terbang
dengan bebas sebebas-bebasnya bak burung di udara.
2. Perbuatan teroris biadab ini sangat bertentangan dengan prinsip dasar bangsa
Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar RI tahun 1945.
Oleh karena itu saya meminta agar Presiden RI segera mengkoordinasikan dengan
seluruh komponen terkait khususnya pihak keamanan untuk secara serius
menyelidiki dan bertindak sungguh-sungguh serius dan tegas terhadap para teroris
biadab yang sangat menakutkan oleh sebagian masyarakat Kristen setempat. Saya
masih percaya Presiden RI memiliki hati nurani dalam memimpin NKRI demi
terciptanya keadaan damai sentosa tanpa diskriminasi SARA di NKRI. Sudah
saatnya Presiden RI memerintahkan aparat keamanan setempat untuk menyelidiki
hingga tuntas siapa pelaku penembakan gelap tersebut dan bertindak berdasarkan
hukum yang berlaku di NKRI ini tanpa pandang bulu. Aparat keamanan setempat
jangan hanya memberikan pernyataan-pernyataan klise dan hanya bersifat jargon
semata yang sudah basi yaitu: kami sedang menyelidiki kasus ini. Keadaan di
wilayah Poso dan sekitarnya dalam keadaan aman terkendali. Ini omong kosong
besar, sebab umat Kristen setempat siang dan malam bergumul dengan ketakutan
karena setiap waktu dapat diserang tiba-tiba oleh para teroris biadab itu. Anak-anak
mereka akan mengalami gangguan jiwa di masa yang akan datang. Hal ini akan
memperparah sikon sesama anak bangsa, akibatnya kehidupan masyarakat dipenuh
dendam kesumat dan apatis terhadap NKRI. Ujung-ujungnya NKRI akan mengalami
disintegrasi bangsa yang memilukan hati para pendiri negara ini dan para pahlawan
dari berbagai golongan agama yang berjuang mati-matian untuk merebut
kemerdekaan RI, serta kita seluruh anak bangsa RI yang hidup saat ini.
3. Saya menduga tindakan para teroris ini memiliki motivasi dan nafsu yang sangat
dangkal yaitu untuk mengusir sebagian masyarakat dari tanah kelahirannya sendiri.
Ini motivasi dan nafsu serta tindakan yang sangat menjijikkan. Saya sangat yakin jika
Presiden RI serius mau menuntaskan masalah yang sangat serius ini, maka
semuanya akan tuntas. Untuk itu, saya amat meminta agar peristiwa politik yang
sedang kita jalani bersama yaitu pemilu dalam tahun 2004 ini, bukan sebuah alasan
untuk tidak segera menyelesaikan masalah penembakan gelap yang semakin marak
di wilayah Poso dan sekitarnya. Jika kasus mengerikan ini sampai pada akhir masa
pemerintahan nanti tidak diselesaikan, maka ini berarti pemerintah telah gagal total
mengemban tugas dan tanggung jawab mendatangkan kesejahteraan bagi seluruh
rakyat Indonesia sesuai Pancasila dan UUD 1945.
4. Masalah penembakan gelap yang dilakukan para teroris ini harus segera
dituntaskan jika tidak akan merusak sendi-sendi bermasyarakat antar golongan
agama yang ada di NKRI. Karena dengan berlanjutnya aksi-aksi biadab ini akan
memunculkan saling curiga di antara golongan agama yang pada muaranya secara
perlahan-lahan namun pasti akan menciptakan kebencian secara terselubung. Ini
sangat berbahaya bagi kelanjutan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara kini dan
akan datang. Bukan ini tujuan awal para pendiri NKRI mendirikan NKRI ini.
5. Dalam kasus ini, saya menolak campur tangan asing untuk menyelesaikan
masalah internal NKRI. Namun dengan tegas saya meminta agar Presiden RI, sekali
lagi, segera bertindak serius dan tegas terhadap tindakan-tindakan teror yang amat
menakutkan masyarakat Kristen di wilayah Poso dan sekitarnya. Dan saya juga
meminta Presiden RI untuk menyelesaikan kasus-kasus yang sama di berbagai
pelosok tanah air yang menimpa sebagian umat beragama non Kristen, jika ada.
Karena tindakan pembunuhan terhadap sesama manusia sangat bertentangan
dengan hukum Tuhan yang menghendaki Kasihilah sesamamu manusia seperti
dirimu sendiri dan yang berfirman Jangan membunuh! Hak atas nyawa seseorang ada
di tangan Allah Sang Pencipta. Siapapun tidak berhak mencabut nyawa sesama
manusia.
6. Selanjutnya saya meminta dengan tegas kepada Presiden RI untuk
mengumumkan di seluruh media massa cetak dan elektronik untuk memerangi para
teroris yang sangat dibenci seluruh rakyat Indonesia yang cinta damai, cinta keadilan,
dan cinta persatuan dan kesatuan NKRI. Hanya dengan cara ini maka seluruh rakyat
Indonesia akan bersatu padu dan bergandengan tangan membangun bangsa kita
menuju bangsa yang besar dan bermartabat di mata dunia yang sedang menuju suatu
era baru, era globalisasi.
7. Saya menagih janji kepada Presiden RI, yang terkasih Ibu Megawati Soekarnoputri
yang disampaikan kepada saya melalui surat beliau yang saya terima bulan Januari
tahun 1997 ketika beliau menjadi pemimpin Partai Demokrasi Indonesia (PDI) yang
teraniaya oleh rezim orde baru. Ibu Megawati menyampaikan pernyataan yang sangat
menghibur dan menguatkan saya pada waktu itu. Karena itu saya sangat menaruh
harap kepada Ibu dalam doa saya agar sekali waktu Tuhan Yesus memimpin dan
membawa Ibu ke singgasana Presiden RI. Dan itu sudah terjadi. Karena itu sekali
lagi, saya ingin menagih janji Ibu kepada saya di bawah ini:
a. Perjuangan kita adalah perjuangan budi nurani-perjuangan yang menggema dari
gemuruhnya suara hati nurani seluruh rakyat Indonesia; karena sesungguhnya
perjuangan kita ini adalah untuk mewujudkan Amanat Penderitaan Rakyat.
b. Sadar akan tanggung jawab mengemban Amanat Penderitaan Rakyat itu, maka
nilai-nilai hakiki tentang Kebenaran, Keadilan, dan Kejujuran senantiasa menjadi
suluh di tengah-tengah perjuangan kita, yang menerangi perjalanan kita di dalam
menghadapi tantangan maupun cobaan. Kebenaran yang diisi oleh nilai ketaqwaan
dan ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa, maka Kebenaran yang kita perjuangkan
senantiasa berasal dari hidayah dan diterangi oleh nur-Nya.
c. Selanjutnya, Keadilan yang kita pegang teguh di dalam perjuangan ini adalah
keadilan yang arif-bijaksana, berkepribadian dan ketegaran hati. Maka Keadilan yang
kita perjuangkan senantiasa lahir dari kejernihan pikiran dan perilaku yang terpuji.
d. Yang ketiga, adalah Kejujuran yang dihayati dari kesadaran yang sangat dalam
dari diri kita masing-masing dan perilaku terhadap sesama umat manusia serta
kejujuran memperlakukan alam semesta sebagai karunia Tuhan Maha Pencipta.
Maka masing-masing kita hendaknya mampu menjawab apa sesungguhnya tujuan
pembangunan, dan untuk apa kita berjuang, serta siapa saja sahabat di dalam
kebersamaan perjuangan ini.
Demikianlah beberapa buah ungkapan yang ke luar dari lubuk hati terdalam Ibu
Megawati Soekarnoputri tatkala membalas surat saya yang saya tuliskan saat itu
sebagai wujud kecintaan saya terhadap tumpah darah saya Indonesia. Oleh karena
itu, sekali lagi, saya menagih janji Ibu untuk segera mewujudkan Amanat Penderitaan
Rakyat melalui penegakkan Kebenaran, Keadilan, dan Kejujuran di NKRI tercinta kita.
Atas perhatian Presiden RI dan seluruh komponen bangsa, saya menyampaikan
terima kasih. Kiranya kuasa dan kasih Tuhan Yesus Kristus memberkati Ibu
Megawati Soekarnoputri selaku Presiden RI dalam memimpin NKRI.
Paskah kelabu tahun 2004 khususnya di wilayah Poso pesisir
Bandung, 11 April 2004 Pukul 115 PM
Hormat saya;
Andrias Hans
Anak Bangsa RI yang berdukacita
Lampiran
OH POSOKU
(Andrias Hans)
Masih adakah harapan bagi kami?
Siapa mau dengar jerit minta tolong kami?
Rentetan tembakan dan bom trus terjang kami
Kami mau patuh penguasa 'tuk pulang ke desa,
tetapi teroris takuti kami, trus usir kami
Dari rumah gubuk di desa-desa umat-Mu
O o o kami tertatih-tatih
Kami jadi pengungsi di tanah sendiri
Tetesan air mata dan darah kami tercurah
Mewarnai perjalanan hidup yang suram
Hai penguasa! apa yang kau buat 'tuk kami?
Mengapa kau biarkan Poso bermandikan darah?
Oh Yesus Tuhan kami
Tak kuat lagi kami berteriak,
Suara kami tlah serak, kaki telah gontai
Sedikit waktu lagi kami kan diusung
ke panggung pembantaian ngeri para teroris
Oh Kristus Tuhan kami
Apa makna semua ini 'tuk kami
Tuhan belalah perkara kami slalu
Jangan biarkan teroris smakin haus darah
Kami tak balas sbab pembalasan ialah hak-Mu
Oh Yesus Kristus
Bungkus kami dengan anugrah kasih-Mu
'Gar kami mengasihi mereka
Meski kami amat teraniaya
Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan
kebaikan! (Roma 12:21)
Do not be overcome by evil, but overcome evil with good (Romans 12:21)
Father, hallowed be your name, your kingdom come. Give us each day our daily
bread. Forgive us our sins, for we also forgive everyone who sins against us. And lead
us not into temptation (Luke 11: 2 - 4)
|