Media Indonesia, Jum'at, 02 April 2004 03:35 WIB
Umat Kristiani di Poso Diimbau Tidak Terpancing
PALU--MIOL: Badan Kerja Sama Umat Kristiani (BKSUK) Sulawesi Tengah (Sulteng)
mengimbau Umat Kristiani, khususnya yang berdomisili di Kabupaten Poso, tak
terpancing atas rentetan insiden penembakan misterius yang terjadi di daerah bekas
konflik bernuansa SARA itu.
"Saya berharap semuanya menahan diri dan tidak terprovokasi dengan
kejadian-kejadian itu," pinta Ketua BKSUK Sulteng Sarewigading Pelima ketika
dihubungi Antara per telepon dari Tentena --kota kecil di tepian Danau Poso yang
berjarak 54 km selatan kota Poso, Kamis.
*
Kurun sepekan terakhir, tiga warga Kristiani di Kabupaten Poso menjadi korban
penembakan yang dilakukan oleh orang-orang tidak dikenal, dua di antaranya tewas
di tempat kejadian perkara.
Korban yang tewas itu, teridentifikasi bernama Jhon Kristin Tamalida (37), petani
kakao asal Kelurahan Kawua, Kecamatan Poso Kota. Korban pertama ini tertembak
pada bagian punggung menembus dada, saat berada di kebunnya Sabtu pekan lalu
(28/3).
Lainnya, adalah Pendeta Ferdi Wuisan (29), meninggal dunia karena mengalami luka
tembak pada dada bagian kiri, saat tengah berada di halaman belakang gereja di
Dusun Membuka, Desa Tumora, Kecamatan Poso Pesisir, pada Selasa malam
(30/3).
Sedangkan korban cedera, yaitu Ny Juliet Rosy Tilongo, Dekan Fakultas Hukum
Universitas Sintuwu Maroso (Unsimar) Poso. Ia tertembak pada bagian kepala, saat
tengah berada di halaman kampus berjarak sekitar 400 meter dari Mapolres Poso
pada Selasa siang (30/3). Korban terakhir itu hingga kini masih dalam perawatan
intensif di RSU Poso.
*
Menurut Pelima, rentetan aksi penembakan misterius yang kembali mengusik
ketentraman dan kedamaian di Kabupaten Poso itu merupakan upaya menciptakan
kembali konflik baru.
Karena itu, katanya, semua tokoh Kristiani dan warga gereja di Kabupaten Poso
harus tetap tenang dan menyerahkan penanganan kasus-kasus tersebut kepada
aparat keamanan.
Menjawab pertanyaan, Pelima mengatakan sekalipun terjadi kasus penembakan
misterius di Poso Kota dan Kecamatan Poso Pesisir kurun beberapa hari terakhir,
namun tidak mengganggu aktivitas masyarakat di seluruh wilayah Kabupaten Poso.
"Aktivitas semua masyarakat di wilayah Poso, termasuk di pedalaman, masih
berjalan seperti biasa," katanya.
Ia mengatakan, umat Kristiani dan Muslim di Kabupaten Poso, juga marah besar
dengan ulah para penembak misterius itu, karena menilai merupakan tindakan
provokasi untuk mengacaukan kembali wilayah Poso yang kurun dua tahun terakhir
ini mulai kondusif.
"Saya baru saja berbicara dengan beberapa orang pengurus Siwagi, organisasi
pemuda yang menghimpun pemuda Kristen dan Muslim di Poso, dan mereka
menyayangkan serta meminta pihak aparat segera menangkap pengacau keamanan
itu," tuturnya.
Para tokoh Siwangi ini, lanjut Pelima, juga mendesak Polri dan TNI yang bertugas di
Kabupaten Poso untuk proaktif menggerebek lokasi-lokasi yang sebenarnya sudah
diketahui aparat sebagai tempat persembunyian, perakitan bom, dan penyimpanan
senjata bagi pelaku teror. "Poso ini bagaimana besar dan luasnya. Kok aparat tidak
bisa menangkap mereka," katanya mempertanyakan.
Namun, Pelima yang caleg DPRD Poso dari Partai Damai Sejahtera pada Pemilu
2004, menyatakan berterima kasih kepada aparat keamanan setempat yang
dilaporkan telah berhasil menangkap salah satu dari pelakunya. (O-1)
Copyright © 1999-2002 Media Indonesia. All rights reserved.
|