\

 

 

 

 

 

 The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Media Indonesia


Media Indonesia, Selasa, 04 Mei 2004

BERITA UMUM

Ricuh, Pertemuan Kapolri-Tokoh Maluku

AMBON (Media): Pertemuan Kapolri Jenderal Da'i Bachtiar dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat Maluku, di Aula Batalyon Infanteri (Yonif) 733/BS Masariku, Ambon, kemarin sore, berakhir ricuh.

Warga yang hadir merasa tidak puas karena pertemuan itu tidak ada dialog dengan Kapolri dan rombongan. Pernyataan sikap umat Islam Maluku yang hendak dibacakan dibatalkan tanpa alasan yang jelas.

Kapolri tiba di Ambon sekitar pukul 17.00 WIT ditemani dua tokoh agama yaitu KH Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym dan Ketua Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) Pendeta Nathan Setia Budi, Asisten Operasi (Asop) Panglima TNI Letjen TNI Adam Damiri, dan sejumlah perwira tinggi Polri.

Kapolri dan Pimpinan Pondok (Ponpes) Daarut Tauhiid (DT) Aa Gym, bertolak ke Ambon menggunakan pesawat carteran Transwisata jenis Foker 28 dari Bandara Husein Sastranegara, Bandung. Rombongan dari Bandara Internasional Pattimura Laha menuju Ambon menggunakan bus milik Pemda Maluku dengan kawalan panser TNI dan polisi.

Pernyataan sikap umat Islam Maluku sebanyak tujuh butir antara lain menyebutkan muslim Maluku memberikan kepercayaan penuh kepada Polri untuk menyelesaikan secara tuntas gerakan separatis Front Kedaulatan Maluku (FKM)/Republik Maluku Selatan (RMS) dalam tempo 3 x 24 jam terhitung dari 4 Mei 2004.

Bila dalam jangka waktu itu Polda Maluku tidak mampu menyelesaikan, maka muslim Maluku meminta diberlakukan status darurat militer untuk menumpas gerakan separatis FKM/RMS.

Kapolri juga didesak untuk memutasikan sejumlah perwira menengah (pamen) dan anggota polisi asal Maluku yang terkontaminasi dan lengah, sehingga terjadi peristiwa pengibaran bendera RMS, pawai simpatisan dan pendukung RMS pada 25 April lalu.

Dengan terjadinya kericuhan tersebut, rombongqan Kapolri dievakuasi menuju Bandara Pattimura Laha dengan menggunakan panser.

Ketika wartawan menanyakan, mengapa tidak ada dialog dalam pertemuan ini? Da'i Bachtiar sambil masuk panser mengatakan, "tidak ada waktu."

Siraman rohani

Kunjungan Kapolri di Ambon lebih banyak dimanfaatkan KH Aa Gym dan Pendeta Nathan Setia Budi untuk menyampaikan wejangan guna menenangkan hati warga yang bertikai di daerah itu.

Aa Gym memuji keberanian orang Maluku yang membakar ratusan rumah dan bangunan. Menurut Aa Gym, kalau orang Ambon berani, maka bukan hanya berani membakar, melainkan juga harus berani membangun kembali.

Pada kesempatan yang sama, Pendeta Nathan Setia Budi menyatakan kehadirannya di Ambon bersama Aa Gym merupakan cermin, bahwa agama bukan persoalan, melainkan merupakan pemersatu.

"Bila di sana-sini terjadi sesuatu, maka itu karena kelalaian manusianya," kata Setia Budi.

Usai kedua tokoh ini memberikan siraman rohani dilanjutkan dengan pernyataan sikap umat Islam Maluku kepada Kapolri. Namun, setelah Aa Gym menutup pertemuan itu dengan doa, tiba-tiba terjadi keributan di dalam ruang pertemuan. Salah satu pemuda muslim, Abdurahman Difinubun maju dan memprotes Kapolri mempertanyakan kenapa tidak dilakukan dialog dalam pertemuan itu.

Hal yang sama dilakukan Josias Polnayah, tokoh pemuda Kristen yang juga anggota DPRD Maluku. Dengan suara lantang, keduanya berteriak-teriak, sehingga suana dalam ruangan pertemuan menjadi gaduh.

Abdurahman naik panggung dan berhadapan dengan Kapolri, sedangkan Josias Polnayah yang mencoba maju ke depan dicegat beberapa perwira Polri.

"Saya ini wakil rakyat, saya diundang resmi kenapa kita tidak punya hak untuk berbicara. Hak-hak sipil telah dibungkam," teriak Josias.

Abdurahman berusaha meraih pengeras suara untuk menyampaikan protes. Tetapi, dengan cepat pengeras suara dimatikan, sehingga suaranya tidak terdengar.

Suasana gaduh dapat segera dikendalikan setelah para warga lainnya menenangkan kedua tokoh tersebut.

Beberapa petugas mengawal Jenderal Da'i Bachtiar lewat pintu samping menuju ke panser. Kapolri tidak sempat berpamitan lagi dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat di Ambon.

Namun, saat transit di Kendari, usai berkunjung ke Ambon, kemarin, Da'i Bachtiar kepada wartawan mengatakan polisi belum bisa mengidentifikasi penembak gelap yang beraksi di Ambon.

"Ada informasi penembak gelap sudah ditembak, tetapi belum bisa teridentifikasi dan juga belum diketahui siapa mereka," kata Da'i.

Dia juga menegaskan kesulitan lain untuk mengidentifikasi penembak gelap karena mayat tersebut tidak ditemukan. Meski demikian, katanya, aparat yang berada di Ambon sudah menguasai tempat-tempat yang semula dikuasai oleh penembak gelap. (HJ/EM/SG/Emh/N-1)

Copyright © 2003 Media Indonesia. All rights reserved.
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/nunusaku
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044