Media Indonesia, Kamis, 20 Mei 2004 14:02 WIB
HANKAM
Perusuh di Ambon Kembali Ejek Aparat Keamanan
AMBON--MIOL: Menyusul kaburnya empat tahanan RMS dari sel Polda Maluku,
giliran kelompok perusuh kembali 'mengejek' aparat keamanan. Mereka berspeed
boat mengeluarkan tembakkan di Teluk Dalam Ambon, Rabu malam (19/5), sekitar
pukul 23:00 WIT.
Dari kejadian tersebut Frangky Sahertian yang sedang menangkap cumi-cumi di
perairan pantai Desa Wayame, Kecamatan Baguala, terluka di bagian lengan dan
paha kanan. Ejekan serupa yang dilakukan perusuh juga pernah terjadi di Desa
Latuhalat, Kecamatan Nusaniwe, 1 dan 11 Mei lalu.
Salah satu dokter jada pada rumah sakit Lantamal VIII Ambon, dr Djoko, ketika
dikonfirmasi Antara, di Ambon, Kamis, membenarkan, korban menjalani perawatan
intensif setelah dievakuasi dari Puskesmas Laha, Kecamatan Baguala, Kamis dini
hari (20/5), sekitar pukul 03:00 WIT.
"Korban terkena tembakan saat posisinya duduk sehingga terkena lengan kanan dan
menyerempet ke paha bagian kanan," katanya.
Perusuh dengan berspeed boat saat beraksi di pantai Dusun Airhia, Desa Latuhalat,
Sabtu subuh (1/5), sekitar pukul 03:00 WIT, pada saat 19 warga setempat baru
melaut sekitar 200 meter terdengar tembakan sehingga mengenai bagian kepala
Ricky Mahulette (16) yang meninggal di tempat.
Aksi serupa juga terjadi di tanjung Waimahu, Desa Latuhalat, Sabtu malam (11/5),
sekitar pukul 21:30 WIT, dengan satu tembakan dari tiga buah speed boat dan tidak
ada korban jiwa.
Kelompok perusuh tidak dikenal dengan aksi penembakan dari speed boat ini sangat
meresahkan masyarakat pesisir di Kota maupun Pulau Ambon karena sering
dilakukan malam maupun dini hari sehingga sulit terdeteksi dua kapal perang yang
dioperasikan Lantamal VIII Ambon.
Hingga berita ini diturunkan, Kapolda Maluku Brigjen Adityawarman maupun
Danlantamal VIII Ambon Laksma Lili Suparmono belum bisa dikonfirmasi.
Maraknya aksi penembakkan dengan menggunakan speed boat di Teluk Dalam
Ambon merupakan imbas dari konflik yang dipicu perayaan HUT ke-54 separartis
Republik Maluku Selatan (RMS) dan demo simpatisannya ke Mapolda Maluku, 25
April lalu.
Akibatnya, 38 orang meninggal dunia, 221 lainnya luka berat/ringan, 536 unit rumah
penduduk dan fasilitas umum/sosial rusak/terbakar serta pengungsi sebanyak 2.317
Kepala Keluarga(KK) atau 10.684 jiwa.
Sebanyak 13 pentolan FKM/RMS sejauh ini masih menjalani pemeriksaan intensif di
Mabes Polri, sedangkan 29 berkas dari 35 anggotanya sementara dirampungkan
penyidik Polda Maluku untuk dilimpahkan ke Kejaksaan Tinggi Maluku.
Sayangnya, empat anggota FKM/RMS yakni Johny Litaay (30), Johny Saiya (28),
Polly Lauherry (30) dan Yacob Sinay (31) yang ditangkap Sabtu siang (8/5), sekitar
pukul 11:00 WIT sempat kabur dari tahanan Polda Maluku, Minggu dini hari(9/5),
sekitar pukul 03:00 WIT dan kini dikejar aparat keamanan.
Selain itu beberapa hari yang lalu, kelompok separatis juga kembali 'meledek' aparat
dengan 'mengudarakan' bendera RMS. Sayangnya aparat tida melakukan tindakan
setimpal di desa tempat kelompok separatis tersebut melakukan kegiatannya.
(Ant/Her/O-1)
Copyright © 2003 Media Indonesia. All rights reserved.
|