Media Indonesia, Minggu, 25 April 2004 19:08 WIB
POLITIK
Aparat Maluku Kebobolan, Korban Tewas Kerusuhan HUT RMS
Jadi 10 Orang
JAKARTA--MIOL: Kapolda Maluku Brigjen Bambang Sutrisno mengakui kerusuhan
dan pembakaran sejumlah gedung di Ambon, Minggu, yang menelan korban 98 orang
yang 10 orang di antaranya meninggal dunia, terjadi di luar prediksi, meskipun sejak
dini sudah diantisipasi terkait peringatan HUT kelompok separatis yang
berangan-angan Republik mendirikan negara Maluku Selatan (RMS).
"Inilah yang di luar prediksi kami," katanya dalam wawancara dengan SCTV secara
langsung dari Jakarta, Minggu petang.
Semula Kapolda Maluku mengatakan situasi di Ambon pada Minggu terkait dengan
adanya kelompok pendukung RMS untuk merayakan ulangtahun RMS sudah
diprediksi aparat kepolisian setempat.
Ia mengatakan, pihak Polda telah melancarkan Operasi Merah Putih yang bekerja
sama dengan instansi TNI dan pemda setempat, untuk mengantisipasi perayaan itu.
Bahkan disebutkan tokoh RMS Moses Tuanakota telah memprovokasi masyarakat
dengan menyebarkan selebaran agar tidak takut dan ragu merayakan peringatan HUT
kelompok separatis tersebut.
Disebutkan pula oleh Kapolda Maluku bahwa Moses juga melayangkan surat kepada
Presiden Megawati yang berisi rencana peringatan tersebut.
"Jadi kita sudah mengantisipasi, bahkan sejak tanggal 24 April malam kami telah
menyita puluhan bendera RMS yang dinaikkan di tempat-tempat terpecil, sampai
dengan Minggu pagi, jam tujuh," katanya.
Dikatakan bahwa semula pihak kepolisian masih menilai situasi keamanan cukup
kondusif, sehingga pihak kepolisian menjaga-jaga saja adanya upaya peringatan
kelompok RMS yang dipimpin Alex Manuputty, yang saat ini berada di Amerika
Serikat, itu.
Kapolda juga menyebutkan pihaknya telah menangkap Moses dan puluhan
pendukung RMS ke Polda. Dalam perjalanan ke Polda Maluku, masyarakat yang
kontra RMS juga berkerumun.
"Kita ultimatum saja, yang mendukung RMS tetap di sini, yang tidak pulang saja,
ternyata hanya 24 orang yang pendukung RMS, ini langsung diperiksa, yang lain
langsung pulang," katanya
Ketika ditanyakan apakah ada motif lain, terkait dengan aksi pembakaran
gedung-gedung seperti kantor Perwakilan PBB dan tempat-tempat ibadah, Kapolda
mengatakan, "Inilah yang di luar prediksi."
Mengenai situasi terakhir di Ambon, Kapolda mengatakan, "Bisa dikendalikan dalam
arti belum terjadi konflik antara kelompok, bisa kita minimize, bersama TNI dan Polri".
Selain itu, pihaknya juga telah mengadakan koordinasi dengan para tokoh
masyarakat dan berupaya meluruskan informasi yang belum jelas.
Ia juga mengatakan pihaknya telah menyekat wilayah-wilayah yang kemungkinan
akan menyebabkan bentrokan.
Dicontohkan, jalur lalu lintas masyarakat, dari bandara ke Ambon dihidupkan lagi
melalui jalur lewat laut.
Kapolda mengatakan pihaknya telah melaporkan peristiwa itu ke Kapolri Jenderal Da'i
Bachtiar sekaligus minta penambahan personel, sedangkan dari pihak TNI juga sudah
melaporkan kepada Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto .
Mengenai data resmi korban, Kapolda mengatakan jumlahnya tidak pasti, tetapi yang
sudah tercatat dari sejumlah rumah sakit, terdapat 98 korban dan 10 orang
diantaranya meninggal dunia. (Ant/O-1)
Copyright © 2003 Media Indonesia. All rights reserved.
|