Radio Nederland Wereldomroep, Selasa 27 April 2004 22:00 WIB
Konflik Ambon dan Kebangkitan Indonesia Timur
Intro: Kenapa Ambon kembali bergolak? Seperti yang sudah-sudah orang curiga
jangan-jangan ada kalangan tertentu bermain di Ambon. Tidaklah mengherankan
kalau warga Indonesia Timur bersatu mencoba menggalang suara untuk bisa
menghadapi kalangan yang suka bermain itu. Koresponden Jopie Lasut mengirim
laporan berikut dari Jakarta
Konflik rasial di Ambon kembali merebak sejak hari Minggu yang lalu. Seperti biasa
orang kembali menuduh militer, khususnya kelompok Prabowo, sebagai dalang
kerusuhan tersebut. Tetapi Prabowo sendiri sudah berkali-kali membantah
keterlibatannya dalam memicu konflik-konflik antar agama. "Ibu saya nasrani. Mana
mungkin saya mau mengadu domba antar umat beragama," katanya. Apa
sesungguhnya yang sedang terjadi di Maluku? John Toisuta, caleg PDS Partai Damai
Sejahtera di Maluku yang berhasil mendapatkan kursi legislatif pada pemilu yang lalu,
mengatakan "sebenarnya permasalahan ini bisa diselesaikan dengan cara
kekeluargaan."
John Toisuta: 'Ya tentu peristiwa ini sangat memilukan dan sangat menyakitkan hati
kami sebagai bangsa Maluku. Oleh sebab itu kami sangat mengharapkan supaya
pertikaian ini dihentikan dan mari kita duduk bersama-sama. Kita rumuskan kembali
apa-apa yang menjadi pertikaian kita selama ini. Kita bisa selesaikan pertikaian ini
secara fisik tapi itu akan memakan korban terus menerus dan kita rugi sebagai
bangsa Maluku dan sebagai bangsa Indonesia.
Sebenarnya permasalahan ini bisa kita selesaikan secara kekeluargaan. Kita punya
ikatan gandong. Kita punya perkumpulan-perkumpulan. Sebenarnya kita punya
persaudaraan yang cukup kuat antara umat, dalam bahasa saya itu muslam dan
serani. Masalah ini sebenarnya bukan kontak agama. Tapi sebenarnya ada konspirasi
politik yang dimainkan oleh oknum, kami katakan oknum pemerintah yang ingin
memanfaatkan keadaan ini ketika capres harus diangkat untuk menjadi calon
presiden republik Indonesia yang akan datang'.
Demikian John Toisuta. Patut dicatat bahwa dalam pemilu presiden mendatang,
Indonesia Timur akan menjadi wilayah potensial untuk mendulang dukungan bagi
calon presiden. Seperti diketahui, pertikaian di Ambon biasanya juga melibatkan
warga muslim dari Sulawesi Selatan. Dan ini tampaknya ingin dimanfaatkan oleh
suatu kelompok tim sukses calon presiden dan wakil presiden.
Wilayah Indonesia Timur dengan kepadatan penduduk yang tidak terlampau padat
seperti di wilayah Barat memberikan peluang yang lebih besar untuk memberikan
kontribusi kursi. Dalam pemilu presiden Indonesia Timur juga sangat menarik untuk
mendapatkan dukungan bagi calon presiden, khususnya untuk memenuhi syarat
didukung oleh 16 propinsi. Situasi geo politis ini memberikan posisi tawar yang
menguntungkan bagi wilayah Indonesia Timur yang terdiri dari 14 propinsi besar
maupun yang sangat kecil seperti Gorontalo dan Maluku Utara. Seorang calon
presiden cukup bermodalkan dana yang tidak terlalu banyak untuk bisa memperoleh
kemenangan pada 14 propinsi tadi. Dibandingkan dengan beberapa wilayah yang
padat penduduk di Jawa dan Sumatera, tentu dana yang harus dikeluarkan jauh lebih
besar. Bandingkan Jatim dengan jumlah pemilih yang puluhan juta dengan misalnya
Gorontalo, Irian Jaya Barat dan Maluku Utara yang hanya beberapa ratus ribu saja.
Situasi ini mendorong beberapa tokoh Indonesia Timur untuk menggagas Solidaritas
Rakyat Indonesia Timur. Menurut salah satu penggagas Solidaritas Rakyat Indonesia
Timur, Remy Leimena, penyingkiran rakyat Indonesia Timur dari dinamika
pembangunan itulah yang mengakibatkan sebagian besar rakyat Indonesia Timur
masih miskin. Setelah 58 tahun merdeka, masih ada saja keterbeklakangan, baik
fisik maupun mental. Semua ini diakibatkan oleh pelbagai konflik yang
berkepanjangan. Kebijakan-kebijakan ekonomi pemerintahan Demokrasi Terpimpin,
Orde Baru, hingga pemerintahaan Megawati Soekarnoputri ternyata tidak mampu
membawa rakyat Indonesia Timur pada kehidupan yang lebih baik.
Pertemuan yang diselenggarakan di Hotel Hilton Senen lalu, dihadiri oleh beberapa
tokoh Indonesia Timur. Di antaranya ada yang duduk dalam tim sukses beberapa
calon presiden. Setidaknya tokoh Partai Demokrat, PDIP dan Partai Golkar hadir
dalam pertemuan tersebut. Dalam pertemuan itu dikemukakan pula beberapa
tuntutan, antara lain, pemerintah yang akan datang bersedia duduk bersama dengan
rakyat Indonesia Timur untuk merumuskan "kontrak sosial" yang baru. Dalam kontrak
sosial tersebut ditetapkan secara seimbang alokasi Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) antara Indonesia Barat dengan Indonesia Timur.
Rakyat Indonesia Timur dapat ikut aktif dalam pemerintahan, baik di tingkat lokal
maupun pusat. Rakyat Indonesia Timur dijadikan subyek dalam pembangunan
khususnya pembangunan daerah masing-masing. Mereka juga menuntut
ditingkatkannya pembangunan dan pengembangan pendidikan bagi generasi muda
Indonesia Timur. Dalam pertemuan di Hotel Hilton Jakarta, juga muncul penolakan
terhadap manuver politik kekuatan tertentu yang seringkali menggunakan 'daerah
Indonesia Timur' dengan menciptakan konflik. Rencananya pertemuan tersebut akan
ditindak lanjuti dengan beberapa pertemuan berikutnya untuk menyusun poin-poin
kontrak sosial dengan para calon presiden.
Dalam waktu dekat ini akan diadakan suatu pertemuan pra-konferensi Solidaritas
Rakyat Indonesia Timur di Sulawesi Utara. Lalu dilanjutkan ke pulau Bali dan berakhir
di Papua dalam bentuk Konvensi Dewan-Dewan Rakyat Indonesia Timur. Mereka
berharap dapat menghimpun semua anggota Dewan Perwakilan Daerah yang terpilih
dalam pemilu yang lalu. Juga akan diundang beberapa tokoh masyarakat, adat dan
agama dari wilayah Indonesia Timur. Yang juga diperhatikan adalah para pemimpin
ormas dan satgas-satgas yang ada seperti Brigade Manguni, Brigade Papua dan
brigade-brigade yang lain.
© Hak cipta 2004 Radio Nederland Wereldomroep
|