The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

SINAR HARAPAN


SINAR HARAPAN, Kamis, 29 April 2004

Panglima TNI Soal Ambon: Tembak Mati "Sniper"

Jakarta, Sinar Harapan

Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Endriartono Sutarto, mengatakan dengan banyaknya sniper (penembak jitu) yang ada di Ambon saat ini, dia telah memerintahkan Pangdam Pattimura untuk melakukan pencarian.

Endriartono mensinyalir banyaknya sniper tersebut karena saat ini masih ada sekitar 300 senjata yang beredar di masyarakat.

"Kita akan kejar terus dan saya sudah memerintahkan kepada Pangdam, karena mereka menembak orang, ya kalau ketemu kita tembak mati lagi," ucap Panglima TNI, setelah mengikuti rapat koordinasi (rakor) Polkam Kamis (29/4) pagi.

Dari Ambon dilaporkan, data RSU Alfatah Ambon menunjukkan bahwa satu orang meninggal, tiga kritis dan tujuh lainnya harus menjalani perawatan intensif karena terkena tembakan dari sniper di kawasan Waringin-Talake, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, Rabu (28/4) malam.

Polisi di rumah sakit tersebut mengatakan, berdasarkan keterangan saksi, pada saat kejadian tidak ada massa yang sedang berhadap-hadapan di kawasan Waringin-Talake, namun tiba-tiba beberapa korban berjatuhan.

Kondisi ini menunjukkan indikasi bahwa sniper masih berkeliaran di Ambon.

Korban meninggal bernama Garman (22), yang tertembak di bagian kepala, sedangkan tiga lainnya yang kritis yakni Rivai, D. Tomagola dan Yanno Haw. Mereka terluka di bagian bahu dan pelipis kiri. Petugas paramedis di RSU Alfatah kesulitan menangani para korban sejak kerusuhan 25 April, karena keterbatasan ruangan sehingga pasien ditempatkan di Islamic Centre.

Bom Mereda

Situasi dan kondisi keamanan di Kota Ambon, Kamis (29/4) pagi mulai kondusif. Walaupun bunyi ledakan bom dan rentetan tembakan senjata organik masih terdengar, namun intensitasnya sudah berkurang dibanding hari-hari sebelumnya.

Pada Rabu (28/4) malam hingga Kamis (29/4) pagi, titik konflik hanya terjadi di kawasan Tanah Lapang Kecil dan Waringin, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon. Sedangkan di kawasan lainnya yang dalam beberapa hari terakhir menjadi titik konflik, kini mulai kondusif.

Perekonomian juga mulai aktif kembali setelah dalam beberapa hari terakhir terhambat. Beberapa bank hari ini telah buka. Masyarakat juga mulai memadati pasar-pasar tradisional maupun swalayan untuk mencari barang-barang kebutuhan pokok.

Memang ada kenaikan harga, namun masih dalam kisaran Rp 1.000-Rp 2.500 dari harga sebelumnya. Khusus untuk bahan bakar minyak seperti bensin dan solar, harganya naik antara Rp 1.000-Rp 2.000/liter.

Sementara itu, ribuan pegawai negeri sipil (PNS) yang bekerja di sejumlah instansi pemerintah di Kota Ambon, hingga Kamis (29/4) masih "dirumahkan" sehubungan belum membaiknya situasi dan kondisi keamanan di Ibu Kota Provinsi Maluku itu, menyusul konflik sejak Minggu (25/4), bertepatan dengan peringatan HUT ke-54 Republik Maluku Selatan (RMS).

"Kami telah mengimbau para PNS agar tetap tinggal di rumah masing-masing untuk sementara waktu sambil menunggu situasi dan kondisi keamanan kembali membaik," kata Latuconsina. Kendati demikian, ia mewajibkan para Kepala Dinas (Kadis), Kepala Badan dan Kepala Biro di lingkungan Setda Maluku tetap hadir untuk menjalankan tugas pemerintahan sehari-hari pada sejumlah kantor alternatif yang telah dibuka.

Begitu pula bagi pegawai yang dibutuhkan tenaganya demi kelancaran tugas-tugas pelayanan sosial kemasyarakatan akan dipanggil kemudian, sedangkan yang lainnya tetap "dirumahkan". Untuk menunjang tugas-tugas pemerintahan dan pelayanan sosial kemasyarakatan, Pemda Maluku telah berkoordinasi dengan Kapolda Maluku Brigjen Bambang Sutrisno serta Pangdam XVI/ Pattimura Mayjen TNI Syarifuddin Summah untuk membuka kantor alternatif guna dimanfaatkan para Kepala Dinas.

"Kantor alternatif yang dibuka di antaranya di Mapolda Maluku dan dikhususkan bagi Kadis beragama Kristen, sedangkan Kadis yang beragama Muslim menggunakan Kantor Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Perindag), yang berlokasi di depan Pelabuhan Yos Sudarso Ambon," jelasnya.

Latuconsina merinci, jumlah pegawai yang bekerja pada kantor Gubernur Maluku termasuk dinas dan instansi teknis terkait sekitar 8.500 orang, sehingga diharapkan aparat Polri dan TNI bertindak tegas di lapangan agar situasi dan kondisi keamanan yang sempat kondusif dalam dua tahun terakhir ini namun dirusak kembali oleh ulah oknum-oknum tidak bertanggung jawab itu, dapat teratasi.

"Jika situasinya membaik dan memungkinkan, maka aktivitas pemerintahan dan sosial kemasyarakatan dengan melibatkan semua PNS dapat dilaksanakan pekan depan di kantor Gubernur yang baru saja selesai direhabilitasi, sebab kami sudah menjadwalkan pelaksanaan aktivitas Pemprov Maluku dialihkan dari kantor alternatif di kawasan Talake ke kantor gubernur yang baru selesai rehabilitasi tahap pertama, 30 April mendatang. Namun semuanya tergantung situasi dan kondisi keamanan," ungkapnya.

Pantauan SH, sejumlah Kadis, Karo dan Kepala Badan di jajaran Pemprov Maluku sejak dua hari terakhir ini hadir di Mapolda Maluku dan Dinas Perindag untuk melaksanakan aktivitasnya.

Sementara itu, sekolah-sekolah dan aktivitas perbankan masih tutup karena konflik situasi masih memanas, di mana aksi-aksi penembakan, ledakan bom serta pembakaran rumah penduduk maupun fasilitas umum dan rumah ibadah masih berlangsung di Ambon. Begitu juga aktivitas ekonomi masih dilakukan secara terbatas di lokasi permukiman masing-masing komunitas, di mana dampaknya masyarakat mulai kesulitan memperoleh kebutuhan hidup terutama sembako dan minyak tanah.

Kamis hari ini puteri Presiden Megawati Soekarnoputri, Puan Maharani, sekitar pukul 09.00 tiba di Bandara Pattimura Ambon, kemudian langsung ke Mapolda Maluku, selanjutnya ke beberapa rumah sakit dan tempat pengungsian, serta membagikan obat-obatan dan bahan makanan. Selama di Ambon Puan menggunakan kendaraan taktis lapis baja Gegana Mabes Polri.

Sulut Terima Pengungsi

Gubernur Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), AJ Sondakh, mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulut siap menampung pengungsi dari Ambon, sebab masalah ini berhubungan dengan masalah kemanusiaan. Namun pada dasarnya Pemprov Sulut tidak berharap ada arus pengungsi, sebab tidak menginginkan kasus yang terjadi di Ambon akan berkelanjutan.

Sondakh mengharapkan, jangan sampai kasus Ambon merembet ke Sulut dan masyarakat Sulut diminta tetap tenang, sebab persoalan Ambon bukan masalah agama dan ras. Hal itu dikatakan Sondakh melalui juru bicara Pemprov Sulut, Arnold Pangkey, Rabu (28/4)

"Pak gubernur harapkan agar semua masyarakat Sulut bersatu hati dan bekerja sama dalam mengantisipasi kemungkinan terjadi penyusupan provokator, dengan cara saling menjaga keamanan di lingkungan masing-masing secara bersama-sama. Tingkatkan kewaspadan di lingkungan masing-masing," katanya.

Sekretaris Pemprov Sulut, Johanis Kaloh, dalam kesempatan terpisah menjelaskan Pemprov akan melakukan pertemuan ring II untuk membahas kesiapan menghadapi arus pengungsi dan antisipasi rembesan masalah Ambon ke Sulut. Disamping itu, tenaga medis sudah dikirim ke Ambon. (izc/nov)

Copyright © Sinar Harapan 2003
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/nunusaku
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044