The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

SUARA PEMBARUAN DAILY


SUARA PEMBARUAN DAILY, 1 Mei 2004

Situasi Ambon Mulai Kondusif Aparat Bersihkan Barikade

AMBON - Kapolda Maluku Brigjen Pol Bambang Sutrisno mengimbau masyarakat agar membantu aparat keamanan membersihkan barikade-barikade dari jalanan Kota Ambon.

"Saya telah meminta masyarakat untuk membantu aparat membersihkan barikade-barikade yang masih melintang di jalanan, demi menciptakan situasi Ambon yang lebih kondusif," ujar Kapolda menjawab Pembaruan di Ambon, Sabtu (1/5) pagi.

Menurut Kapolda, setelah pembersihan barikade-barikade tersebut, aparat keamanan akan melakukan penggerebekan terhadap markas Front Kedaulatan Maluku/Republik Maluku Selatan (FKM/RMS), Sabtu ini.

Tindak Lanjut

Langkah Kapolda itu sebagai tindak lanjut gagalnya upaya penggerebekan terhadap basis FKM/RMS di Kudamati, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Jumat, akibat pemasangan barikade di jalan-jalan dalam kawasan Tugu Dolan, Kudamati dan dr Kayadoe oleh warga setempat.

Barikade itu dibuat warga menyikapi aksi penembak gelap (sniper) dan peledakan bom yang dilakukan oleh kelompok massa. Dua panser Brimob dan satu panser TNI tidak mampu menembus barikade tersebut

Penggerebekan itu sendiri rencananya untuk mengamankan orang yang mengikuti upacara HUT RMS, hari Minggu lalu.

Sebelumnya, Kapolda Maluku Brigjen Polisi Bambang Soetrisno sempat menegaskan bahwa semua pendukung RMS yang berada di kediaman Alex Manuputty akan ditangkap dan diproses secara hukum. Pangdam XVI Pattimura Mayjen TNI Syarifudin Suma juga menyatakan, apabila dalam upaya penggerebekan ada perlawanan dan RMS memiliki senjata, maka tak ada alasan untuk tidak menembak.

Gubernur Maluku Karel Ralahalu mengemukakan, mulai Jumat, aparat TNI dan Polri akan menduduki tempat-tempat yang dicurigai sebagai lokasi sniper.

Langkah ini diharapkan dapat memperkecil eskalasi dari semua gerakan yang berniat menimbulkan kekacauan.

"Tugas penting aparat keamanan lainnya adalah mencegah aksi pembakaran rumah penduduk dan fasilitas umum lainnya," katanya.

Menurut Gubernur, tindakan tegas akan dilakukan kepada siapa saja, bila perlu tembak di tempat, terutama bagi mereka yang coba-coba melakukan upaya-upaya pembakaran. "Langkah penting yang diambil setelah itu adalah membuka barikade-barikade yang ada di sepanjang jalan untuk memperlancar transportasi maupun logistik kepada masyarakat," tegasnya. Selain itu, akan dilakukan pula pendekatan kepada tokoh agama dan masyarakat maupun kalangan grass root agar dapat membantu pemerintah daerah untuk menghentikan konflik.

Sementara itu, situasi dan kondisi Kota Ambon, Sabtu siang sudah mulai tampak kondusif, kendati pada beberapa titik rawan seperti wilayah Talake, Waringin masih tampak mencekam, karena beberapa ruas jalan masih dibarikade. Masyarakat mulai melakukan aktivitasnya seperti biasa, sekolah-sekolah juga sudah melakukan kegiatan belajar mengajar.

PBB Diminta Berperan

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan masyarakat internasional diminta untuk turut memperhatikan konflik yang terjadi di Ambon, Maluku. Lembaga internasional itu diharapkan dapat memberi perlindungan terhadap hak-hak masyarakat Ambon yang saat ini kembali dilanda konflik.

Permintaan itu disampaikan Uskup Diosis Amboina, Mgr. PC Mandagi MSC melalui siaran pers yang disampaikan kepada Pembaruan di Jakarta, Jumat (30/4). "Kami memohon dengan sangat kepada PBB dan dunia internasional untuk turut melindungi hak-hak kami sebagai masyarakat Ambon untuk hidup dengan aman," katanya.

Selain itu, Uskup juga meminta agar Pemerintah Indonesia segera menghentikan aksi saling menyerang antara dua komunitas masyarakat di Ambon. Pemerintah juga diminta segera mengambil langkah-langkah cepat untuk menghentikan aksi pembakaran gedung dan rumah.

Pemerintah juga diminta segera menangani korban-korban kekerasan terutama para pengungsi yang saat ini jumlahnya semakin membesar. Bila kekerasan di Ambon tidak dapat dihentikan pemerintah harus segera mengevakuasi warga Ambon yang cinta damai ke luar dari daerah Maluku.

Proses Hukum

Ketua Crisis Center Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Pdt Lies Mailoa Marantika mendesak pemerintah untuk segera mengidentifikasi warga Maluku yang menjadi anggota Front Kedaulatan Maluku (FKM). Pemerintah diminta pula untuk melakukan proses hukum secara tegas, adil, dan transparan terhadap anggota FKM sesuai hukum yang berlaku.

"Hal yang sama juga harus dilakukan terhadap para pelaku tindak kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia. Pemerintah tidak boleh pandang bulu dalam menegakkan hukum di Ambon," katanya.

Lies juga meminta agar pemerintah pusat segera menghentikan upaya untuk memecah belah masyarakat Ambon berdasarkan agama. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menyatakan bahwa umat Kristen di sana tidak sama dengan FKM.

"Anggota FKM/RMS hanya segelintir orang. Dengan menyamakan umat Kristen dan FKM berarti menghancurkan masyarakat dan membawa korban dari kalangan Kristen yang bukan anggota FKM," katanya.

Crisis Center PGI menilai pemerintah pusat telah gagal melakukan penghentian kekerasan dan perluasan konflik. Padahal, sebelum kerusuhan melanda Ambon, pemerintah sudah mengetahui rencana kegiatan FKM itu. (VL/O-1).


Last modified: 1/5/04
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/nunusaku
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044