The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

SUARA PEMBARUAN DAILY


SUARA PEMBARUAN DAILY, 26 April 2004

Bom Meledak, Bentrok di Ambon Berlanjut

[PHOTO: DIHADANG POLISI - Petugas polisi menghadang sejumlah pengunjuk rasa saat mereka memperingati ulang tahun ke-54 Republik Maluku Selatan (RMS), di Ambon, Minggu (25/4). Aksi ini mengakibatkan kerusuhan yang memakan korban 15 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka. AP]

AMBON - Bentrokan antara dua kelompok massa di Kota Ambon, Provinsi Maluku, Minggu (25/4), yang menewaskan sedikitnya 15 orang dan melukai 28 lainnya, berlanjut hingga Senin (26/4). Ledakan bom terjadi secara sporadis di beberapa kawasan dalam kota.

Aktivitas masyarakat dilaporkan lumpuh total, kantor-kantor pemerintah maupun swasta tutup dan seluruh sekolah diliburkan. "Ambon menangis lagi," demikian warga menanggapi kerusuhan tersebut.

Hingga Senin pukul 12.30 WIT, Senin, dua SSK pasukan Brimob dari Jakarta, telah tiba untuk mengamankan situasi Kota Ambon. Namun situasi di ibu kota Maluku itu belum kondusif.

Bom secara sporadis meledak di berbagai kawasan perbatasan dua komunitas Kristen dan Muslim, Mardika, Talake. Sementara sejumlah rumah pengungsi yang telah dibangun di Talake, Kota Ambon sejak pagi hingga siang ini telah musnah dibakar massa. Asap api masih terus mengepul di daerah Talake.

Demikian juga Gedung Universitas Kriten Indonesia Maluku yang terletak di Talake ikut dibakar massa sekitar pukul 09.00 WIT

Rapat

Gubernur Maluku, Karel Ralahalu, Kapolda Maluku, Brigjen Pol Bambang Sutrisno, Pangdam XVI Pattimura, Mayjen TNI Syarifuddin Summa beserta Wali Kota Ambon, Drs Yoppy Papilaya sejak pukul 09.30 WIT terus melakukan rapat koordinasi di Mapolda Maluku. Direncanakan, pukul 13.00 akan melakukan telekonferensi dengan Kapolri, Menko Polkam, dan Mendagri.

Bentrokan tersebut berawal dari pengibaran bendera Republik Maluku Selatan (RMS) yang dilakukan oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Sejak Minggu (25/4) pagi dini hari hingga pukul 08.00 WIT, sebanyak 52 bendera dikibarkan bertepatan dengan HUT RMS (Republik Maluku Selatan).

Pengibaran dilakukan pada ujung-ujung pohon yang terletak di tebing-tebing pegunungan yang sulit dijangkau. Kapolres Pulau Ambon AKBP Teguh Prasetyo mengatakan, aparat kepolisian dibantu masyarakat secara sigap menurunkan bendera-bendera tersebut.

Setelah itu, siang harinya Kapolda Maluku Brigjen Polisi Bambang Sutrisno memerintahkan menangkap Sekjen Front Kedaulatan Maluku (FKM), Moses Tuanakota untuk dimintai keterangan berkaitan dengan pengibaran bendera tersebut.

Selang beberapa menit setelah Sekjen FKM diamankan, sejumlah warga yang mengaku sebagai pendukung dan simpatisan FKM/RMS melakukan pawai sepanjang jalan sambil membawa bendera RMS menuju Mapolda Maluku.

Di depan Mapolda Maluku, para simpatisan tersebut langsung dihentikan dan dibubarkan. Sebanyak 25 orang dari massa tersebut resmi ditahan sebagai tersangka atas pengakuan mereka sendiri sebagai pengikut RMS.

Akibat pawai tersebut kelompok warga lainnya terprovokasi dan massa terkonsentrasi sejumlah daerah seperti di kawasan Trikora Jalan Diponegoro, Jalan Mutiara Hotel Amans, Jalan Telukabessy, pertigaan Jalan Rijali, Jalan AM Sangaji, Jalan Ot Pattimapauw, Jalan Philip Latumahina, dan Jalan Sedap Malam.

Konsentrasi massa itu dipicu pula oleh penemuan mayat tanpa kepala di lokasi Halong Mardika. Korban tewas bernama Noke Meyer. Hingga pukul 14.00 WIT aparat Kepolisian masih menjaga masing-masing kelompok massa yang saling melempar di Tugu Trikora, pusat Kota Ambon.

Gubernur Maluku Karel Ralahalu dan Kapolda Maluku Brigjen Bambang Soetrisno yang turun langsung ke TKP menenangkan dan membubarkan massa, namun massa tidak beranjak. Akhirnya, aparat TNI dan Brimob diturunkan k mengamankan situasi.

Selang beberapa saat setelah aparat TNI dan Brimob diturunkan ke wilayah Trikora, terdengar sekitar 10 kali ledakan beruntun disusul rentetan tembakan.

Selain korban tewas, sejumlah gedung dan rumah pengungsi maupun rumah penduduk dibakar massa. Gedung Perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jalan Anthony Rhebok juga hangus dibakar massa.

Di samping itu, sejumlah rumah penduduk di Jalan Sedap Malam dan rumah pengungsi yang baru dibangun di Jalan Halong Mardika hangus terbakar. Hotel Amans Mardika yang terletak berbatasan langsung dengan kawasan Batumerah yang pada empat tahun konflik tidak terbakar, justru pada Minggu kemarin bagian depannya dibakar massa.

Selain gejolak yang terjadi di pusat-pusat Kota Ambon barak-barak pengungsi yang baru saja dibangun dan ditempati sejumlah pengungsi asal desa Poka-Rumah Tiga, ludes dibakar massa. Pengungsi Poka-Rumah Tiga yang baru menempati barak-barak tersebut selama sebulan ini akhirnya diungsikan kembali ke Desa Galala, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon. Warga yang bermukim di daerah seperti Mardika, Pohon Pule, Batu Gantung Kampung Kolam, dan Urimessing juga telah mengungsikan diri sejak Minggu malam.

Berdasarkan data, di Rumah Sakit Al Fatah dirawat 11 orang korban luka-luka, di RSUD dr Haulussy 1 tewas dan 7 luka-luka, di RS Bhakti Rahayu 1 tewas (Jimmy Sinay) dan 10 luka-luka, termasuk dua anggota Brimob Polda Maluku.

Brimob Dikirim

Dua satuan setingkat kompi (SSK) Brimob Kelapa Dua Mabes Polri, Senin dini hari dikirim ke Ambon untuk mendukung pengamanan Kamtibmas, menyusul bentrokan, Minggu. Pengiriman dilakukan dengan pesawat Hercules. Diperkirakan rombongan pasukan bantuan ini tiba di Ambon Senin siang.

Wakil Kepala Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Soenarko DA mengatakan kepada Pembaruan di Mabes Polri, Senin siang, langkah itu sebagai upaya mengantisipasi agar kerusuhan di Ambon tidak meluas. Tidak menutup kemungkinan jumlah pasukan di Ambon akan terus ditambah, namun sejauh ini situasi di wilayah Ambon terutama di daerah konflik berangsur-angsur bisa diatasi. Diharapkan warga di sana tetap waspada dan menjauhi segala bentuk provokasi.

Dijelaskan, pengamanan wilayah Ambon sebelum terjadi kerusuhan ini sebenarnya sudah berlangsung baik dan terkendali berkat kesadaran tinggi warga masyarakat di sana. Namun munculnya aksi kelompok massa yang terkait dengan RMS akhirnya memicu kerawanan Kamtibmas, sehingga keributan tidak bisa dihindarkan, walaupun pada prinsipnya masyarakat Ambon sangat mencintai dan mendambakan kedamaian.

Menurut Soenarko, di Ambon saat ini berlaku tertib sipil. Adapun jumlah korban tewas berdasarkan hasil investigasi Polda Ambon sampai Senin pukul 11.00 WIB atau 13.00 WITA sebanyak 14 orang, ditambah korban luka sebanyak 121 orang.

Sementara itu, Kadispenum Pusat Penerangan TNI, Kolonel CAJ A Yani Basuki mengatakan, Markas Besar TNI siap membantu aparat kepolisian di Ambon untuk mengamankan situasi di sana.

Mengomentari bentrokan di Ambon, Ketua Umum PBNU, KH Hasyim Muzadi menyatakan, aksi tersebut dilakukan provokator tertentu. Ia mengibaratkan para provokator itu dengan ikan lele. "Ikan-ikan lele itu kan tidak bisa hidup di air yang jernih dan bersih. Jadi maunya suasana di kawasan itu tetap keruh agar mereka bisa tetap memperpanjang hidupnya," katanya yang menampik jika masalah di Ambon itu adalah benturan ulang antara umat Islam dan Kristiani.(VL/G-5/M-11/070)


Last modified: 26/4/04
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/nunusaku
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044