The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

SUARA PEMBARUAN DAILY


SUARA PEMBARUAN DAILY, 27 April 2004

Gubernur Maluku: Jangan Perkeruh Suasana Ambon

AMBON - Gubernur Maluku, Karel Ralahalu, mengingatkan semua pihak agar tidak membuat pernyataan-pernyataan yang bisa memperkeruh suasana. Imbauan yang sama juga ditujukan kepada pers agar bersikap profesional dan tidak memihak dalam memberitakan insiden di Ambon .

Gubernur juga menyatakan, dikotomi pro-NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) dan pro-FKM/RMS (Front Kedaulatan Maluku/ Republik Maluku Selatan) harus dihilangkan. Karena, menurutnya, bila ada kelompok yang mengaku pro-NKRI, kenapa harus membakar gedung-gedung dan sekolah-sekolah.

Pernyataan Gubernur Maluku itu dilontarkan seusai melakukan pertemuan tertutup dengan Kapolda Brigjen Pol Bambang Sutrisno, Pangdam XVI Pattimura Mayjen TNI Sarifuddin Suma, Ketua DPRD, Wali Kota Ambon, Kejati beserta seluruh jajaran Kepala Dinas Pemprov Maluku, tokoh-tokoh agama, dan pimpinan partai politik di Aula Mapolda Maluku, Batu Meja, Ambon, Selasa (27/4) siang.

Kapolda Maluku Brigjen Pol Bambang Sutrisno menambahkan, dikotomi pro-NKRI dan pro FKM/RMS harus dicegah agar tidak berkembang menjadi isu SARA.

Kapolda mengungkapkan pula bahwa seorang aparat Brimob BKO yang baru tiba di Ambon , Senin kemarin, Pratu Lalu Safrudin tewas tertembak, Selasa pagi di daerah Talake, Kota Ambon. Seorang lagi, Alfionori, masih dalam keadaan kritis.

Sementara itu, Menko Polkam Ad Interim lewat telekonferensi di Aula Mapolda Batu Meja, Ambon, Senin, meminta masyarakat untuk tidak main hakim sendiri, agar setiap masalah dapat ditangani secara proporsional dan profesional oleh aparat keamanan dan aparat hukum.

Masih Mencekam

Suasana Kota Ambon hingga Selasa siang masih tampak mencekam. Angkutan umum yang beroperasi masih sangat terbatas. Kantor-kantor dan sekolah juga masih sepi. Barikade jalan di daerah perbatasan dua komunitas belum diangkat.

Dilaporkan pula, Senin malam sekitar pukul 20.00 WIT, sejumlah penumpang KM Dorolonda dari Jakarta yang baru tiba di Pelabuhan Yos Sudarso, Ambon, terluka parah akibat dianiaya oleh orang-orang tak dikenal. Para korban itu selanjutnya dievakuasi oleh aparat ke rumah sakit setempat.

Selain itu, Selasa pagi, ditemukan dua mayat di daerah Kapaha, Tantui, Kota Ambon. Namun, Kapolda Maluku belum memberikan keterangan resmi.

Sebelumnya, menjawab pertanyaan Pembaruan di Ambon, Senin, tentang langkah tegas bagi pengikut FKM/RMS, Gubernur Ralahalu menegaskan, mereka akan ditindak sesuai aturan hukum.

Tentang konspirasi tertentu untuk kembali mengacaukan Maluku, Gubernur Maluku mengatakan, yang terjadi sekarang ini bukan masalah agama, tapi akibat upaya kelompok separatis.

Secara terpisah Ketua Umum BPH Sinode Gereja Protestan Maluku, Pdt Dr IJW Hendriks mengajak semua pihak untuk menahan diri, karena kasus FKM/RMS ini akan diproses sesuai hukum.

Ia mengatakan, seluruh umat Kristen di Maluku tetap pada komitmen mendukung NKRI. Bagi warga Kristen di Maluku, NKRI adalah harga mati yang tidak dapat ditawar oleh apapun. Oleh karena itu, Hendriks mengajak seluruh umat beragama agar tidak terprovokasi untuk melakukan tindakan-tindakan anarkis dalam bentuk apapun.

Data resmi dari Dinas Kesehatan Maluku dan Polda Maluku menyebutkan, di semua rumah sakit yang tersebar di Kota Ambon 23 orang dinyatakan tewas dan 124 mengalami luka. Rumah-rumah pengungsi yang dibakar sejak terjadi insiden Minggu hingga Senin mencapai puluhan.

Situasi Politik

Pengamat , ada semacam prakondisi sebelum kerusuhan di Ambon pecah. Sejumlah pertanyaan muncul, baik sebelum atau pada saat terjadi kerusuhan yang mulai terlihat sejak Minggu (25/4) lalu.

Kondisi yang patut dipertanyakan, antara lain munculnya massa yang sangat banyak dan dalam waktu yang singkat di sekitar Kota Ambon. Selain itu, pemerintah di sana juga telah memberikan peringatan dini tentang kemungkinan terjadinya kerusuhan.

"Jika pemerintah memang sudah memberikan peringatan, kenapa pihak aparat tidak bisa melakukan langkah-langkah antisipasi?" katanya.

Otto meragukan jika kerusuhan di Ambon itu sekadar dipicu oleh pengibaran bendera RMS untuk memperingati hari ulang tahun kelompok itu. Pasalnya, selama darurat sipil diberlakukan di Ambon, kekuatan kelompok itu telah direduksi oleh TNI.

Lagipula, katanya, dalam kondisi di Ambon sekarang, dimana banyak aparat keamanan baik dari TNI atau Polri yang berjaga-jaga, sangat mustahil suatu organisasi atau kelomok masyarakat melakukan kegiatan yang dapat memicu pertikaian.

"Kalau dari faktor agama, saya rasa sulit juga bagi masyarakat Ambon untuk terpicu melakukan pertikaian. Mereka sudah belajar dari pengalaman masa lalu bahwa isu-isu agama bukan berasal dari kalangan mereka tapi oleh pihak ketiga yang ingin agar situasi di sana kacau," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Penerangan Umum TNI, Kolonel CAJ Ahmad Yani Basuki, mengatakan pasukan TNI yang ada di Ambon akan mencegah agar kerusuhan yang terjadi di kota itu tidak meluas dan beralih ke isu-isu agama. Meski demikian, pasukan TNI dikirim ke Ambon hanya untuk membantu polisi dalam melaksanakan tugas pengamanan.

"Meski pasukan TNI hanya membantu tugas polisi, kami akan mencegah agar pertikaian yang terjadi tidak meluas dan beralih ke isu agama. Dengan demikian, diharapkan keadaan di sana bisa dipulihkan dan kembali seperti semula," katanya.

Tentang kekuatan kelompok separatis yang menamakan diri FKM/RMS, Yani mengatakan, kekuatan mereka tidak terlalu besar. Meski demikian, jika kelompok ini membawa isu-isu agama, kerusuhan yang terjadi bisa semakin membesar.

Menanggapi kejadian kerusuhan di Ambon, Sekjen DPI-P, Sutjipto menilai, gerakan terakhir ini sebagai gerakan separatis murni yang sifatnya sangat berbeda dengan kerusuhan yang terjadi di kawasan yang sama beberapa waktu lalu. Untuk menyelesaikannya harus melibatkan pihak keamanan. "Ini sudah bukan masalah etnis lagi , saya menilai kerusuhan terakhir ini bersifat separatis murni, jadi bedil-lah yang harus maju," katanya.

Prihatin

Wakil Ketua II Komnas HAM Salahuddin Wahid yang dihubungi, Selasa (27/4) menyatakan, pihaknya merasa sedih dan prihatin atas terjadinya bentrokan massa di Ambon. Bentrokan massa itu jangan sampai menjurus kepada perang antaragama, karena akan sangat merugikan semua pihak.

Dalam peristiwa tersebut, pihaknya berharap aparat keamanan bisa bertindak tegas, dengan tetap memperhatikan rasa keadilan masyarakat. Kesan yang muncul sekarang bahwa kepolisian membela kelompok tertentu dan kelompok lainnya dibela oleh TNI, seharusnya tidak perlu terjadi. Aparat kepolisian harus bertindak secara profesional untuk mengatasi gangguan keamanan di Ambon.

Ketika ditanya perhatian pemerintah, khususnya Presiden Megawati dan Wakil Presiden Hamzah Haz terhadap peristiwa Ambon, Salahuddin menyatakan pemerintah seharusnya memberi perhatian yang cukup, tidak saja di Ambon, tetapi juga di Poso. Menko Polkam Ad Interim diminta mengambil langkah-langkah yang cepat dan terkoordinasi untuk mengatasi persoalan di Ambon.

''Saya kira beban tugas Hari Sabarno sebagai Mendagri dan Menko Polkam Ad Interim sangat berat. Sebaiknya, Presiden mempertimbangkan kembali untuk menunjuk satu pejabat sebagai Menko Polkam. Mungkin Hari Sabarno cukup menjadi Menko Polkam saja, jabatan Mendagri diserahkan ke pejabat lain, mengingat lingkup tugas yang cukup luas di bidang politik dan keamanan,'' ujarnya.

Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi mengimbau agar seluruh rakyat (warga) Ambon, Maluku, termasuk Papua, secepatnya menyadari, bahwa keinginan untuk melepaskan diri dari ikatan NKRI adalah gagasan yang sangat mencederai nilai-nilai kebangsaan serta akan merugikan rakyat Ambon (dan Papua) itu sendiri.

"Hendaknya ada kesadaran dari rakyat Ambon, melupakan sama sekali keinginan untuk merdeka karena keinginan dan kegiatan itu hanya akan merugikan rakyat Ambon sendiri," ujarnya. (VL/A-16/K-10/O-1/070/M-11)


Last modified: 27/4/04
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/nunusaku
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044