TEMPO, 17 April 2004
Nasional
PKS Sesalkan Intervensi AS atas Pembebasan Ba'asyir
TEMPO Interaktif, Jakarta : Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyesalkan intervensi
pemerintah Amerika Serikat terkait dengan akan berakhirnya masa penahanan
Pemimpin Pondok Pesantren Ngruki, Sukoharjo, Abu Bakar Ba'asyir. Menurut
Presiden PKS Hidayat Nur Wahid, intervensi Amerika Serikat melalui duta besarnya
di Indonesia, Ralph L. Boyce, seharusnya tidak boleh dilakukan dalam hubungan
antara dua negara yang berdaulat. Ba'asyir sendiri akan mengakhiri masa
penahanannya pada 30 April nanti.
"Tanggal 30 nanti akan menjadi ujian bagi pemerintah, apakah akan membiarkan
intervensi atau berani menegakkan hukum secara berdaulat," kata Hidayat seusai
membezuk Ba'asyir di Penjara Salemba, Jakarta, Sabtu (17/4). Dia menegaskan,
intervensi yang dilakukan AS merupakan pelanggaran terhadap kedaulatan Indonesia.
Hidayat datang bersama beberapa pengurus PKS sekitar pukul 13.50 WIB. Turut
mendampingi rombongan Hidayat, pengacara dari tim pembela Ba'asyir, Achmad
Cholil. Selama sekitar 20 menit Hidayat bertemu dengan Ba'asyir.
Sebelumnya beberapa hari lalu, Boyce menemui Ketua Umum Muhammadiyah
Ahmad Syafii Ma'arif. Dia meminta bantuan Muhammadiyah untuk mengupayakan
penangguhan pembebasan Ba'asyir. Pasalnya, Ba'asyir diduga terlibat dalam
pengeboman di Bali dan Hotel JW Marriot, Jakarta. Namun langkah Boyce tersebut
dinilai juru bicara Departemen Luar Negeri Marty Natalegawa telah melampaui batas
kewajaran dan mengarah pada tindakan intervensi.
Menjelaskan pertemuannya dengan Ba'asyir, Hidayat mengatakan hal tersebut sama
sekali bukan merupakan wujud dukungan terhadap aksi terorisme. Dia menegaskan
PKS anti terhadap segala bentuk terorisme, tidak terkecuali dengan terorisme yang
dilakukan negara satu terhadap lainnya. "Serangan Amerika Serikat ke Irak, apa itu
bukan terorisme," katanya menunjuk salah satu contoh.
Sapto Pradityo - Tempo News Room
Copyright @ tempointeraktif
|