ANTARA, 03/03/07 22:28
Lima Orang Dimintai Keterangan Terkait Ledakan Bom
Ambon (ANTARA News) - Aparat kepolisian di jajaran Polres Pulau Ambon dan PP
Lease masih menyelidiki kasus peledakan bom rakitan berkekuatan rendah (Low
Explosive) di kompleks pelabuhan Yos Sudarso Ambon Sabtu pagi yang
menyebabkan sedikitnya 12 orang menderita luka ringan dan berat.
"Sejauh ini pihak Polres telah meminta keterangan dari lima orang sebagai saksi
karena kebetulan mereka berada di tempat kejadian perkara dan belum ada di
antaranya mengarah sebagai tersangka," kata Kabid Humas Polda Maluku, AKBP
Tommy Napitupulu, di Ambon, Sabtu.
Mereka yang dimintai keterangan polisi tersebut umumnya berprofesi sebagai
pengojek dan pedagang atau penjaga kios yang selalu mangkal di kompleks
pelabuhan.
Polisi juga masih menduga bom rakitan yang meledak tepat di depan pintu keluar
masuk pelabuhan itu kemungkinan diletakkan oleh Orang Tak Dikenal (OTK) dalam
sebuah gerobak dan gerobak tersebut telah dibawa ke Mapolres untuk penyelidikan
lebih lanjut.
Meskipun daya ledak bom rakitan itu rendah, lanjut Kabid Humas, namun tetap
berpotensi membahayakan masyarakat karena dilengkapi dengan serpihan-serpihan
paku, jarum atau potongan-potongan besi.
"Sejak terjadinya ledakan bom, aparat kepolisian semakin meningkatkan
pengamanannya dengan menambah jumlah personil petugas baik yang berseragam
lengkap maupun satuan intelejen meskipun sudah banyak terdapat otoritas
keamanan pelabuhan lainnya seperti KPPP, KPLP dan Polisi Militer," ujarnya.
Sementara dari 12 korban luka-luka ringan dan berat yang mendapat perawatan
medis di Rumah Sakit al Fatah Ambon, saat ini tersisa dua pasien yang dalam
kondisi cukup parah di antaranya Anthony Hatalabessy (25) berprofesi tukang ojek
serta Rahman (18) seorang penjaga kios.
Teror bom kompleks pelabuhan Yos Sudarso yang bertetapatan dengan merapatnya
KM. Bukti Siguntang milik PT. Pelni dari Jakarta - Surabaya - Makasar - Bau-Bau -
Ambon -Tual itu tidak membuat panik warga Kota Ambon dan aktivitas masyarakat
tetap berjalan normal. (*)
COPYRIGHT © 2007 ANTARA
|