The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Cenderawasih Pos


Cenderawasih Pos, Sabtu, 24 Maret 2007

Sosok Sikas, Pria Sukoharjo yang Menyimpan Bahan Peledak Dahsyat di Rumahnya
Dikenal Sabar, Hampir Berangkat Jihad ke Ambon

Warga di Dukuh Pancasan, Desa Toriyo, Kecamatan Bendosari, Sukoharjo, Solo, hingga kemarin masih tercengang atas penangkapan Sikas. Mereka terkejut begitu mendapati kenyataan bahwa sejumlah bahan peledak berkekuatan dahsyat disimpan di rumah pria 37 tahun itu. Bagaimana keseharian Sikas?

WIJAYANRI-W. ARISUDEWO, Sukoharjo

Hingga Kamis (22/3) kemarin, ratusan warga masih berdesak-desakan di rumah Sikas. Kebanyakan mereka ingin tahu perkembangan terbaru pasca penemuan bahan peledak di rumah Sikas, Rabu dini hari lalu.

Saat itu, aparat kepolisian dan tim Detasemen Khusus (Densus) 88 menemukan sejumlah bahan peledak. Jika dirinci, bahan peledak tersebut terdiri ata! s 750 kg potassium chlorate berkadar 99,7 persen, 16 bom lontar atau bom lontong, serta 25 kg bahan peledak tipe TNT. Bahan peledak itu ditemukan dalam bungker berukuran 3 x 4 meter di dapur rumah Sikas.

Bahan-bahan berbahaya itu berhasil diangkat setelah digali sekitar dua jam.

Selain bahan peledak yang ditanam dalam tanah, petugas menemukan 2.009 butir peluru dalam bentuk magasin jenis M-16 dan SS-1, sepucuk senjata laras panjang tipe M-16 AR Organik, dua pucuk senjata api rakitan jenis revolver, 200 detonator aktif, serta sebuah gobang sepanjang 35 cm. Belakangan juga terungkap, berdasar pengakuan Sikas, di rumah itu disimpan 500 kilogram atau setengah ton bahan peledak.

Pasca penggerebekan ! tersebut, wartawan koran ini (Grup Cenderawasih Pos) kemarin mendatangi rumah orang tua Sikas, Mitro Mirejo, yang tepat di sebelah utara tempat tinggal Sikas. Di sana terlihat ibu-ibu sibuk menyiapkan minuman untuk petugas dari kepolisian yang sedang mempersiapkan prarekonstruksi penggerebekan. Salah seorang yang berada di rumah itu adalah Tri Maryanto, teman Sikas saat sama-sama duduk di SDN Toriyo.

"Penangkapan Sikas membuat saya kaget sekaligus takut. Dia (Sikas) tidak pernah ikut campur urusan orang lain. Meski di rumah saya banyak berkumpul bandar togel, dia tetap mau main ke rumah saya. Bahkan, saat saya minta untuk memperbaiki rumah saya, dia tak menolak," ungkap Tri.

Selama hampir 30 tahun bertetangga dengan Sikas, Tri tidak pernah mendapatkan! kesan jelek pada sosok Sikas. Yang dia ketahui, Sikas suka menolong, aktif dalam semua kegiatan, dan hidup sederhana. "Saking sederhananya, dia tidak memiliki kendaraan, meski hanya sepeda onthel. Padahal, kakak dan adiknya memiliki sepeda motor," katanya.

Tri menceritakan, setiap malam Jumat, Sikas rajin mengajar di pengajian ibu-ibu dan nyaris tak pernah absen. "Makanya, tidak ada yang nyangka akhirnya seperti ini (Sikas ditangkap karena menyimpan bahan peledak di rumahnya, Red)," kata Ny Ngadikem yang tempat tinggalnya ttepat di belakang rumah Sikas. "Dengan penangkapan itu, saya jadi takut dan menduga-duga, apakah selama ini sifat aslinya memang baik atau hanya dijadikan kedok agar warga tidak curiga," ungkap Tri.

Soal organisasi yang diik! uti, menurut sepengetahuan Tri, Sikas tidak pernah terlibat kegiatan ormas Islam seperti LDII, FPI, MMI, atau Hizbut Tahrir. Dia menyatakan, Sikas hanya sering beraktivitas di majelis tafsir Alquran di desanya dan aktif mengajar di TPA (taman pendidikan Alquran). "Memang, dulu pernah dengar bahwa Sikas hendak berangkat jihad ke Ambon. Tapi, sepertinya batal berangkat karena ada larangan jihad dari pemerintah," katanya.

Menurut penuturan ibu-ibu yang selama ini menjadi murid mengaji di masjid, Sikas merupakan pengajar yang baik. Karena itu, mereka sama sekali tidak menyangka bahwa Sikas telah berbuat melanggar hukum. Bahkan, sebelum berangkat ke Jogja pada Selasa sore lalu (sehari sebelum penemuan bom), Sikas sempat menimang Salimah, anak angkatnya yang berusia 3,5 tahun.

Menurut Wagiyem, salah seorang tetangga Sikas yang mengaku menjadi pengikut pengajian itu, dirinya juga sangat terkejut ketika polisi menggerebek rumah ustadnya tersebut dengan dalih dijadikan tempat menyimpan bahan peledak.

Sebab, kata dia, selama mengikuti pengajian, dirinya sama sekali tidak menangkap kesan bahwa ustadnya itu adalah orang yang berwatak keras. (*)

All Rights Reserved 2004. Cenderawasihpos.com
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/rumah3poka
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044