DEWA, 19 Apr 2007
Pengawas APBD Kecewa Proyek Dinas Kesehatan
Ambon, Dewa
Tim Pengawasan APBD 2006 DPRD Kota Ambon, untuk Kecamatan Teluk Ambon,
Rabu (18/4) kemarin melakukan peninjauan ulang terhadap proyek Puskesmas
Pembantu (Pustu) Kampung Kranjang, Desa Rumahtiga dan rumah dinas petugas
medis di Pustu Wayame.Tim dipimpin Ketua Irsal Lisaholet,SE dan didampingi staf
dari Dinas Kesehatan Kota Ambon.
Dari hasil peninjauan ulang tersebut terdapat sejumlah masalah dan tim akan
merekomendasikan kepada Pimpinan Dewan, untuk disampaikan kepada Walikota.
Sekretaris Tim Pengawasan APBD DPRD Kota Ambon F.A. Loupatty, S.Pi, usai
peninjauan, kepada wartawan mengatakan, pihaknya sangat kecewa terhadap Pustu
Kampung Kranjang, karena baru beberapa bulan diserahkan, tapi sudah ada
tanda-tanda retak.
Di samping itu, terkesan penyelesaian rabat di depan Pustu dipaksakan, karena
pekerjaan asal-asalan. Pula, pada saat peninjauan pertama, rabat dan tiang bendera
tidak ada.
"Proyek dengan anggaran Rp 205 juta itu, tidak ditunjangi dengan fasilitas
pendukung, seperti sarana sanitasi yang representatif, karena bagaimana pun limbah
dari aktifitas pelayanan di Pustu tersebut,akan berdampak langsung bagi masyarakat
di sekitarnya," kata Loupatty.
Ia mengakui menemui kejanggalan walaupun dalam penjelasan sudah ada surat
pembebasan lahan. Tetapi menurutnya harus ada perhatian agar jangan sampai pada
waktu tertentu mendapat klaim dari kelompok masyarakat. Sebab, tambahnya lagi,
pengalaman sudah terjadi di beberapa Pustu maupun Puskesmas di Kota Ambon dan
juga terhadap fasilitas Pemkot yang lain.
Ia menambahkan, kalau melihat pembuatan septictang di Pustu Kampung Kranjang
tidak terlihat jelas letaknya dimana, kalau letaknya tidak jelas, maka pada saat
pembuatan pagar, akan berpengaruh langsung terhadap keberadaan septictang itu.
"Untuk masalah ini, harus dikaji ualang, dan pikiran tim akan dituangkan dalam
bentuk laporan yang disampaikan kepada Pimpinan Dewan, untuk ditindaklanjuti oleh
pihak eksekutif," kata Loupatty. Kemudian rumah dinas petugas medis di Pustu
Wayame, menurut Loupatty, setelah ditinjau dari dekat, tim sangat kecewa, kendati
sudah realisasi 100 persen, karena sesuai dengan pengamatan tim, ternyata rumah
tersebut tidak bisa difungsikan, karena tidak ada dapur.
Lebih celaka lagi, dalam perencanaannya, dapur, ruangan keluarga dan kamar
keluarga disatukan, terlihat tata letaknya sangat tidak manusiawi, sehingga petugas
medis yang melayani di Pustu Wayame tersebut, tidak bisa melaksanakan tugas
dengan baik, padahal dana untuk anggaran rumah dinas tersebut cuku besar, yaitu
Rp 117.850.000,-.
Selain itu, letak Pustu dan dan rumah dinas tersebut, berdekatan dengan sarana
pendidikan, sehingga sangat berpengaruh terhadap proses pelayanan kesehatan.
"Tim juga melihat ada deretan bangunan yang berdempetan dengan Pustu, mungkin
rumah guru,sehingga ini menjadi temuan tim dan menjadi bahan laporan. Kami tetap
melakukan pengawasan scara maksimal. Karena itu, kami minta perhatian dari Dinas
Kesehatan terhadap hasil temuan tim," tegasnya seraya menambahkan, baik di
Pustu Kampung Kranjang maupun rumah dinas petugas medis di Pustu Wayame, air
bersih tidak ada, bagaimana bisa melakukan aktifitasnya, kalau tidak air bersih. Tim
semakin kecewa terhadap proyek Dinas Kesehatan Kota Ambon. [D3W] |