KOMPAS, Jumat, 02 Maret 2007
Warga Kompleks Galunggung Memilih Tinggal di Rumah
Ambon, Kompas - Pascabentrokan antara warga asal Kailolo dan Rohomoni, aktivitas
warga Galunggung, Batumerah, Kota Ambon, Maluku, Kamis (1/3), masih sepi.
Jalanan lengang dan pintu-pintu rumah tertutup. Warga memilih tinggal di rumah
untuk mengantisipasi kemungkinan penyerangan susulan.
Warga khawatir akan ada keributan lagi karena pada Rabu sekitar pukul 23.00 WIT
rumah milik Abu Marasabessy dirusak massa. Rumah di ujung Lorong Tembok itu
dilempari batu oleh sekelompok orang. Serangan itu menyebabkan kaca-kaca rumah
pecah. Penyerang bisa menyusup ke belakang kompleks permukiman karena polisi
terkonsentrasi di bagian depan permukiman.
Setelah penyerangan itu, polisi berjaga-jaga di depan dan belakang kompleks
Galunggung. Kepolisian yang terdiri atas personel Brimob dan Samapta dari
Kepolisian Daerah Maluku serta Kepolisian Resor Pulau Ambon dan Pulau-pulau
Lease juga berpatroli keliling kompleks.
Penjagaan ketat masih dilakukan hingga Kamis siang. Polisi bersenjata laras panjang
dan pendek menjaga mulut-mulut jalan di sekitar Lapangan Galunggung. Sejumlah
persimpangan jalan juga dijaga personel Brimob BKO (bawah kendali operasi) Kelapa
Dua dan Polda Maluku. Polisi juga menjaga rumah Daud Sangadji dan Abu
Marasabessy yang dirusak massa penyerang.
Sejumlah warga Lorong Tembok yang khawatir memutuskan mengungsi dan tinggal di
rumah keluarganya di kawasan lain. Untuk memantau perkembangan situasi,
kepolisian juga berpatroli menggunakan helikopter.
Mengenai peledakan dua bom di perbatasan Negeri Rohomoni, Pulau Haruku, Maluku
Tengah, Rabu pukul 00.00 WIT, Kepala Bidang Humas Polda Maluku Ajun Komisaris
Besar Tommy Walder Napitupulu menyatakan, sampai kemarin dia belum mendapat
informasi mengenai hasil pengecekan di lapangan. (ANG)
Copyright © 2002 Harian KOMPAS
|