The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

KOMPAS


KOMPAS, Minggu, 11 Maret 2007

Hujan Badai sampai April
Kapal-kapal di Teluk Ambon Saling Bertabrakan

Jakarta, Kompas - Angin kencang yang melanda sebagian wilayah Indonesia akhir-akhir ini berasal dari angin barat yang dipicu oleh badai tropis yang muncul di kawasan Australia. Angin kencang kemungkinan masih akan berlangsung sampai April karena badai tropis masih berpotensi terbentuk.

Paulus Agus Winarso, anggota Dewan Riset Nasional, yang juga pakar cuaca dan iklim, ketika dihubungi, Sabtu (10/3), mengatakan, seharusnya musim badai sudah berlangsung Desember lalu. Namun, perubahan iklim global yang membuat pola iklim dan cuaca menjadi tak menentu menyebabkan musim badai tropis baru muncul Maret ini.

"Dalam musim badai, biasanya terjadi enam sampai tujuh badai tropis, sedangkan saat ini baru muncul tiga. Kalau mengikuti pola yang normal, seharusnya masih akan terbentuk tiga sampai empat badai tropis lagi hingga April," katanya.

Meski demikian, pola iklim dan cuaca yang saat ini berbeda dengan normalnya bisa saja membuat faktor-faktor yang memungkinkan terbentuknya badai tropis tidak muncul sehingga dampak angin kencang juga tidak terjadi. Pengamatan Paulus menunjukkan, tahun lalu bahkan tidak ada badai tropis sama sekali.

Angin kencang yang muncul di Teluk Ambon kemarin, misalnya, dipicu oleh badai tropis yang terbentuk di timur Australia bagian utara, ditambah dua badai tropis lagi yang terbentuk di arah timur laut. Angin kencang di Kediri yang juga terjadi kemarin merupakan sisa dari badai tropis Jacob yang muncul di selatan Jawa Barat dan Australia.

Saling bertabrakan

Dari Ambon dilaporkan, angin ribut disertai gelombang kuat yang muncul sekitar pukul 13.15 WIT kemarin menyebabkan puluhan kapal kayu yang sedang bersandar di Pelabuhan Slamet Riyadi saling bertabrakan.

Karena kuatnya benturan, terdengar suara gemeretak seperti kayu patah. Para awak kapal pun berlarian. Sebagian berusaha menyelamatkan kapalnya agar tidak jebol bagian lambungnya. Caranya, dengan melepas tali-tali tambatan sehingga kapal lepas ke tengah teluk. Sebagian tali tambatan bahkan harus diputus karena sudah terlalu tegang akibat tarikan kapal yang terseret gelombang.

Teriakan panik para awak kapal mewarnai Pelabuhan Slamet Riyadi. "Kalau tali kapal tidak dilepas, lambung bisa jebol karena saling tabrak dan tertarik oleh tali itu sendiri," kata Haji Ayun, pemilik Kapal Motor Yuni Bahari.

Gelombang kuat itu juga menyebabkan kapal-kapal kecil yang akan diselamatkan terombang- ambing. Tenaga mesin kapal tidak kuat melawan gelombang dan gerak kapal justru mundur terdorong arus. Satu kapal dayung nelayan sempat terbalik, tetapi penumpangnya selamat.

Berkaitan dengan peristiwa itu, PLH Administrator Pelabuhan Ambon Abraham J Lesnussa akhirnya menunda seluruh pelayaran lokal.

Selain di Teluk Ambon, angin kencang kemarin juga melanda sejumlah tempat di Jawa Timur, termasuk di kaki Gunung Kelud.

Copyright © 2002 Harian KOMPAS
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/rumah3poka
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044