The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

KOMPAS


KOMPAS, Selasa, 13 Maret 2007

Pelayaran Masih Rawan
Satu Warga di Hulu Sungai Tengah Tewas Tertimpa Pohon

Ambon, Kompas - Angin kencang yang disertai gelombang setinggi lebih kurang empat meter telah mengganggu jadwal pelayaran di daerah tenggara Maluku, seperti Aru, Tual, Dobo, dan Saumlaki. Keberangkatan sejumlah kapal terpaksa ditunda karena kondisi cuaca yang demikian dinilai rawan bagi pelayaran.

Billy Tikarima, Kepala Kantor Pelabuhan Kelas IV Saumlaki, Maluku Tenggara Barat, Senin (12/3), mengatakan, gangguan pelayaran itu sudah berlangsung hampir satu bulan. Keberangkatan kapal-kapal sering ditunda karena tinggi gelombang di atas dua meter dan angin sangat kencang.

Di Jakarta, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Badan Meteorologi dan Geofisika Mezak A Ratag mengatakan, kecepatan angin dari perairan utara Nusa Tenggara ke selatan pada Senin kemarin akan mendapat kekuatan akibat penguapan air laut di Samudra Hindia. "Selanjutnya, kondisi depresi tropikal ini bisa meningkat menjadi badai tropis dan siklon," katanya.

Ia memperkirakan, kecepatan angin dari perairan utara Nusa Tenggara itu akan meningkat menjadi badai dalam dua hari mendatang. Karena itu, masyarakat diharapkan tetap waspada.

Tertimpa pohon

Dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan, dilaporkan, angin kencang yang mengiringi guyuran hujan di Desa Banua Rantau, Kecamatan Balang Alai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Minggu malam, menelan satu korban jiwa dan merusak sejumlah bangunan. Seorang warga, Salmah, tewas saat rumahnya tertimpa pohon aren yang roboh akibat terpaan angin.

Kepala Kepolisian Resor Hulu Sungai Tengah Ajun Komisaris Besar Eko Krismianto menjelaskan, rumah korban sudah lapuk dan tua. Karena itu, ketika pohon aren menimpa rumah tersebut, sebagian bangunan ikut roboh.

Dari Bandung diinformasikan, kerugian nelayan di wilayah pantai utara dan wilayah pantai selatan Jawa Barat yang tidak bisa melaut sekitar Rp 1 juta-Rp 2 juta per orang per sekali melaut. Bahkan, dalam beberapa hari ini perputaran uang di tempat pelelangan ikan di beberapa daerah Jawa Barat pun berjalan tidak maksimal.

Menurut Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Jawa Barat Ulung Laksamana, kerugian nelayan dalam beberapa hari tidak bisa melaut semakin membengkak. (FUL/ANG/NAW/CHE)

Copyright © 2002 Harian KOMPAS
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/rumah3poka
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044