KOMPAS, Minggu, 18 Maret 2007
Selamat Setelah Hilang 15 Hari
Pertolongan Datang dari Kapal Ketujuh di Laut Lepas
Agung Setyahadi
Ambon, Kompas - Mukjizatlah yang menyelamatkan dr Juliana Carolus, Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku, dan lima anggota stafnya.
Mereka ditemukan dalam keadaan selamat setelah hilang di laut selama 15 hari sejak
28 Februari 2007 dalam perjalanan Saumlaki-Kormomolin.
Mereka sudah dievakuasi ke Ambon untuk pemulihan kondisi fisik dan psikis.
Juliana beserta lima anggota stafnya, Nel Tulalean, Maikel Jilfufin, Dani Ariesan,
Adebu Rahanluan, dan Sami Jabar, ditemukan nelayan di perairan Pulau Trangan di
antara Papua dan Australia pada 14 Maret. Pulau ini berjarak 320 mil arah timur
Saumlaki, Maluku Tenggara Barat.
KM Putra Tunggal yang dinakhodai Samsudin (21) menolong mereka dan
mengevakuasinya ke Dobo, ibu kota Kabupaten Maluku Tenggara. Mereka tiba di
Dobo pada Jumat (16/3) pukul 22.00 WIT. Korban diperiksa dokter dan diizinkan
beristirahat di penginapan karena kondisi kesehatan mereka bagus.
Keenam korban itu dievakuasi ke Ambon, Sabtu, dengan menggunakan pesawat dan
tiba di Bandara Pattimura pukul 12.45 WIT. Kedatangan rombongan disambut rasa
bahagia dan haru oleh keluarga dan sejumlah pejabat Pemerintah Provinsi Maluku.
Keluarga Juliana yang menunggu sejak pagi di bandara memeluk saudaranya itu
sambil menangis.
Adebu Rahanluan yang mengemudikan speedboat menuturkan, musibah ini berawal
dari mesin yang tiba-tiba mati. Padahal, waktu mereka hanya kurang 15 menit untuk
sampai tujuan di Kecamatan Kormomolin.
Karena malam hari, posisi mereka tidak terlihat oleh para nelayan dan masyarakat.
Kapal terdorong angin kencang ke tengah lautan menjauhi Pulau Yamdena. Pagi
harinya mereka berada di perairan Meyano, Kormomolin.
10 kali badai
Pada 1 Maret sore, lanjut Adebu, mereka sudah berada di Tanjung Neraka. Di situlah
mereka terkena badai dan sejak itu tidak lagi melihat daratan.
"Sekitar pukul 15.00 kami berada di ujung Tanjung Neraka. Pas saat itu cuaca yang
cerah tiba-tiba berubah menjadi badai. Gelombang besar, kami diguncang ke
kiri-kanan. Kami hanya bisa berteriak dan berdoa. Kami akhirnya dikeluarkan dari
badai itu dan cuaca kembali cerah," ungkap Juliana.
Selama terombang-ambing di tengah lautan, lanjut Juliana, mereka dihantam badai
sekitar 10 kali. Badai datang selang antara dua dan tiga hari. "Mukjizat datang setiap
ada badai. Gelombang yang datang pecah sebelum mengenai kapal. Air yang kami
minum pun berasal dari air hujan yang menyertai badai. Kami tampung air di
plastik-plastik bungkus MP (makanan pendamping) ASI," kata Juliana.
MP ASI itu merupakan makanan yang akan diberikan kepada anak-anak balita di
Kormomolin yang menderita gizi buruk. Niat mulia itu yang menyelamatkan mereka
dari maut.
Harapan selamat muncul saat ada kapal-kapal nelayan dan kapal kontainer. Namun,
tidak ada yang menolong mereka. Pertolongan datang dari kapal ketujuh yang muncul
di lautan lepas itu.
Juliana menuturkan, perahu mereka sempat dikira kayu yang terbawa arus. Para
nelayan mendekati mereka dan sempat mengira itu kapal yang terbakar saat dari
kejauhan melihat warna oranye pelampung yang dipakai para korban. Mereka
mendekat, tetapi sempat berhenti karena yang mereka lihat hanya laki-laki.
"Mungkin mereka takut atau bagaimana. Saya kemudian berteriak berdoa. Setelah
para nelayan mendengar suara perempuan, mereka mendekat dan menyelamatkan
kami," tutur Juliana.
Dianugerahi penghargaan
Rombongan dr Juliana Carolus yang selamat dari maut akan dianugerahi penghargaan
khusus oleh Pemprov Maluku. Mereka ditimpa musibah saat menjalankan tugas
mulia menolong anak- anak balita yang menderita busung lapar di Kormomolin,
Kabupaten Maluku Tenggara Barat.
Juliana Carolus melaksanakan niat mulia itu dengan mempertaruhkan keselamatan
jiwanya karena memutuskan berangkat malam hari dari Saumlaki pada 28 Februari. Ia
berangkat malam karena ingin menyiapkan segala sesuatu sebelum bupati tiba di
Kormomolin. Dalam perjalanan itu, ia membawa makanan pendamping ASI bagi
balita.
"Kami juga akan memberi penghargaan kepada penyelamat dan masyarakat yang
sudah berpartisipasi melakukan pencarian," kata Karel Albert Ralahalu, Gubernur
Maluku, saat menjemput rombongan Juliana, Sabtu.
Ia menilai, Juliana merupakan sosok yang memiliki motivasi luar biasa dalam
menjalankan tugasnya. "Ini pelajaran yang amat berharga sehingga pimpinan maupun
bawahan harus betul- betul konsekuen dalam menjalankan tugas-tugasnya," ujarnya.
Copyright © 2002 Harian KOMPAS
|