KOMPAS, Kamis, 22 Maret 2007
Listrik di Maluku Minim
Medco Minati Pengembangan PLTG di Kalteng
Ambon, Kompas - Masyarakat di 340 dari 800 desa di Maluku hingga kini belum
mendapat pelayanan PLN. Akibatnya, perekonomian di desa-desa terpencil itu sangat
tertinggal. Rencananya akan diterapkan teknologi pembangkit listrik tenaga surya,
bayu, dan mikrohidro sesuai dengan potensi masing-masing daerah.
Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu, Rabu (21/3), mengatakan, listrik di Maluku
baru bisa dinikmati sekitar 30 persen penduduk. Itu pun terkonsentrasi di perkotaan.
Karena itu, pengembangan teknologi pembangkit listrik berbiaya murah sangat
dibutuhkan.
Ristianto Sugiyono, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Maluku,
menambahkan, saat ini masih ada 340 desa dari 800 desa di Maluku yang belum
memperoleh layanan listrik. "Karena itu, kami akan melihat apakah di daerah itu
energi listrik bisa dikembangkan. Penyediaan listrik itu tentunya akan dikaitkan
dengan pemberdayaan masyarakat sehingga kemiskinan dan masalah tenaga kerja
teratasi," katanya.
Kemarin Menteri Negara Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (PPDT)
Saifullah Yusuf, seusai meresmikan pembangkit listrik tenaga bayu di Desa
Latuhalat, Ambon, mengatakan, sebagian besar desa yang belum mendapat listrik
sangat berharap mendapat pelayanan PLN. "Kami akan kembangkan pembangkit
listrik berbahan bakar tergantikan supaya murah," katanya.
Dikaji lebih lanjut
Pembangkit listrik bertenaga bayu di Latuhalat dibangun oleh Scienmet Group dan
Pemerintah Provinsi Maluku. Hal ini merupakan model pemenuhan energi listrik yang
disinkronkan dengan pemberdayaan masyarakat. Energi listrik disediakan untuk
kebutuhan konsumsi sekaligus produksi masyarakat.
Model itu, ujar Saifullah, akan dikaji lebih lanjut apakah bisa diterapkan di daerah lain.
Pemanfaatan tenaga surya dan mikrohidro juga dikembangkan.
Untuk mempercepat pertumbuhan daerah tertinggal di Maluku, kata Saifullah,
Kementerian PPDT mulai tahun 2007 menyediakan dana bagi lima kabupaten, seperti
Maluku Tenggara dan Maluku Tenggara Barat. Masing-masing kabupaten
memperoleh dana antara Rp 15 miliar dan Rp 20 miliar. Dana itu bisa digunakan oleh
masyarakat untuk membangun jalan, sarana air bersih, dan pembangkit listrik.
Dari Palangkaraya dilaporkan, PT Medco Power Indonesia berniat menggandeng
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah untuk membangun pembangkit listrik tenaga
gas (PLTG) berkapasitas 2 x 40 megawatt. Kalau hal itu terwujud, provinsi ini akan
memiliki PLTG yang pertama pada tahun 2009. (ANG/CAS)
Copyright © 2002 Harian KOMPAS
|