KOMPAS, Selasa, 22 Mei 2007
KPU Maluku Tengah di Bawah Tekanan
Ambon, Kompas - Komisi Pemilihan Umum atau KPU Maluku Tengah berada di
bawah tekanan pendukung dua pasangan calon kepala daerah yang merasa dirugikan
dalam proses pemilihan. Akibatnya, KPUD itu tidak berani mengumumkan hasil
penghitungan suara sementara dengan alasan keselamatan anggota dan kestabilan
keamanan di Maluku Tengah.
La Alwi, Ketua Pokja Penghitungan Suara dan Penetapan Hasil Pilkada KPU Maluku
Tengah, Senin (21/5), mengakui, pascapencoblosan dirinya dan anggota lainnya
mengalami tekanan dari para demonstran. Mereka dihujat dan dituduh memanipulasi
hasil penghitungan suara.
Kemarin pihaknya kembali didemo oleh massa pendukung pasangan calon nomor
urut 1 (Jusuf Latuconsina-Leonard Lohy) dan pendukung nomor urut 4 (Marlatu
Laurence Leleury–Lamdjal Abdurrahman Waleru).
Aspirasi mereka seragam, yakni mendesak KPU Maluku Tengah agar menghentikan
penghitungan suara dengan alasan banyak pemilih yang tidak terdaftar. Mereka juga
minta KPU Maluku Tengah tidak mengumumkan hasil penghitungan sementara.
Demonstrasi seperti ini telah berlangsung sejak Jumat lalu.
Menyikapi tekanan ini, KPU Maluku Tengah memilih tidak mengumumkan hasil
sementara penghitungan suara. KPUD mempertimbangkan keselamatan anggota dan
stabilitas keamanan. Meski demikian, proses penghitungan suara, menurut Alwi,
tetap dilakukan.
Pilkada Jateng
Di Semarang, Ketua Divisi Informasi dan Pendidikan Politik KPU Jateng Ida Budhiati
menyatakan adanya tambahan pemilih sebanyak 1,6 juta orang. Penambahan
diketahui setelah dilakukan pemutakhiran data.
Konsekuensinya, anggaran pelaksanaan pilkada tahun 2008 yang telah ditetapkan
sebesar Rp 481 miliar itu harus ditambah sekitar Rp 500 juta.
Sementara itu, desakan agar Pilkada Jateng nanti mengakomodasi kepentingan
kaum difabel makin menguat. Sebab, di seluruh Jateng setidaknya ada 200.000 kaum
difabel yang tersebar di berbagai daerah. Selain Solo, kaum difabel juga banyak di
Pemalang. (ANG/WHO)
Copyright © 2002 Harian KOMPAS
|